4. Sebuah Dekapan

14 2 2
                                    

Angin berhembus kencang malam ini cukup menusuk kulit siapa pun yang berada diluar saat ini, sepertinya akan turun hujan lagi. Pekarangan komplek nya juga sangat sepi sekarang, padahal waktu masih menunjukan pukul 20.00 tetapi orang orang tak terlihat satupun dari luar sini.

Lain hal nya dengan Gwen yang masih setia memandang langit kosong tanpa taburan bintang ditengah semilir angin malam ini entah sudah berapa lama berdiri disini seorang diri. Ia tak merasa kedinginan walau hanya mengenakan tangtop abu ketat dan rambut yg ia cepol asal keatas.

Selintas ia membayangkan bagaimana yaa rasanya jatuh cinta, memiliki seseorang yang care pada nya. Jika saja Gwen sedikit membuka hati pada kaum kaum lelaki, mungkin sudah banyak sekali yang berusaha untuknya, namun satu yang ia tahu ia belum siap jatuh cinta bukan karena apa apa, hanya saja karena ia tak mau merasakan patah hati.

Secangkir coklat panas yang sudah ia teguk separuhnya cukup membantu menghangatkan tubuhnya.

Seketika rintik air jatuh dari atas nya, benar saja malam ini hujan akan turun. Gwen mulai berjalan masuk ke kamar nya dan bergegas menutup pintu keluar balkon kamar sebelum seseorang mengagetkan nya...

"Dorrr"

Gwen terdiam sesaat melihat tingkah konyol adik nya itu yang menjulurkan lidah dengan kedua tangan dikepalanya.

"Trus lu pikir gue bakal shock gitu?" jawab Gwen datar.

"Ihhh ko lu ga kaget sih, padahal gue pengen banget lu jerit jerit gitu hahaha" Anin sudah berada dikamar Gwen saat ini.

"Huuu lebay" Gwen mengusap wajah adik perempuan nya itu sebelum berjalan menuju kasur nya.

"Ngapain lu kesini tumben banget" tanya Gwen.

"Ka, gue tidur disini yaa malem ini aja. Pleaseeeee"

"Dihh, engga engga sumpekk. Lagian kenapa ga tidur sendiri tumben banget."

"Ahh gaseru lo mahh, c'mon kita bisa cerita cerita kan nanti"

"Gue tau ni, lu pasti abis nonton film horror kan?" tunjuk Gwen menginterogasi Anin.

Anin hanya nyengir kuda saat mendengar dugaan kaka nya yang memang benar.

"Hahaha, makanya jangan belagu nonton nonton horror sendiri. Sok sok an sih lu" Ucap Gwen sambil tertawa.

"Ihh gue kemaren penasaran sama sequel thrillernya makanya gue tonton sendiri. Yaudah pokoknya gue tidur sini malam ini, okee" ucap Anin dengan kedipan matanya.

"Hmmm yaa" jawab Gwen cuek. Dia tau banget adiknya itu takut, tapi selalu penasaran dengan film film horror.

"Yuhuuuuu, thankya sissy" Jawab Anin girang sambil mencubit pipi kaka nya itu yang membuat Gwen cukup terasa sakit.

Gwen berjalan ke meja rias nya, ia terduduk depan cermin dan mulai mengoleskan cream masker pada wajahnya. Setelah selesai ia kembali ke tempat tidurnya untuk beristirahat, malam ini sangat dingin. Ia melihat adiknya telah tertidur pulas disisi tempat tidurnya dan bergegas membenarkan posisi selimut yang masih acak acakan itu.

Ia baru saja meletakan cangkir coklat panas nya itu di meja, sebelum handpone nya berbunyi menunjukan 1 notif pesan. Benar saja terdapat 1 pesan dari instagram nya yang langsung ia buka.

"ey udah tidur?"

Pesan itu dari Adam, kini ia bingung harus membalas atau tidak. Tetapi bukankah sekarang mereka sudah berteman jadi yaa mungkin it's okay untuk chattingan dengan Adam.

"belom, ada apa?"

"cuma mau mastiin aja kalo lu udah tidur berarti waktunya gue juga tidur"

Last ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang