tiga

383 35 8
                                    

Sebelumnya, jangan lupa follow akun WP nya ya. Kasih vote, dan komentar kalian setelah membaca part ini, agar author semangat dan cepat up.

***

    Kepanikan masih berlangsung saat seorang gadis tiba-tiba saja berlari menerjang ombak yang mengganas dan ikut tertelan kedalamnya.

Petugas pantai juga tak tinggal diam, mereka sibuk lalu-lalang dan mengupayakan penyelamatan. Suasana begitu panik, tangisan keluarga korban begitu menyayat hati siapa saja yang mendengarnya, pengunjung lain juga ikut prihatin, tapi mereka tak tahu harus berbuat apa.

Hal yang di luar dugaan terjadi, suasana pantai yang terik dan cerah seketika berubah gelap, langit tiba-tiba saja berkabut pekat, gelap.
Semua orang mendongak melihat fenomena alam yang aneh itu. Secara tiba-tiba pula ombak di lautan mereda, mereka seakan terhipnotis oleh keadaan itu. Atta, Thoriq dan Saaih ikut terheran melihatnya. Semua mata kini beralih pada lautan yang tenang, tak ada tanda-tanda dua orang anak manusia yang tadi tergulung ombak.

Apa mereka sudah terseret arus jauh kelautan?

Apakah lautan tengah meminta tumbal dan sudah mendapatkan tumbal itu?

Ataukah?

Apakah?

Berbagai spekulasi bermunculan saat itu.

Kabut pekat di langit memudar perlahan, bersamaan dengan cuaca yang kembali cerah, Aurel muncul dari dalam air, dia menggendong seorang anak laki-laki berusia kurang lebih enam tahun yang tergolek tak sadarkan diri dalam gendongannya.

Melihat gadis itu kewalahan berjalan di dalam air dengan menggendong seorang anak, tim penyelamat pantai dan beberapa orang datang membantunya. Sesampainya di daratan mereka langsung melakukan prosedur pertolongan pertama pada korban tenggelam. Beruntungnya anak itu masih hidup, dan akhirnya menyadarkan diri walau kondisinya sangat lemah.

Atta mengambil alih handuk tebal yang dibawa seorang tim penyelamat pantai yang akan diberikan pada Aurel.

"Dia teman saya pak! Biar saya aja."

Atta berlari mendekati Aurel lalu melingkarkan handuk pada tubuh gadis itu. Sontak terjadi kontak mata beberapa saat antara mereka saat Atta melilitkan handuk ke tubuhnya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Atta, dia masih tidak memahami Aurel yang begitu berani melakukan penyelamatan se exstrim tadi, padahal dia sendiri belum tentu akan melakukannya.

Aurel menggeleng pelan, serasa ada kupu-kupu mengelitik setiap inci tubuhnya saat pria yang baru dia kenal ini menaruh perhatian padanya.

"Ayo!" Atta mendekap Aurel lalu memapahnya keluar dari kerumunan.

***

Aurel saat ini berada di salah satu ruangan di kantor pengelola pantai. Dia duduk di sofa, masih berselimut handuk.

"Minum dulu, biar anget!" Atta datang membawa secangkir teh hangat. Aurel menerimanya dan langsung meneguknya, rasa menggigilnya sedikit berkurang.

"Thoriq mana sih? lama banget!"

Bersamaan dengan gerutuan Atta, Thoriq dan Saaih datang. Thoriq membawakan pakaian ganti Atta yang selalu tersedia di mobil setiap kali mereka bepergian. Kebiasaannya itu sangat membantu untuk saat saat seperti sekarang.

Beberapa saat kemudian, Aurel selesai mengganti pakaian basahnya dengan pakaian kering milik Atta. Setelah itu dia duduk lagi di tempat semula.

"Kamu itu, bikin panik aja!" ujar Atta.

Duyung Gumush Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang