Cowok Berwajah Dingin

15 1 0
                                    

"Hanya saja kau adalah angan yang Tak pernah menjadi nyata" ~Aleana Dhea Az Zahra.

Pagi datang. Sinar mentari masuk melalui bilik- bilik jendela menembus Kain putih yang tertata rapi menempel pada benda berbentuk segi empat itu.

"Dheaa"

"Ini Devano nya udah dateng. Cepet turun" ucap Sinta. Memanggil anak tunggalnya.

"Iyaa mah"

Tak butuh waktu lama. setelah memakai sepatunya, kini Dhea sudah siap untuk berangkat menuju sekolah barunya.

Gadis itu tampil sempurna Hari ini. Terlihat sangat cantik dengan setelan seragam atas warna putih dibalut dengan almamater abu- abu Dan rok selutut. Seperti biasa ia menyelipkan sedikit pemanis dirambutnya, penjepit rambut berwarna ungu kesukaannya.

Dhea turun menuju luar rumah. Gadis itu berjalan sambil menjinjing tas putih dengan sedikit gambar salah satu band Korea kecintaannya, BTS.

Diteras rumah sudah Ada papah, mamah, Dan Devano. Dhea berpamitan. Dan langsung masuk begitu saja kedalam Mobil tanpa memperdulikan Devano.

"Dhea, jam tangannya" ucap mamah. Sambil mengulurkan jam tangan berwarna ungu pada Dhea.

"Makasih mah. Dhea berangkat dulu. Assallamualaikum"

"Wallaikumsalam. Om titip Dhea ya Dev"

"Iya om. Kami berangkat dulu. Permisi" Devano pamit.

Setelahnya masuk kedalam Mobil Dan duduk dikursi kemudi. Melajukan Mobil Dan fokus pada kemudinya. Cowok itu juga tidak peduli pada Dhea. Ia membiarkan saja Dhea yang juga sibuk dengan dunianya sendiri. Gadis itu memasang headset putih ditelinganya. Mengalunkan lagu Epiphany- BTS.

Seolah mereka sedang berada diruang sendiri. Tak peduli satu dengan lain. Membiarkan diri mereka tenggelam dengan pemikiran masing- masing.

*****
Mobil yang dikemudikan Devano berhenti diparkiran sekolah. Cowok itu diam sejenak, menatap datar pada Dhea. Sedangkan Cewek yang ditatapnya masih saja sibuk dengan earphone ditelinganya Dan mata tertutup. Sepertinya Dhea tidak sadar jika ia sudah sampai di sekolah barunya. SMA Trimurti.

"Sampe" Devano membuka seltbeltnya. Menoleh pada Dhea Dan menarik paksa earphone ditelinga gadis itu. Sontak membuat Dhea kaget.

"Udah nyampe ya?"

"Menurut lo?"

"Hehe" cengir Dhea.

Dhea berjalan disamping Devano. Memasuki area sekolah. Berjalan melewati lorong- lorong kelas yang sudah ramai. Hari ini hari senin, akan diadakan upacara setiap pagi.

Dhea tidak mengerti dengan tatapan- tatapan yang ia dapat dari banyak siswa Dan siswi disana. Sedikit horror mungkin, karena mereka terus memperhatikan dirinya Dan Devano.

Gadis itu terlihat sedikit risih dengan suasana disekitarnya. Sesekali Dhea berlari pelan untuk menyamakan langkah kakinya dengan Devano. Mencoba tidak peduli dengan tatapan tajam Dan sinis yang ia dapat dari siswi- siswi. Ia juga membiarkan para cowok disana yang melongo melihatnya kagum.

'Mungkin mereka tidak pernah melihat Cewek cantik' batin Dhea.

"What? Itu bukannya kak Devano. Kok jalan sama Cewek?"

"Dia murid baru?"

"Kok gue ga pernah tau?"

