Prolog

18 4 1
                                    

"Rika...semalam aku mimpi itu lagi"
Kata Rossa dengan tatapan sayunya,

"Mimpi itu lagi??"

Dengan wajah cemas yang tergurat di wajah teman Rossa ini, yang nampak cantik dengan hidung mancungnya yang bahkan membuat Rossa terkadang iri.

"Iya Rika...Hiks hiks"

"He..kok nangis sih, Rossa Rusanda.... percayalah itu cuma mimpi, mimpi itu bunga tidur doang"

"Tapi Erika semalam itu tampak nyata dan aku hiks...hiks"

"Dan kamu kenapa??"

"Aku mimpi bertemu dengannya di dunia lain, dan bukan di dunia kita ini, aku seakan gak bisa pulang, kau kan tau, betapa aku menyayangi ibu ku aku tak bisa jauh darinya"

Dia mengucapkannya dengan wajah yang sedikit tampak lucu menurut Erika

"Hahahaa..Hahaa" Erika pun tak mampu lagi menahan gelak tawanya yang seketika pecah. Mengingat mereka sedang perjalanan pulang, sehingga banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka.

Erika pun segera menghentikan tawanya. Dan yah tentunya di barengi dengan usaha Rossa yang berusaha menutup mulut Erika, agar segera menghentikan tawanya

"Ish...kamu ini bisa gak sih ketawanya gak usah bar bar gitu, malu tau" Rossa pun berdecak kesal.

"Tapi seenggaknya dengan itu kamu berhenti nangis, kan lebih memalukan kalo mereka liat kamu nangis"

"Hehehe...iya sih"

"Huuuu" Erika pun dengan refleks menoyor kepala Rossa

Setelah itu mereka berdua pun terdiam menikmati perjalanan mereka menuju rumah dan jalan saat itu sepi hanya ada beberapa kendaraan roda dua yang lewat dan hanya mereka yang menggunakan kendaraan roda empat.

Namun tiba-tiba tampak ada dua mobil dari arah berlawanan, mengarah kemobil mereka dengan kecepatan tinggi membuat Rossa dan Erika pun saling tatap.

"Aaaaaaa..tidakkkkkkkk"

Pranggggggggggggggg, dentuman keras seketika terdengar dari arah mobil yang saling bertabrakan itu, membuat para pengguna jalan segera berlarian untuk menyaksikan apa yang terjadi, banyak sekali orang berkerumun ada yang memfoto, ada yang kelihatan panik serta ada pula yang tercengang melihat keadaan.

Rossa yang sudah tidak sadarkan diri dengan seragam yang ia kenakan sudah bersimbah darah, dan berbeda dengan Erika temannya dia juga mengalami luka namun tidak separah Rossa, dia masih sadar meskipun dia tidak dapat lagi berucap karena adanya benturan keras di dahinya yang membuat darah banyak keluar.

"Cepat telpon Ambulance"
Teriak seseorang entah siapa, karena banyaknya orang yang berkerumun di tempat itu.

Selang beberapa lama suara sirine ambulance pun terdengar, orang-orang disana pun segera membopong tubuh Rossa dan Erika untuk segera di larikan ke rumah sakit.

Dan datanglah beberapa petugas dari kepolisian yang mengecek tempat kecelakaan tersebut.

Besar kemungkinan kecelakaan itu disengaja karena kedua mobil yang menabrak mobil yang di kendarai Rossa dan Erika sudah kosong tidak ada seseorang pun.

~~~

"Halo, selamat siang apa benar ini orang tua dari saudari Rossa Rusanda?"

Gadis Bermata biruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang