•
•
•
Bukan sebuah kesalahan bila melakukanya dengan tulus dua orang berbeda dengan dua profesi berbeda juga. Suara monitor penanda irama jantung tengah berpacu melawan kata 'Kematian'. Seokjin ketua team operasi malam ini sebagai penanggung jawab utuh.Keringat membahasi dahi mereka karena tekanan darah pasien semakin menurun.
Terlalu fokus sama halnya dengan sebuah profesi dimana nyawa yang ditaruhkan di tengah nama pertarungan sebuah penyelamatan untuk menyelamatkan namun juga untuk menyerahkan nyawa apabila Tuhan berkehendak.
Seokjin terus berusaha ditengah kritisnya sang pasien ditambah udara yang pengap karena masker bedah yang ia kenakan. Semua orang berpasrah pada seokjin karena tensi darahnya menurun drastis. Dari alat-alat yang sama sekali akan membuat mu pusing ada yang seperti gunting biasa dan ada gunting berbentuk lingkaran di ujungnya, ada juga pinset beraneka ragam.
;
"Lelah hyung?".Seokjin yang semula sedang merenggangkan otot-ototnya yang kaku karena usai operasi salah satu pasien yang mengalami Kardiomiopati menolehkan ke arah namja yang lebih pendek darinya yang juga ikut serta dalam ruang operasi tadi.
"Ah ya. Lumayan". Jawabnya singkat karena lelah yang ia alami dan perut yang kosong seokjin tidak bisa berfikir jerni namun untungnya dia dapat melakukan oprasi dengan lancar dan pasien terselamatkan. Jimin mendengus mendengar jawaban yang lebih tua darinya beginipun dia juga khawatir karena hampir saja mereka kehilangan pasienya.
"hm.. Ya, ah ya bagaimana kabar Tae? Ck dia jarang mau menghubungiku eoh! ". Kesal Jimin mengingat betapa bencinya dia bila sahabatnya itu tidak memberi kabar padanya. Seokjin melirik sekilas sebelum tertawa pelan melihat wajah cemberut jimin.
"kau ingin tahu kabar adikku atau kekasihmu? ". Goda seokjin. Jam kerja mereka berdua sudah selesai dan sekarang waktunya pulang beristirahat.
"Aku bertanya Taetae bukan dia". Di akhir kalimat jimin mengecil. karena bagaimanapun ya tuhan dia kesal dan lagian mereka juga lagi sedang bertengkar dan jimin, dia gengsi untuk menghubungi prianya.
Seokjin dan Jimin sudah berada di luar r.s dimana mereka berdua berpisah saat sudah dekat dengan mobil mereka masing-masing kecuali jimin dia masi tidak berani membawa mobil sendiri sebab itu ia memilih naik taksi di banding supir padahal ibunya sudah membelikanya mobil tapi tetap saja jimin enggan menggunakanya.
Seokjin membela jalanan yang terlihat sepi karena waktu menujukan pukul 11 malam sudah dipastikan orang-orang lebih memilih tenggelan dalam balutan selimut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
t̾h̾e̾ d̾o̾c̾k̾t̾o̾r̾ a̾n̾d̾ t̾h̾e̾ a̾ g̾u̾n̾ ||NamJin||
أدب الهواة''the reason why i'm not deserve u bcz of ur job" Kisah klasik antara Dokter dan Kapten Tentara Team khusus NIS «"BxB"»«"Mpreg"»«"AU"»«"NamJin"». by : Kim-Parkaran