Bab III

38 15 1
                                    

🎼🎹🎹

Ini adalah kebiasaanku sebelum memulainya, kebiasaan yang selalu dikira panjatan do'a. "Ballade No. 1 in G Minor Op. 23. Chopin, rasukilah diriku yang paling dalam, sampaikan pesanku padanya," gumamku seraya memejamkan mata dan jariku mulai memainkannya.

🎼Pume aneul sudo malhal sudo
Kau jauh lebih cantik dari orang lain
🎼Eopdaneun ge neomuna apa
Ini menyakitkan bahwa aku bahkan tidak bisa memelukmu dipelukanku

Bagiku Chopin, Ballade No. 01 in G Minor Op. 23 adalah pengantar diriku untuk mengikhlaskan dirinya. Jadi, aku berharap semua penonton tak berpikir hal selain yang aku maksud, termasuk dirinya.

🎼Gwaenchanheul geoya mudyeojil geoya
Aku akan baik-baik saja, aku akan hidup tidak peduli
🎼Geureoke geunyang jinagal geoya
Itu hanya akan berlalu

Patah hati itu akan berlalu, itu yang selalu kupikirkan. Memikirkan dirinya dengan temanku itu tak seberapa, buktinya aku masih baik-baik saja di sini, pembukaan musik Chopin pun kulewati dengan luwesnya.

Jika ada kesalahan kecil saja pada musik yang kumainkan, itu adalah hal buruk bagi citraku sebagai pianis, dan keegoisan perasaan itu memang bagus untukku. Ego itu telah membuat diriku masih bisa berdiri tegak di atas panggung, terutama saat ini di hadapan kalian semua, para penonton dan dirinya.

🎼Gwaenchanha naega deo saranghanikka
Tidak apa-apa, karena aku semakin mencintaimu
🎼Algo isseotjanha cheoeumbuteo nan aniyeotjanha
Aku tahu dari awal bahwa itu bukanlah aku

Dari yang dilihat mataku, dia sepertinya sangat senang datang bersama kekasihnya. Sampai-sampai saat aku memasuki panggung, dia memegang erat lengan kekasihnya, ya itu wajar, karena mereka sepasang kekasih.

Itu bukan masalah besar untukku. Jika aku semakin mencintainya, hal itu benar-benar tak masalah karena mungkin kelak aku akan mendapatkanya. Walau aku tahu, dia tak mungkin mencintai orang seperti diriku. Tapi aku akan berusaha dengan musik ini, aku ingin ini tersampaikan.

🎼Haru mankeumssik meoreojyeo gatgo
Hari demi hari, kau semakin jauh
🎼Tteonatjiman ajik hal maldeuri
Lalu kau pergi tapi

Ini adalah akhir dari Chopin-ku, Ballade No. 1 in G Minor Op. 23 milikku. Musik ini berkesan bagiku seperti membuatnya bisa menjauhi diriku, membiarkan diriku mengejarnya, dan aku bisa mengikhlaskannya atau bahkan bahagia bersamanya.

"Chopin miliknya seperti ada kesan kalau dia sakit hati, tapi tegar ya?" Sebuah komentar terdengar jelas di telingaku, agak terkesan negatif.

Bukan! Jelas-jelas aku mengikhlaskannya, aku tak merasa sakit! Walau memang aku akan tetap mengejarnya.

Apa ini akan menjadi akhir dari karirku karena apa yang aku harapkan tak tersampaikan? Chopin, apa musikku ini tersampaikan pada mereka? Padanya? Beritahu aku!

Atau mungkin memang tubuhku yang ingin menyampaikannya? pikirku saat itu.

🎼Tteugeopge neoreul bureunda
Aku masih memiliki sesuatu yang ingin kukatakan
🎼Geu nuguboda areumdaun neol
Jadi aku dengan hangat memanggilmu

Jika begitu, tunggu aku! Masih ada satu musik lagi yang ingin aku persembahkan untuknya. Bukan lagi Kebahagiaan Cinta karya Kreisler, tapi musik ini sungguh kupersembahkan pada kalian semua untuk yang terakhir kalinya. Dan kalian akan mengingat musik ini dengan jelas, kesan terakhir dariku. Aku tak ingin merusak kesan untukku sendiri, penampilan tak ada yang sempurna, tapi aku menginginkannya.

"Sonata No. 14 in C Sharp Minor 'moonlight' Op. 27. Beethoven, sekarang giliranmu, rasukilah diriku yang paling dalam, sampaikan pesanku padanya saat gerakan ketiga, ‌Presto." Aku bergumam kembali, ingin sekali ini tersampaikan, karena ini yang terakhir.

🎼Pume aneul sudo malhal sudo
Kau jauh lebih cantik dari orang lain
🎼Eopdaneun ge neomuna apa
Ini menyakitkan bahwa aku bahkan tidak bisa memelukmu dipelukanku

Aku tak berharap ini menyakitinya, karena itu aku menitipkan surat untuknya saat penampilanku berlangsung, surat yang akan dikirim saat Moonlight Sonata gerakan ketiga, Presto.

Beautiful LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang