Part 3. Who is she?

21 2 0
                                    

Hal yang paling menyenangkan bagi para murid ketika hari mulai siang adalah bel pulang berbunyi,bukan? Begitulah dirasakan oleh para murid di SMA Andaparna, tak terkecuali kelas XII IPA 1-kelas Azta dkk.

Bel pulang baru berdenting beberapa detik lalu,namun kelas Azta sudah berhamburan keluar kelas dan hanya menyisakan Azta dkk dan beberapa murid lainnya.

"Ta, Lo pulang naik apa?"tanya Diva seraya menguncir rambutnya.

"Iya,Ta. Lo dijemput atau pulang sendiri? Kalo pulang sendiri mending bareng kita aja."timpal Wawa.

Azta menoleh menatap kedua sahabatnya kemudian menggeleng pelan seraya tersenyum. "Nggak deh. Kalian duluan aja. Aku dijemput sama Abi kok."ucapnya.

"Beneran kan Lo dijemput sama om Yas?"tanya Wawa memastikan.

Azta tersenyum kemudian mengangguk. "Iya,bener kok. Tadi pagi Abi yang bilang kalo hari ini dia mau jemput aku."ucap Azta seraya menyelipkan rambutnya kebelakang telinga.

"Ohh,yauda kalo gitu kita duluan ya,"ucap Diva yang diangguki oleh Azta. Kemudian Diva dan Wawa beranjak dari kelas meninggalkan Azta dikelas dengan beberapa murid yang belum pulang.

Drtt.... Drtt....

Dering telpon yang berasal dari saku seragam Azta berdering menampilkan 'Abi's Calling',kemudian Azta mengangkat telepon dari Abinya itu.

"Ya, Assalamualaikum bi."

"Waalaikumsalam,Ta. Kamu dimana? Abi sudah didepan gerbang sekolah kamu nih."

"Azta masih dikelas,bi. Kalo gitu Azta kesana sekarang."

"Yasudah, Abi tunggu."

"Baik bi. Assalamualaikum"

"Ya, Waalikumsalam"

Setelah sambungan terputus,Azta segera beranjak dari kelas menemui Abinya yang sudah menunggunya di depan gerbang sekolah itu.

Ketika Azta melewati lapangan upacara seseorang menarik tasnya hingga ia mundur beberapa langkah.

Sret...

Bunyi gesekan sepatu Azta dan kerikil di lapangan itu. Azta menoleh kebelakang guna melihat siapa pelaku yang menarik tasnya itu. Ketika ia melihat siapa pelakunya ia mendengus malas,ternyata kakaknya lah yang menarik tasnya itu.

"Ck! Abang apaan sih ngagetin aja! Ngapain coba pake narik tas aku segala?"ucap Azta seraya menatap abangnya cemberut.

Naufan terkekeh pelan seraya mengacak pelan rambut adik kesayangannya itu.

"Maaf ya princess. Abang gak bermaksud buat ngagetin kok. Abang tadi udah manggil kamu tapi kamu nggak denger jadi Abang tarik tas kamu."ucap Naufan meminta maaf juga menjelaskan. Memang benar tadi Naufan sudah memanggil adiknya itu,tapi Azta tak mendengarnya.

"Iya. Kenapa Abang tarik tas aku? Azta buru-buru nih. Kasian Abi udah nungguin Azta didepan daritadi." Ucap Azta dengan mata menyipit karena ia tak bisa menatap wajah kakaknya akibat pantulan cahaya matahari siang itu.

"Abi didepan? Yaudah kalo gitu sekalian kamu kasih tau Abi kalo Abang hari ini pulang agak telat."

"Mau kemana Abang sampe pulang agak telat?"

"Abang ada jadwal latihan basket hari ini."

"Loh,bukannya kelas XII udah nggak ada ekskul?"

"Iya emang nggak ada. Tapi Abang sebagai wakil ketua kapten basket harus ngelatih para kelas sepuluh dan sebelas."

"Kenapa Abang? Ketua nya kenapa emang?"

"Ya ketuanya ada sih, tapi Abang sebagai wakilnya harus turut serta juga. Apalagi Abang belum lengser secara umum. Jadi,masih ada beberapa Minggu sebelum lengser kita harus latih anak kelas sepuluh dan sebelas dulu."

"Ohh gitu,yaudah nanti Azta bilangin ke Abi."

"Makasih ya. Kalo gitu kamu pulang gih,gak enak sama Abi udah nunggu lama."

"Yaudah Azta pamit dulu. Assalamualaikum bang."

"Iya, Waalikumsalam."

Kemudian, Azta pergi meninggalkan Naufan di tengah lapangan itu. Dan tanpa mereka sadari sepasang mata menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan.

•••

"Abis darimana aja Lo?"tanya Arul pada Naufan yang Baru saja sampai di lapangan tempat mereka latihan basket.

"Ah kepo Lo kayak Dora!" Ucap Naufan terkekeh.

"Gue kan cuman nanya!" Ucap Arul kesal kemudian melangkah menuju teman-temannya yang lain. Naufan terkekeh mendengarnya, kemudian menatap Angkasa yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan yang sukar diartikan.

"Kenapa Lo ngeliatin gue kayak gitu? Suka Lo sama gue?" Ucap Naufan seraya meraup wajah Angkasa yang membuat Angkasa mendelik tajam ke arah Naufan.

"Gue masih normal!” ucap Angkasa kesal.

"Terus Lo ngapain liatin gue kayak gitu?" Tanya Naufan seraya menatap Angkasa bingung.

"Gue mau nanya sama Lo."

"Mau nanya apaan? Tumben banget Lo mau nanya pake bilang-bilang dulu biasanya juga langsung ceplas-ceplos." Ucap Naufan seraya membuka tutup botol  air mineral kemudian meneguknya.

"Cewek yang sama Lo di lapangan utama siapa?" Tanya Angkasa sehingga membuat Naufan tersedak air ya ia teguk (alay bat si Naufan_-).

"Lo... Liat? Lo denger apa aja?" Ucap Naufan sedikit khawatir?

"Iya, tapi gue nggak denger apapun kok. Tapi,kok gue kayak familiar ya sama wajahnya?"

"Ya jelas elo ngerasa familiar." Ucap Naufan santai membuat Angkasa menoleh manatap Naufan seolah meminta penjelasan.

"Ya iya,Lo pernah liat dia."

"Hah? Kapan?"

"Ck! Tadi pagi waktu kita ketahuan bolos sama Bu Reta."

"Bolos? Bu Reta? Maksud Lo cewek yang disuruh Bu Reta jewer telinga Lo?" Ucap Angkasa ketika berhasil mengingat gadis itu.

"Iya. Kenapa si Lo tanya soal itu?"

"Ya gak papa si, cuman tumben aja Lo akrab sama tuh cewek."

"Alah gaya Lo! Udah ayok latihan!" Ajak Naufan kemudian mereka melanjutkan latihan basket mereka.



#halo guys! Gimana kabar kalian? Sorry ya baru update🤭
#oke guys gausa basa basi terlalu lama pasti kalian males kn baca curcolnya🤭
#keep reading, don't forget to vomment, share of you like this story'❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang