Part 1. Move on?

56 4 1
                                    

"Terkadang hal yang paling sulit dilupakan berasal dari masa lalu yang paling menyakitkan."
-AztaSyakiraAhlan-

"Selamat pagi,Azta cantik. "Sapa seorang gadis berambut pendek sebahu pada sahabatnya yang berambut panjang bergelombang dibagian bawahnya itu yang tengah serius mengetik dilaptopnya.

"Selamat pagi juga,Wawa." balas gadis berambut panjang bergelombang dibagian bawahnya yang diketahui bernama Azta atau lebih tepatnya adalah Azta Syakira Ahlan.

"Lo lagi apa? Kok serius banget sampe gue dateng lo gak nyadar."ujar Wawa ketika ia sudah duduk di bangkunya yaitu disebelah Azta.

"Ohh. Ini aku lagi ngetik untuk buat kliping."ucap Azta Syakira seraya menunjuk berderet tulisan yang ada di laptopnya.

"Kliping? Kali ini materinya apa?"seorang gadis berkacamata dengan rambut digerai Sepinggang yang diketahui bernama Diva-sahabat Azta dan Wawa- itu dari arah samping Azta.

"Kali ini tentang macam-macam phobia."ucap Azta seraya menatap Diva.

"Setiap seminggu sekali loh, Lo ngetik kliping kayak gini. Emang Lo gak capek?"tanya Wawa heran.

"Ya,nggaklah,Wa."ucap Azta terkekeh. "Lagian aku ngetik kliping kayak gini juga gak tiap hari."lanjut Azta seraya menatap kedua sahabatnya tetapi sedetik kemudian ia kembali fokus pada laptopnya itu.

"Tujuan Lo buat kliping kayak gini apa?"tanya Diva dengan mimik wajah yang bingung dan nada suara yang terdengar mengintimidasi.

"Ihhh,,nih ya. Aku gak mau jawab lagi kalo besok-besok kalian nanya lagi hal yang sama! Dengerin nih ya,Aku buat kliping kayak gini karena.... Ini bisa aku jadiin buku dan nanti bisa aku kasih ke anak-anak yang gak sekolah."ucap Azta seraya membereskan laptop dan buku-buku yang berserakan di meja.

"Tapi pasti Lo punya tujuan selain itu kan?"pertanyaan yang dilontarkan oleh Wawa mampu membuat kegiatan yang sedang Azta kerjakan menjadi terhenti. Tetapi semenit kemudian ia melanjutkannya kembali.

Setelah rapih, Azta menatap kedua sahabatnya bergantian. "Tujuan aku emang itu kok."ucap Azta ragu.

"Lo yakin? Lo gak bisa bohong sama kita,Ta!"ucap Diva dengan nada yang sedikit sebalh dan penekanan pada kalimat terakhir nya. Bagaimana tidak sebal? Azta mudah sekali ditebak,ketika ia berbohong maka jari-jarinya akan saling bertautan dan pandangannya pasti menunduk.

Azta menghela nafas pasrah,ia tak bisa berbohong dengan kedua sahabatnya ini. "Ak-aku.... Iya! Aku bohong sama kalian! Alasan aku sibuk ngetik kliping selama ini karena.... Aku mau coba move on dari dia."ucap Azta seraya menatap kedua sahabatnya bergantian.

Diva dan Wawa memutar bola matanya malas mendengar pengakuan Azta itu. "Ta, ini udah empat tahun,loh. Dan Lo belum move on juga? Pleaselah,Ta. Lo harus move on! Mau bagaimanapun dia udah gak ada!"ucap Diva kesal.

"Iya,Ta. Lo harus move on! Lo tenang aja,disini ada kita yang bakalan nemenin dan bantuin Lo untuk move on dari dia."ucap Wawa seraya memeluk Azta sayang.

"Ak-aku janji sama kalian. Aku bakalan move on dari dia."ucap Azta sambil menyeka air matanya yang menetes di kedua pipinya.

Diva dan Wawa tersenyu mendengar ucapan Azta. "Nah,gitu dong."ucap Diva dan Wawa bersamaan. Kemudian mereka berpelukan seraya tertawa. Tapi,tak berapa lama kemudian suara seseorang berhasil menghentikan kegiatan ketiga gadis yang tengah berpelukan itu.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang