° Awal pertemanan °

55 16 17
                                    

Pria itu memanggilku
"hai,nama kamu siapa? Boleh kenalan gak?" Aku pun menoleh dan menjawab "aku Tiffany Lea Zaffarina. Kamu bisa memanggilku Lea. Dan,siapa namamu?"
"Oh ya. Namaku Rafael Adi Pratama. Salam kenal ya. Eum,boleh ga kalo aku manggil kamu Tiffany?"

Dia sedikit aneh. Batinku.
"Ah tentu saja boleh. Aku duduk di kelas 8 A. Kalau kamu el?" Aku menjawab sekaligus bertanya. Entahlah,jiwa kepo ku meronta-ronta xixi.
"Aku duduk di kelas 8 B fan, tepatnya disamping kelasmu". Ujarnya

"Fael,apakah kita bisa bersahabat? Apakah kmu mau menjadi sahabat pertamaku di sekolah?" Aku bertanya dengan gugup sembari mengigit kuku jemari ku.
"Ah tentu saja boleh. Kenapa tidak? Maaf jika aku lancang,tetapi apakah kamu tidak memiliki teman seorang pun? Bukan kah kmu anak yang cerdas?" Jawabnya sembari terkekeh kecil.
"Ah terimakasih sudah menerimaku menjadi sahabatmu. Ya,kamu benar. Aku tidak memiliki teman sejak aku masuk sekolah. Semua teman² menjauhiku karena aku selalu mendapat peringkat pertama di kelas" ujarku sedih seraya memandang sepatu ku.
"Ah,aku akan menjadi sahabat mu kok. Tenang saja. Aku murid pindahan sejak tahun ajaran baru. Ya...nasib kita sama. Aku juga tidak memiliki teman. Mereka menjauhi ku karena aku tidak suka bergaul dengan mereka" jawabnya sambil tersenyum.

Ya,kira² seperti itulah awal pertemanan kami. Di sepanjang perjalanan kami terus mengobrol hingga kami tak sadar bahwa kami telah tiba di gerbang sekolah.

"Fael, Fany ke kelas duluan ya! Fael belajar yang bener! Jangan main²!" Entahlah. Aku lebih senang jika aku menyebut diriku sengan sebutan'fany' jika sedang berbicara dengannya. Aneh bukan?.
"Iya² fany. Fael janji deh bakal belajar yang bener! Istirahat nanti fael jemput ya! Bye fanyyy!" Balasnya sembari berjalan menuju kelas dan melambaikan tangan nya kepadaku. Fany dan fael. Lucu. Batinku. Aku pun bergegas memasuki kelas dan belajar seperti biasanya.

•••

Kringggg bel istirahat berdering cukup kencang,membuat teman² kelasku bersorak senang,pasalnya tadi adalah pelajaran matematika yang membosankan. Guru matematika ku keluar kelas,tak lama teman² ku ikut berhambur keluar untuk melepas rasa bosan mereka.

Aku memilih untuk tetap di kelas,berdiam diri sambil mempelajari kembali pelajaran matematika yang sedang dibahas. Ah,bab kali ini cukup sulit.

"Fany! Ayok ke kantin bareng!" Aku ingat. Aku memiliki janji dengan sahabat ku,Fael. Akhirnya ku tutup buku matematika ku,mengambil handphone dan uang saku lalu berjalan menghampiri nya.
"Eehh Fael, Fany lupa kalo Fael ngajakin ke kantin bareng ehehe!" Aku berucap diselingi terkekeh geli.
"Fan,mau ke kantin gak? Atau ke perpus mungkin?." Tanya nya padaku
"Fany ga laper fael,fany juga males ke perpus. Kita duduk di taman belakang aja ayok! Tapi,kalo fael gamau sih gapapa" ucapku seraya menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal.
"Fael bakal nemenin fany kok! Ayok ke taman" dia berucap dan menarik pelan lenganku.

Disepanjang perjalanan fael dan aku terus saja bercerita tiada henti. Kakak kelas,adek kelas,maupun teman seangkatan memberikan tatapan sinis kepada ku. Langkahku terhenti. Aku mendengar kata² pedas dari mulut seorang siswi,entahlah...aku tidak tau dia kakel atau dekel atau temen seangkatan ku mungkin.

"Dih,cewe cupu kayak dia bisa digandeng Rafael? Hellow! Tu anak gatau diri banget si! Cantik juga engga. Harusnya kan gw yang ditarik rafael!" Cerocosnya tiada henti.