"Subhanallah, Ada bidadari nyasar kesini"

Bisik- bisikan terdengar disana- sini. Pasalnya, seorang most wanted SMA Trimurti sekarang sedang berjalan dengan Cewek cantik disebelahnya. Devano tidak begitu peduli dengan suasana sekitarnya. Karena Hal ini merupakan Hal biasa baginya. Tujuannya sekarang hanya satu, mengantarkan Dhea- calon tunangannya keruang guru.

"Devano, mereka kenapa sih?"

"Kok mereka ngeliatin Kita?"

"Apa Hari ini gue jelek ya? Ada yang salah sama gue?"

Dhea bertanya dengan nada bingung bercampur kesal karena Devano hanya meliriknya. Gadis itu berusaha diam Dan sabar menghadapi sikap Devano. Dinginnya sikap Devano bukanlah Hal baru bagi Dhea.

Gadis itu sudah lama mengenal Devano. Mereka berteman sejak kecil. Devano yang sekarang bukanlah Devano yang ia kenal dulu. Devano yang dulu ialah sosok laki- laki hangat yang selalu melindunginya.

Bukan laki- laki berhati dingin seperti ini. Meskipun sekarang Devano telah berubah, terkadang Dhea masih menemukan Devano yang selalu melindungi dirinya sebagai seorang sahabat. Hal itu seringkali membuat hati Dhea percaya bahwa suatu Hari Devano akan kembali tersenyum dan tertawa lepas.

Devano berjalan didepan Dhea dengan kedua tangan ia masukkan kedalam celana. Cowok itu tidak memakai almamaternya. Sedangkan Dhea terus berjalan mengejar langkah panjang Devano.

"Devano pelan dikit dong jalannya" teriak Dhea sambil ngos- ngosan.

"Lemot"

"Apa kata lo?. Gue denger telinga gue ga budek"

Devano mengangkat sebelah sudut bibirnya. Sampai dibelokan sudut gedung ia terkejut.

"Akh"

Dengan sigap Devano membalik badan. Melihat Dhea sudah terduduk dilantai. Gadis itu berusaha menetralkan nafasnya yang ngos- ngosan. Jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan gadis itu berbunyi nyaring. Devano yang terkejut segera memegang tangan kanan Dhea.

Dan itu berhasil membuat siswi lain yang berada disana berteriak histeris.

"Lo ngga papa? Ada yang sakit?" Dhea hanya menggeleng, Merasakan dadanya yang sakit. Matanya sedikit berkaca- kaca. Tapi ia masih bisa menahan sakitnya itu. Ia hanya terkejut Dan cape' karena sedari tadi berlari.

Tiba- Tiba saja tadi seseorang datang membawa tumpukan buku tebal tidak sengaja menabraknya. Alhasil buku- buku itu jatuh menimpa kepalanya. Sedikit pusing, tapi ia rasa ia akan baik- baik saja.

"Sorry- sorry gue ga sengaja" ucap cowok yang menabrak Dhea. Cowok itu mendekat disamping Devano.

"Pake mata lo" ucap Devano.

"Gue udah minta maaf"

"Lain Kali mata dipake kalo jalan" sarkas Devano. Membuat cowok disebelahnya berdiri menatap intens Devano.

"I'm fine"

Dhea mencoba berdiri dibantu Devano. Gadis itu sudah bisa menguasai dirinya. Dan perlahan jam tangannya berhenti berbunyi. Dhea tersenyum pada Devano. Lalu cowok berbaju berantakan itu menggenggam tangan Dhea mengajaknya pergi dari Sana.

Dan sekali lagi pagi ini Dhea berhasil membuat hati para gadis lain cemburu.

Cowok asing tadi berdiri diam membiarkan Devano Dan Dhea pergi. Dia adalah Raga Arta Ardiansyah yang juga merupakan most wanted SMA Trimurti. Raga adalah seorang ketua osis. Raga masih diam memperhatikan kepergian Dhea Dan Devano. Sesuatu berhasil menarik perhatiannya. Jantungnya berdetak keras. Matanya Tak lepas dari gadis tadi yang tidak sengaja ia tabrak.

Thank you guys. Vote Dan comment ditunggu yaa buat next part🤗💕.

Salam.
@iampilla

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BINTANG ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang