"jadi Galih di suruh bunda buat jadi tutor lo?"
Bianca bertanya masih tidak percaya setelah mendengar dengan serius penjelasan teman karibnya, Alma.
Alma bergumam malas. "Kenal juga ngga."
"Hah? lu ga kenal Galih?" Bianca terperanjat kaget mendengar jawaban Alma.
"Iya," kata Alma. "Bunda yang ngenalin Galih ke gue. Dia anak nya temen bunda."
Bianca menggeleng tak percaya dengan penjelasan Alma, membuat poni wanita itu tergeser. Bianca mendekat ke Alma menepuk-nepuk pipi nya. "Lo ga lagi nge halu kan Al?"
"Najis banget nge halu in tuh cowok,"ucap nya ketus kontan membuat Bianca lagi lagi menganga tak percaya.
"Lu tau ga sih dia itu salah satu most wanted di sekolah kita. Dan kalo berita tentang 'Galih si most wanted menjadi tutor Almahira si trouble maker' ke sebar ke penjuru sekolah bisa mampus lu kena bully fans nya." Alma membekap mulut Bianca sekuat tenaga dengan tangan kanan nya. Tidak kalah kuat nya, Bianca dengan kasar melepaskan bekapan Alma.
Bianca meludah ke lantai kemudian mengusap-usap bibir nya menggunakan tangan kanan dan kiri nya bergantian dengan jijik. "Tangan lu bau terasi anjir," cibir Bianca.
"Mending sekarang lu kalo mau ngomong tuh di filter dulu ya Bi. Jangan sampe deh, gara-gara tuh mulut ember anak-anak sekolahan pada tau kalo Galih itu tutor gue," ucap nya sinis, berbisik.
Bianca mencebik. "Awas aja kalo lu suka sama Galih, gue gaakan mau jadi temen lu lagi."
"Dih. Ga akan," seru nya dengan penuh penekanan. "Bukan type gue banget dah, lo santai aja, gaakan gue rebut deh." Alma menepuk-nepuk pundak Bianca dengan senyum simpulnya.
Bianca membuat tanda ok dengan jari nya. "Gue mau keluar dulu, mau liat mas Galih main basket," seru Bianca bersemangat dengan senyum lebar nya.
"Hush hush sana pergi."
Setelah Bianca pergi, melihat Galih bermain basket di lapangan yang berada tepat di depan kelas nya, Alma memilih berjalan mendatangi Raka yang sedang tidur di kursinya dalam posisi duduk. Tangannya di lipat di depan dada dengan headset polos putih yang terpasang di kedua telinga nya.
Alma duduk di kursi kosong tepat di samping Raka yang sedang tertidur. Alma mencabut sebelah kanan headset milik Raka lalu memasangnya di telinga sebelah kirinya.
Raka membuka matanya menoleh pada Alma yang berada di sampingnya, memejamkan mata. Yang kemudian seperti adegan di film-film romantis, Raka memiringkan tubuh nya menghadap Alma dengan tangan yang mengusap lembut kepala wanita yang notabene nya itu adalah sahabatnya sejak kecil.
"Lo cantik juga kalo lagi diam," ucap Raka dengan senyum tipis nya.
"Kalo tangan lo masih mau sehat sehat aja, mending singkirin tuh tangan dari kepala gue," ancam Alma dengan mata yang masih terpejam.
Mendengar itu kontan membuat Raka menarik tangannya dari atas kepala Alma, kemudian mengusap-usap lembut tangannya seakan ancaman Alma akan terjadi jika dia tidak segera menarik tangannya.
Alma membuka matanya lalu mencabut headset dari telinganya. Dia menoleh pada Raka dengan senyum manis nya. "Kantin yuk," ajak Alma penuh semangat. Raka menggeleng lalu menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya. Alma mendengus sebal mengalihkan pandangannya dari Raka.
"Mau ke kantin ngga?," celetuk Ucup kemudian duduk di atas meja milik Raka. "Gue traktir deh," kata Ucup sembari menaikkan sebelah alis nya.
Sudah sangat jelas, Alma yang terkenal suka gratisan itu langsung mengangguk mantap. "Sultan kayak lu emang harus sering traktir kaum duafa kayak gue," ucap Alma sambil menepuk-nepuk pundak Ucup.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boyfriend
Teen FictionSemua bermula dari pertemuan Galih Abian Farzan dengan Almahira Anya Arabella. Semenjak pertemuan itu Alma maupun Galih selalu merutuki diri mereka. Galih, pria tampan dengan segudang prestasi yang menjadi idaman para wanita di sekolah nya mendadak...