ABBA BAPA

23 1 0
                                    

Roma 8:15
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

Teringat cerita Alkitab tentang anak yang hilang, dirinya mengalami masa-masa sulit ketika dia memutuskan untuk meninggalkan bapanya karena dirinya lebih mementingkan kesenangannya sendiri, meminta warisan dari bapanya dan lebih memilih untuk hidup berfoya-foya. Dan pada akhirnya kesenangannya hilang dalam sekejab karena hartanya habis. Hingga anak itu lebih memilih untuk bekerja menjaga babi, inilah menjadi gambaran seorang anak yang hidupnya gagal total. Sampai akhirnya pun di (Lukas 15:17) "... Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan, anak yang hilang tersebut juga tidak di dapati tanda-tanda pertobatan, karna anak bungsu ini masih mementingkan perutnya saja.

Pada akhirnya anak bungsu ini memutuskan untuk kembali kepada bapanya, dengan berkata-kata tentang penyesalan atas apa yang telah dilakukan anak bungsu ini terhadap bapanya (Lukas 15:21), tetapi bapanya tidak mendengarkan ucapan anaknya dan lebih memilih untuk berlari dan merangkul anak bungsu ini, tanpa mengingat-ingat apa yang telah diperbuatnya, alkitab mencatat bahwa bapanya telah mempersiapkan sebuah pesta yang terbaik bagi anak bungsu tersebut. Bukankah ini adalah gambaran Yesus yang telah rela mati menjadi dosa karena kita? Bukankah penerimaan ini hanya Yesuslah yang dapat melakukannya? Siapakah kita, sehingga Dia memandang kita? Yakinlah, Kita yang tidak layak, menjadi berharga karena pengampunan dosa melalui darahNya yang tercurah sampai habis di kayu salib.

Kata ABBA di dalam Alkitab tidak di rubah kalimat tersebut dari bahasa aslinya karena kata ABBA memiliki arti "seorang Bapa yang cinta mati dengan anak-anaknya". Faktanya sekalipun dirinya adalah Allah yang penyembuh, Allah yang menyediakan, Allah panji keselamatan, dsb, bukankah Dia adalah Bapa kita? Bapa yang menerima kita? Hal ini di lakukanNya karena betapa berharganya diri kita dimata Tuhan. Maka oleh kasih karunianya yang besar, yang kita peroleh dengan cuma-cuma telah menyadarkan kita saat kita hidup dengan percaya dan menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat maka hidup kita tidak lagi di bawah kuasa dosa, tetapi kita adalah anakNya yang telah di persiapkan untuk bersama-sama denga Dia di dalam keabadian.

ABBA ADALAH PRIBADI YANG TIDAK PERNAH BERHENTI
UNTUK MENCINTAI ANAKNYA SAMPAI TITIK DARAH PENGHABISAN

Pembaharuan KarakterWhere stories live. Discover now