Payung Daun Pisang

32 2 0
                                    

Cerita ini terinspirasi: kerusuhan di Jawa pada tahun 1980

Penyebabnya sederhana
Tetapi berujung bencana

Happy reading:)




“Apa? Cinta pertamaku?” -Nani, 9 November 2020

Pertanyaan gadis 11 tahun didepannya membuat Nani kembali mengingat kisah sekitar 40 tahun lamanya. ‘kebetulan sekali, di luar sedang hujan’ batin Nani. Maniknya sesekali melirik ke jendela memperhatikan sepeda keranjang gadis didepannya yang diparkir seenaknya disamping pohon pisang. Iya, tadinya gadis itu ingin ke supermarket untuk melengkapi bahan-bahan bolu pisang khas buatan nenek tapi dia urung karena hujan datang tiba-tiba.

Sembari meremas brokat yang menempel di tubuhnya, Nani memejamkan mata dan perlahan melihat kembali wajah itu. Dia tidak lupa se-keping kisapun mengenai lelaki itu.


-Nani, 13 September 1980

“Pokoknya kamu mesti ikut Simbah ke Surakarta. Jadi pulang belajar kamu ndak cuma mendem aja. Bantu-bantu Simbah kupas bawang buat masak sekampung. Itu dikerjain-nya malam lo, Nan.” wanita paruh baya tersebut berujar kepada sang cucu sedangkan yang diajak bicara hanya mengangguk tanda mengiyakan. Batinnya ‘terserahlah aku lanjut pendidikan dimana yang penting lanjut’.

Bapaknya Nani juga tidak keberataan. Putri ketiganya dibawa ke ujung benua semata-mata mengejar pendidikan. Pria yang berperawakan sudah tidak setegap dulu itu sesekali menimpali Simbah Yanti dengan kebutuhan Nani yang kadang nyeleneh sambil mengunyah bakwan udang buatan sang istri. “memang kamu yakin mau lanjut pembukuan? Katanya bikin pening” kali ini Ibu Nani yang berujar.

Tidak langsung menjawab. Nani terlihat sedikit berpikir sebelum berucap “mau bagaimana lagi? Di Undip kan Cuma ada Fakultas ekonomi sama pembangunan.” Simbahpun ikut menimpali “sekolahan itu yang paling deket rumahku, Syim. Jadi, ndak usah-usul sekolahan  lain ke Nani.” “orang ndak ngomong apa-apa” Pria bernama Hasyim itu membenarkan duduknya yang sempat dia majukan demi menatap sang anak yang keliatan ragu-ragu tadi.

.

Kereta. Nani masih ingat model alat transportasi kala itu. Kursi Besi yang mengantarkannya ke kota sang pujangga. Ah berlebihan. Hiruk pikuk jalanan yang jauh dari kata hutan beton itu masih diselingi dengan remaja-remaja yang bersepeda, sesekali mereka saling dorong hingga tertawa bersama.

.

Kurang lebih Banyuwangi. Hanya saja kalau sedang iseng pergi ke angkringan atau toko-toko bahan pangan, kalian akan menjumpai beberapa orang bermata sipit. Sebut saja keturunan Tionghoa. Mereka doyan membuka usaha kecil-kecilan seperti itu.

Sebenarnya sudah 2 hari yang lalu Nani mendaftar di Universitasnya, hanya saja sedang ada peralihan sistem di akademi yang ia pilih. “Penambahan sistem kredit pada Jurusan Ilmu Ekonomi yang juga mengubah nama akademinya, itu akan merepotkan si pengurus,  jadi semester awal akan dimulai sebulan lagi” Nani masih ingat wanita Ayu yang menjelaskannya dengan sabar, ia juga hanya mengangguk tanpa ada niatan mengerti apa itu sistem penambahan. Masa bodo batinnya.

Mendengar penjelasan sang cucu, Simbah Yanti tersenyum girang karena akan mendapatkan asisten dapur secara Cuma-Cuma selama sehari penuh! Awalnya kan hanya malam saja. “bagus kalau gitu, berarti pagi sampai sorenya bantu Simbah aja ke kebun Pak Sukri. Lumayan loh, biasanya Pak Sukri kasih Simbah jahe sama pisang kalau selesai bantu-bantu disana” yang lebih muda hanya tersenyum dan mengangguk.

“ini uang simpenan Simbah, kamu bawa ke toko Kingkong depan jalan situ aja. Bawa itu sepeda Simbah yang sudah peot biar nanti tukar tambah sama sepeda baru. Kalau sepeda bagus kan kita bisa boncengan.” Tanpa babibu Nani pergi ke halaman belakang rumah Simbah lalu menyeret sepeda peot yang dimaksud.

   “kingkong?” biasanya nama toko diambil dari produk yang dijual atau nama pemiliknya. “masa iya disini ada jual kingkong, atau pemiliknya kaya kingkong?” Nani bermonolog sambil tertawa renyah sesekali.

Seorang pemuda menjulang kelebihan kalsium cuma terlihat punggungnya. Kelihatannya dia sibuk mengelap beberapa sepeda motor yang terpampang di depan toko ‘King Kong’.

Kepingan Romansa (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang