PESANTREN DI ATAS AWAN

5 2 0
                                    


"... Biar apapun yang terjadi, itu adalah yang sebaik-baiknya dari Allah SWT.."

-Shanum Ashfiya-


***

Tak henti kalimat tahmid terucap dari bibir Shanum. Ia tak menyangka akan seindah ini kota yang tengah ia pijak. Hawa dingin berhembus menggelitik kulit, matahari yang berangsur tenggelam membawa semburat merah yang begitu mempesona, hamparan yang didominasi oleh warna hijau dan bertingkat- tingkat begitu menyegarkan mata. Sungguh imanya bertambah kepada Tuhannya yang telah menciptakan alam seumpama surga ini.

Tak lama kemudian, matanya kembali bersinar melihat pemandangan yang tak kalah menakjubkan. sebuah menara menjulang tinggi mendampingi masjid yang begitu megah. Disisi kanan kiri terdapat dua bangunan yang tak kalah bagusnya. Manusia berpeci dan berkerudung menyebar dimana mana. Membeli jajan, pulang mengaji, mengantri makanan, dan banyak lagi yang di lakukan oleh mereka.

Air mata tak sengaja jatuh dari mata bening Shanum. melihat semua ini ia menjadi rindu dengan pesantrennya dulu, sangat rindu. entah sudah berapa bulan ia tak menampakan diri di pesantrennya yang dulu. Memang, semenjak ayah dan ibunya memutuskan untuk berpisah dan meninggalkan rumah, Shanum belum berminat untuk kembali pulang ke pesantrennya karena ia harus selalu bersembunyi dan  berlari dari kejaran orang-orang suruhan mamah dan papahnya.

Mendekati tujuannya, ia melihat sebuah plang besar bertuliskan nama pesantren ini.

"PPTQ Al Asy'ariah... Jadi ini pesantren milik abahnya Gus Zayyan." Gumam Shanum dalam hati.

PPTQ Al Asy'ariah adalah sebuah pesantren yang terletak di desa kalibeber, kecamatan Mojotengah, kabupaten Wonosobo. Pesantren ini merupakan pesantren yang cukup besar dan memiliki banyak santri. Jika dilihat dari namanya saja, sudah dapat diketahui bahwa pesantren ini adalah pesantren Qur'an. Memang program tahfidz disini sudah mampu mencetak generasi Tahfidzul Qur'an yang baik dan unggul, sehingga menjadi favorit dan diminati banyak orang.

Terlebih lagi profil sang kiai yang begitu masyhur dikalangan masyarakat menambah nilai dari pesantren ini. Salah seorang Masyayikh dari pesantren ini, yaitu kiai Muntaha Al hafidz atau lebih sering di panggil Mbah Mun oleh santri Al Asy'ariah. Mbah Mun merupakan salah seorang ulama besar yang sangat terkenal, beliau merupakan ulama yang mampu membuat Al Qur'an terbesar yang hingga saat ini tersimpan di taman mini Indonesia. Atas pencapaian beliau yang begitu besar ini, beliau mendapat tempat di hati banyak kalangan Indonesia. Beliau kini telah wafat dan di makamkan di sebuah desa yang terletak 8 km dari desa kalibeber ini. Meskipun begitu, beliau selelu ada di hati para santrinya hingg kapanpun.untuk beliau Al Fatihah..

"Fi.. dah  sampe nih."

"Eh iya Gus.. Afwan. Kok kita turunnya depan masjid sih Gus?"

" Suka suka dong."

"Yee.. gitu amat sih."

Shanum turun dari motor, kemudian mengikuti langkah Gus Zayyan. Ia menjadi risih karena sekarang ia menjadi pusat perhatian para santri wati disana. Ia maklum karena sekarang ia tengah berjalan dengan Gus Zayyan, putra dari pengasuh pesantren ini. Dan sudah dapat dipastikan bahwa Gus Zayyan adalah orang yang menjadi idaman banyak santriwati disini.

"Alhamdulillah dah sampai rumahku nih fi."

Shanum mengedarkan pandangan kepada rumah yang ada di depanya. Rumahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, didepannya terdapat taman yang cukup cantik, rumahnya bergaya minimalis, lokasinya juga sangat strategis karena berdekatan dengan asrama dan juga masjid pesantren.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ar-Rahman untukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang