Pink Strawberries 🍓 18+

9.3K 387 73
                                    


Pagi tadi Vernon pergi bersama member lain untuk bermain baseball. Seungkwan yang biasanya bersemangat pergi keluar untuk berolahraga sekarang terbaring lemah di tempat tidur. Dari kemarin malam kepalanya sakit dan tengkuknya terasa sangat kaku. Boo Seungkwan yang biasanya aktif dan tidak bisa diam sekarang hanya meringkuk di bawah selimut tak berdaya.

Vernon sudah mengajaknya pergi ke dokter, tapi Seungkwan yang keras kepala menolak. Dia bilang istirahat sebentar juga sembuh. Tapi sampai keesokan harinya, sakit kepala itu tidak kunjung sembuh. Sakit kepalanya justru bertambah parah hingga telinganya berdengung dan rasanya ingin muntah setiap kali rasa sakit itu datang berdenyut-denyut.

"Aku pikir kau ikut pergi." Minghao berdiri di depan pintu kamar, menatap orang yang sedang berbaring di bawah selimut.

"Hyung, kepalaku sakit sekali... " keluh Seungkwan dengan suara lemah.

"Aku punya banyak obat herbal. Kalau mau ambil saja di kamarku." kata Minghao.

Seungkwan mengangkat kepalanya dari selimut dengan mata cerah, "Bisa tolong ambilkan dan bawa kemari?" Tersenyum lebar sampai semua giginya terlihat, namun lelaki China bertubuh kurus itu hanya menyipitkan matanya, seolah-olah mengatakan 'Diberi hati minta jantung.'

"Ambil sendiri. Kau hanya sakit kepala kan? Bukan lumpuh?" Minghao berbicara sembari berbalik, berjalan pergi dengan acuh tak acuh.

"Ah, Hyung~" Seungkwan merengek sembari menendang-nendang selimutnya seperti anak kecil merajuk.

"Aku mau pergi berenang. Obatnya ada di laci meja nakas, ambil saja." kata Minghao sembari pergi.

Seungkwan menggulung tubuhnya di dalam selimut seperti telur gulung. Terlalu malas untuk bangun dari tempat tidur. Kalau saja Vernon ada di dorm, Seungkwan pasti sudah menyuruh kekasihnya itu untuk mengambil obat di kamar Minghao hyung. Untuk beberapa saat, ia hanya berbaring menunggu Vernon pulang.

Setelah menunggu dan menunggu, Seungkwan pada akhirnya pergi ke kamar Minghao sendiri untuk mengambil obat. Semua orang sedang pergi, jadi dorm sangat sepi. Ia memasuki kamar lelaki china itu. Kamar Minghao sangat bersih dan rapi, semua barang tertata rapi di tempatnya. Minghao sangat menyukai seni lukis dan wine, itulah mengapa di dalam kamarnya terpajang beberapa lukisan yang dia lukis sendiri, kamarnya sudah seperti galeri lukis. Dia juga mengoleksi beberapa botol anggur mahal yang berusia tua. Kamarnya terlihat sangat mewah dengan cita rasa seni tinggi. Seungkwan tidak bisa tidak menggelengkan kepalanya kagum.

"Benar-benar berbeda dengan kamarku yang seperti kandang babi... " gumamnya sembari menyentuh botol anggur di kabinet.

Ia kemudian berbalik, berjalan ke meja nakas di samping tempat tidur. Seungkwan berjongkok untuk memeriksa laci satu persatu. Ada begitu banyak obat di setiap laci. "Apa sebenarnya pekerjaan sampingannya berjualan obat?"

Ada berbagai macam obat, mulai dari pil, kapsul, bubuk, kemasannya pun berbeda-beda. Satu hal yang sama adalah semua kemasan obat itu ditulis dengan tulisan china yang tidak bisa Seungkwan baca.

"Yang mana obat pusingnya?" gumam Seungkwan sembari menggaruk kepalanya sendiri.

Semua itu obat China. Seungkwan sama sekali tidak mengerti tulisan china, bagaimana kalau ia salah memilih obat? Bagaimana kalau ia bukannya mengambil obat pusing tapi malah mengambil obat wasir?

Seungkwan mengambil ponsel di sakunya, mencoba menghubungi Minghao. Ingin bertanya yang mana obat pusingnya. Tapi, sepertinya lelaki itu sudah sampai di tempat renang, teleponnya tidak diangkat.

"Terserahlah. Lagipula ini obat herbal, kalau pun aku salah ambil, efek sampingnya tidak akan berbahaya... " Seungkwan berbicara pada dirinya sendiri. Ia memilih sebentar, lalu ia tertarik pada tablet obat berwarna merah muda. Ia sama sekali tidak bisa membaca tulisan china di kemasan obat itu, tapi karena warna kemasannya cantik Seungkwan jadi tertarik dan memutuskan mengambilnya. Ia juga tidak tahu apakah itu obat untuk pusing atau bukan, namun Seungkwan percaya kalau obat-obat itu tidak berbahaya. Minghao Hyung tidak mungkin menyimpan obat berbahaya, lelaki itu sangat memerhatikan kesehatan dan kualitas suatu barang. Seungkwan percaya padanya.

VERKWAN COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang