ka.mu

22 1 0
                                    

Wahai tuan yang selalu menggenggam,,,

Apakabarmu? Baik bukan?
Hari ini, tiba-tiba sekelibat kisah kita (dulu) mampir singgah di relungku.

Dimulai dari kita yang malu-malu saat pertama kali bertemu, hingga kita yang misuh-misuh mulu saat sudah terbiasa berdua.

Rasanya, semua itu masih hangat di ingatan, bahkan getarannya masih sanggup mendebarkan hatiku.

Meskipun begitu, rasa sakit ketika kamu melepasku, tak bisa hilang begitu saja.

Perihnya masih sangat dalam, Lukanya pun belum tertutup sempurna. Ah, aku rasa aku butuh tiga jahitan sekarang juga!

Wahai tuan yang selalu menggenggam,,

Aku dengar saat ini kamu sudah menggandeng tangan. Tenang, aku takkan menghancurkan acaramu.

Bagaimana pun, dia yang didekatmu adalah puan yang mempersatukan kita dulu.

Wahai tuan yang selalu mengenggam,

Aku hanya ingin mengatakan,
bahwa aku rindu,
rasanya sesederhana dulu,
belum berubah,
meski aku paham bahwa kamu bukan lagi milikku.

Sehat-sehat selalu ya,,
dari aku yang belum bisa melupakanmu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTANG  K A T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang