Malam ini terasa begitu dingin. Aku menghela napas berkali-kali untuk menghilangkan rasa sesak ku. Tahun-tahun belakangan ini semua terlihat berbeda. Aku menutup buku diary ku sambil merenungi hidupku belakangan ini. Wahai semesta,mengapa semua menjadi serumit ini? Ku mohon,kembalikan kehidupanku seperti semula. Ujarku dalam hati. Aku melihat jam dinding di dalam kamarku. Ini pukul 12.30 malam,besok aku harus bangun pagi untuk melakukan rutinitas sehari-hariku. Aku menyudahi renunganku malan ini. Ku tuup pintu balkon ku,berjalan menuju tempat tidur dan berharao akan ada kebahagiaan dihari esok. Tentunya aku tidak lupa membaca doa tidur.
•••
Kringgg...alarm ponselku terus saja berbunyi,mengganggu tidur lelap ku. Aku refleks terbangun,ku lihat jam diponselku pukul 5.30. Hampir saja aku melewatkan kewajiban pagiku. Setelahnya,aku bersiap² pergi ke sekolah dan turun ke lantai dasar untuk memakai sepatu. Pada anakan tangga terakhir,aku kembali merasakan sesak. Melihat betapa bahagianya keluargaku tanpa hadirku. Ah,sudahlah...tidak usah dipikirkan lagi. Aku melihat jam tangan biru yang melingkar ditangan mungilku. Sebentar lagi waktunya bis menuju sekolah lewat. Aku menuju meja makan dengan senyum mengembang "pagi semua!" Sapa ku riang pada mereka. Mama,papa,dan adik² ku hanya menatapku malas. Tetapi tidak dengan kakak laki² ku. "Ah,good morning too my sister!" Balasnya seraya tersenyum. Aku mengingat bahwa waktu yang ku punya tidak banyak. Aku pun berpamitan kepada kedua orang tuaku "ma,pa Lea pergi dulu ya" pamit ku tidak lupa menyalimi punggung tangan keduanya. "Gak mau abang anter dek?" Tawarnya padaku. "Ah,gak usah bang. Makasih. Lea naik bis aja" tolak ku. "Yaudah Lea pergi ya,Assalamualaikum". Sampai di depan pintu rumah pun aku tidak mendengar ada yang menjawab salamku terkecuali abang ku. "Dasar anak biadap! Gapunya etika! Percuma disekolahin tinggi² kalo gapunya akhlaq! Fahri,Cia jangan ikutin sifat kakakmu yang satu itu ya! Dia adalah anak yang tidak tau diuntung!" Teriak mama dari meja makan. Ingin rasanya aku menitikkan air mata,namun sudahlah...semua sudah berlalu. Aku berlari menuju depan komplek unuk menunggu bis sekolah,35 menit lagi pelajaran akan segera dimulai. Tak lama setelah itu,bis sekolah sampai,aku langsung naik dan mencari bangku kosong. Ah,rupanya semua sudah penuh. Mau tidak mau aku harus berdiri daripada aku tidak masuk sekolah. Pikirku. "Hay, disini kosong, kamu bisa duduk di samping aku kalo mau." Ujar seorang siswa yang sepertinya satu sekolah dengan ku. Aku pun terburu-buru untuk duduk supaya tidak di dahului orang lain. Setelahnya,aku merogoh saku rok biru ku untuk mengambil handphone. Aku juga mengambil earphone di saku samping tas ku dan memasangkan nya di handphone dan telingaku.
Ah iya,aku hampir lupa. Namaku adalah Tiffany Lea Zaffarina. Aku duduk di bangku sekolah menengah pertama di SMP Cendana,tepatnya aku duduk di kelas 8 A. Fyi,aku adalah salah satu murid yang cukup cerdas di kelas. Makanya,aku masuk ke dalam kelas unggulan. Aku adalah anak kedua dari 4 bersaudara. Aku memiliki kakak laki² bernama Zeo,adik laki² bernama Fahri,dan adik kecil perempuan bernama Cia. Papa ku bernama Andri dan Mama ku bernama Leora. Ah,sepertinya cukup.
•••Nahloh ngegantung:v. Hai,mon maap masih absurd. Maklumi ya. Namanya juga bru belajar. Pendek² dlu gapapa ya!. See you gais!
KAMU SEDANG MEMBACA
Br(ok)en
Teen FictionIni cerita baru. Trs juga baru belajar nulis. Jadi maapin ya