Ya,ku akui fael memang tampan,manis,putih,tinggi,pintar,bibirnya tipis,hidung nya sedikit seperti pelosotan anak tk,bulu mata dan alisnya juga tidak terlalu tebal. Ah iya,dia juga memiliki lesung pipi saat senyum. Entahlah,aku yang terlalu baperan atau bagaimana. Pasalnya,dia jarang sekali tersenyum,ketus,dan sedikit cuek. Ah sudahlah lupakan. Aku memujinya terlalu detail mungkin.

Fael menarik pelan lengan ku,membuat aku tersadar dari lamunan ku tadi.
"Fany,ayok jalan lagi! Gausah di dengerin kata orang lain! Kamu gak cupu kok! Love yourself Fan!" Sepertinya dia peka melihat ekspresi kaget ku mendapat cacian seperti tadi. Akhirnya aku pun menghela napas dan mengikuti langkah nya menuju taman.
•••
Kami sudah sampai ditaman. Dia mulai bercerita tentang nya. Dari semua ceritanya ada sesuatu yang kan ku. Eh? Maksud nya dia menemukan seorang sahabat.

"Halah,fael pasti lagi boong kan! Fany yakin,cerita asli nya pasti ga gitu" aku menyanggahi ucapan nya itu sambil tertawa bebas.
"Ketawa aja terus Fan! Sampe Fael punya pacar!"
Egh. Tawaku seketika berhenti. Mengapa aku takut jika dia memiliki pacar? Aku takut dia pergi dan melupakan aku. Bukan. Bukan karena aku menyukainya atau bahkan cemburu. Hanya saja aku sudah nyaman bersahabat dengan nya. Mukaku terlihat masam sejak dia mengatakan itu! Kini Fael tertawa. Menertawakan eskpresi wajahku lebih tepatnya.

"Ahahahaha. Fany takut fael pergi ya? Fany percaya banget! Kan fany tau sendiri kalo fael gasuka bergaul. Apalagi sama lawan jenis. Sepertinya mustahil kalo fael punya pacar!" Huh. Sepertihya dia mulai rese!.
"Tapi fael kan ganteng,manis. Banyak banget tuh yang ngantri jadi pacar fael. Fael tinggal milih aja!" Ucapku menyangga ucapan nya.
"Iya, Fael tau kok fael tu ganteng,manis. Fany gausah sebut² lagi deh! Eh betewe ada yang ngaku nih kalo fael ganteng!" Fael mengusili ku. LAGI.
"Aaahhhh fael rese ah! Fany males!" Aku memiringkan tubuhku supaya tidak menatapnya lagi.

Kringgggg
Ah,bel masuk baru saja berdering. Aku buru buru menarik tangan fael dengan sedikit berlari. Takut² aku terlambat masuk kelas. Karena setelah ini mata pelajaran nya adalah pelajaran favoritku. Bahasa inggris.

Hfftt....untung saja aku tidak terlambat! Aku pamit pada fael dan melambaikan tangan sebelum memasuki kelas. Lagi² dan lagi. Seisi kelas menatapku sinis. Bahkan,ada yang membicarakan aku di belakang.

Tiba² Safira,ketua kelasku berjalan menuju depan kelas dan berkata
"Heh anak kampung! Anak cupu! Anak sok pinter! Caper! Gausah sok alim deh di depan rafael! Cari perhatian doang! Sok baik pula! Bilang aja kalo lo mau manfaatin rafael kan?!" Safira menuduh ku yang tidak-tidak.

Apa dia tidak memikirkan perasaan ku? Aku hanya tersenyum menanggapi lalu menenggelamkan kepala diatas lipatan tangan. Sepertinya Bu Farah,guru bahasa inggris tidak memasuki kelasku. Mungkin dia sedang berhalangan hadir. Belum sempat aku menutup mata,teman² kelasku bersorak senang. Ucapan ku benar.

Bu Farah sedang berhalangan hadir. Jadilah kelas ku jamkos. Baru 1 menit pengumuman itu menyebar ke penjuru kelas,teman² ku mulai melakukan aksi mereka. Ada yang ghibah,makan,tidur,nyanyi,dan mabar. Ribut sekali seperti ibu² yang sedang berburu diskon. Sepertinya kelasku terlalu bar². Ucapku membatin. Aku kembali menenggelamkan kepala ku diatas lipatan tangan ku. Entah lah. Aku sedikit lelah.
•••

Tu udh panjang kan ges? Maapin typo🙂. Janlup votment ny yaw!🙌🏻💞

Br(ok)enTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang