Kenapa setelah gue pulang sekolah gue makin kepikiran ini masalah. Gue ngerasa salah sama Prilly. Akhirnya memutuskan untuk telpon. 70 panggilan ditolak. Gue mau jadi gentleman disini. Gue bakal bawain dia something yang bakal dia seneng."Mau kemana bang?". Biru yang tiba-tiba ngintip kamar gue dan kayaknya merhatiin gue dari tadi.
"Aduhhh birrrr lu ngapain disini. Ngagetin aja. Misi gue mau keluar.".
"Bang muka lo asem banget gitu. Ada yang lo sembunyiin". Ledek Biru yang tak henti mencibir.
"Diem deh lo anak kecil.".
"Bang gue lagi pengen Martabak btw bisa gak lo pulang bawain?".
"Udah bully gue sekarang minta makanan. Shit. Kalo sempet"
"Bikin adek lo bahagia sekali-kali. "
Akhirnya gue manasin motor dan mampir ke toko bunga dan chocolate untuk alih-alih biar Prilly maafin gue. Romantis gak guys?. Gausah ngatain friendzone ini gue cuma minta maaf. Akhirnya sampai dihalaman Prilly yang gue liat-liat garasi mobil gak ada terparkir mobil. Gue yang juga deg-degan mencoba memanggilnya.
"PRILL..."
Ada suara dari jendela seperti ada yang mengintip. Ternyata gue lihat-lihat itu mata Prilly. Tapi belum coba buka pintu. Gue kembali pada layar hp yang mencoba mengabarinya.
Whatapps
"Nyonya besar? Ini sultan diluar nunggu nyonya buka pintu.."
Ternyata usaha gue buat ngechat dia hanya sebatas di read tanpa balesan. 2 jam nunggu guepun balik dengan perasaan kecewa. Akhirnya gue manasin motor untuk pulang. Dan bunga dan coklat gue tinggal dihalaman.
Tiba-tiba suara pintu terbuka. Suara yang tidak asing terdengar.
"Tang..."
Gue cuma menengok dan tersenyum kecil. Lalu melanjutkan perjalanan. Gue yang overthinkingan sm sosok Prilly kali ini gue biarkan dia pergi walau hati gue meluap. Gue akan jadi orang yang lebih baik tanpa dia lagi. Tiba-tiba suara handphone gue bunyi. Tak lain dari Prilly.
"Tang gue minta maaf gue cuma gak mau kalo jadi musuh orang gila itu. Gue juga udh gak mikirin dia. Tang gue mau lo tetep apa adanya buat gue."
"Gue salah besar sama lo Prill. Tapi gue yang gak pernah terima liat lo sakit. Apalgi sakit itu yang buat lo."
"Iya gue tau tang... apapun itu gue bersyukur bisa punya sahabat kayak lo yang pengertian. Makasih untuk bucket bunga dan coklatnya. Mood gue balik lagi. Ayo tang ketawa"
" gak mau. Lo udah biarin gue pergi."
"Kok ambekan sekarang hahaha gue seneng banget loh gue senyum2 sendiri liat lo yang tbtb romantis gini"
" lo gak perlu chat gue lagi. "
"Ih apasihhh kamu kenapa hah? Hahahaha"
"Bodo. "
"Yaudah deh sebagai permintaan maaf gue. Besok kita ke hutan pinus ya. Boleh gak gue besok main ujan2an kalo ujan?"
" lo aja sendiri kesana."
"Oh jadi biarin gue kesana sendiri. Yaudah oke besok gue kesana sendiri trs main ujan-ujanan. Yakin gamau ikut?"
"Enggak.."
"Kira-kira besok lo jemput gue gak ya?"
" enggak. "
"Hmmm yaudahdeh. Ngambek. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin for lyfe
Historical FictionMenceritakan tentang persahabatan yang diselingi oleh perasaan cinta yang mendalam tapi sangat sulit untuk bersatu. Jelas pencuri hati, penjahat sejati.