Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Agam sudah bersiap - siap untuk keluar kelas.
"Gam, mau ke kelas Luna?" tanya Bagas.
"Iya," jawabnya singkat.
"Bareng dong sama gue,"
"Ayo,"
"Eh tungguin gue," ucap Gino.
"Ayo cepet!" perintah Agam.
"Iya, iya ayo!" Gino langsung menyusul kedua sahabatnya.
Mereka bertiga keluar dari kelasnya dan berjalan menuju kelas XI - Mipa 4.
Setiba di depan kelas XI - Mipa 4, mereka melihat Luna yang sedang menunggu di depan kelasnya dan langsung menoleh ke arah Agam.
"Tumben lama," ucap Luna.
"Iya nih nungguin dulu si Gino lama banget," jawab Agam.
"Eh ada Bagas, nebeng pulang dong gue," ucap Vira yang baru keluar dari kelasnya.
"Iya, ayo!" jawab Bagas.
"Aduhh kalau lo sama Bagas, gue gimana Vir," ucap Ghina.
"Sama Gino aja tuh! Masih kosong. Ya kan No?" tanya Bagas.
"Idihh gak sudi gue! Mending naik bis aja!" tolak Ghina.
"Idihh siapa juga yang mau bareng sama lo!" ucap Gino dengan sewot.
"Udah bareng aja Ghin udah sore," ucap Luna.
"Iya bener tuh," ucap Vira mengompori.
"Kan gak lucu Ghin kalau misalnya lo ada yang culik," Vira mulai menakuti Ghina, diikuti suara tawa Bagas dan Vira.
"Yaudah yuk pulang," ucap Agam sambil menarik tangan Luna.
"Ehh tunggu dulu Gam,"
"Guys kita duluan yaa," ucap Luna kepada teman - temannya.
"Iya, hati - hati," ucap Vira.
Agam terus menarik tangan Luna sampai ke parkiran.
Setelah sampai di parkiran, Agam mulai melepas tangan Luna.
"Kenapa sih buru - buru amat?" tanya Luna.
"Nanti ada yang marah kalau lo telat," jawabnya.
"Iya deh iya,"
"Nih pake!" Agam memberikan salah satu helm nya kepada Luna, dan langsung dipakai oleh Luna.
"Ayo naik!" perintah Agam kepada Luna.
Luna mulai menaiki motor ninja berwarna merah milik Agam.
Agam mulai menghidupkan mesin motornya dan langsung menjalankan motornya membelah jalanan kota.
***
Agam mulai mematikan mesin motornya dan berhenti di depan rumah minimalis berwarna putih.
"Ayo turun!" perintah Agam kepada Luna.
Luna turun dari motor Agam dan membuka pagar rumahnya.
"Ayo masuk!" perintah Luna kepada Agam.
Agam mulai memasukan motornya di garasi rumah minimalis Luna.
"Eh anak - anak bunda udah pulang," sapa wanita paruh baya yang keluar dari rumah Luna.
Ya, bunda selalu menganggap Agam sebagai anak kandungnya sendiri karena dari dulu Bunda Ana ingin sekali mempunyai seorang anak laki - laki, tetapi takdir berkata lain.
Luna adalah anak satu - satunya anak dari Bunda Ana dan Ayah Andre.
"Ayok cepat masuk!" perintahnya.
"Bunda udah siapin makanan spesial buat kalian berdua," ucapnya lagi.
Mereka berdua masuk ke dalam rumah minimalis milik keluarga Luna dan mulai duduk di meja makan keluarga.
"Nih bunda udah siapin nasi goreng kesukaan Agam," ucapnya.
"Ihh bosen banget nasi goreng mulu," keluh Luna.
"Eh kamu gak boleh ngeluh gitu, kamu harus bersyukur banyak loh di luar sana gak semua orang bisa menikmati makanan kayak gini," ucap bundanya.
"Iya bun, maaf," ucap Luna.
"Ayo Gam makan yang banyak, nih bunda siapin buat kamu," bunda Ana mulai mengambil nasi goreng dan dipindahkan ke piring yang disiapkan untuk Agam.
"Makasih bun," Agam menerima piring berisi nasi goreng buatan bunda yang sudah disiapkan untuknya.
"Sebenernya yang anak bunda itu Agam atau Luna sih?!" tanyanya dengan cemberut.
"Ya kalian berdua kan anak Bunda," jawabnya.
"Bun, Luna lucu ya kalau lagi cemburu kayak gitu," goda Agam.
"Iya nih, lucu banget ya kalau lagi cemburu,"
"Ihh apaansih bun," ucap Luna kesal.
"Udah ah ayo makan!" perintahnya.
Agam dan Luna mulai menyantap makanan yang telah disiapkan bunda Ana untuk mereka berdua.
***
Agam dan Luna kini sedang berada di halaman belakang rumah Luna, mereka duduk di kursi yang ada disana.
"Lun," ucap Agam.
"Apa?"
"Gue mau ngomong,"
"Yaudah ngomong aja!"
"Hmmm, gak jadi deh,"
"Ihh kebiasaan banget ya lo, bikin gue penasaran aja," ucap Luna kesal sambil memukul pundak Agam.
"Kalau gak ngeselin bukan Agam namanya,"
"Iya deh terserah," ucap Luna pasrah.
"Lun nanti lusa lo bakal datangkan ke pertandingan basket gue?" tanya Agam.
"Iya dong, masa sahabat gue mau tanding gue gak nonton,"
"Janji ya?"
"Janji!" ucap Luna.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Friend
Teen FictionFollow sebelum membaca!! Bagaimana rasanya kalian punya teman cowok yang selalu perhatian dan selalu ada untuk kalian layaknya seorang pacar? Apakah kalian akan baper atau bagaimana? Inilah yang dirasakan Luna terhadap temannya, Agam. Apakah Luna ak...