Nggak ada yang lebih harum dari aroma uang, terlebih saat invoice-invoice-ku belum cair...
&&&
Naskah novel yang harus kuterjemahkan sudah selesai, karenanya, aku mengecek tawaran pekerjaan lain yang ada di emailku. Ada tiga tawaran, salah satunya dari 4nimestudio yang berkantor di Ekuitas Tower.
Setelah meeting di minggu lalu, aku sepakat untuk menjadi penerjemah pribadi 4animestudio selama kurun waktu yang relatif singkat, seminggu. Aku hanya bertugas untuk menjadi jembatan komunikasi antara investor asal Jepang dengan pihak 4animestudio, karena kebetulan, penerjemah mereka sedang cuti hamil.
Aku lupa, sudah berapa kali tepatnya aku mengambil tawaran menjadi interpreter, yang jelas, aku nggak pernah menolak tawaran semacam itu. Nggak ada yang lebih harum dari aroma uang, terlebih saat invoice-invoice-ku belum cair. Makanya, aku nggak berpikir dua kali untuk mengambil pekerjaan sebagai interpreter. Selain fee-nya cukup besar, bayarannya pun kontan.
"Mbak Kirana, Kazehaya-san tiba-tiba harus pulang lagi ke Tokyo nanti malam," kataku.
Wanita berkacamata yang tengah menekuni komputer itu pun mendongak. "Malam banget, Ran?"
"Hmm. Kazehaya-san bilang, carikan penerbangan kelas apa pun, yang penting hari ini," tambahku. "Tadi aku udah laporan ke Maz Dzaki, dia minta aku buat menginfokan ke Mbak Kirana, supaya bisa mengurus tiket pesawat secepatnya. Tapi, coba konfirmasi ulang aja ke Mas Dzaki,"
"Oke deh," sahut Mbak Kirana. Dengan cepat, dia meraih telepon yang ada di jangkauannya, karenanya, obrolan kami terjeda.
"Setelah Kazehaya-san pulang, itu artinya kontrakku selesai ya, Mbak?" aku bertanya untuk memastikan, sesaat setelah Mbak Kirana memutus sambungan teleponnya.
"Iya, tapi besok, kamu tetap harus datang, buat ngurus administrasi," jawab Mbak Kirana. Dia mencondongkan tubuhnya ke arahku, kemudian berbisik, "oh iya, kamu nggak perlu kuatir, kami tetap ngikutin kontrak yang udah ada kok. Barusan Mas Dzaki bilang gitu."
Mbak Kirana mengedipkan sebelah matanya yang sontak membuatku terkekeh pelan. Benefit yang kudapat selain fee besar adalah, kadang, ada klien yang mengontrakku selama seminggu, tapi dalam lima hari, pekerjaanku selesai dan dibayar full. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Setiap hari, aku menemani Kazehaya-san, menjadi perantara dia dengan orang-orang dari 4nimestudio seperti Mas Dzaki atau Mas Niko. Bahasa Inggris Kazehaya-san nggak begitu bagus, makanya kehadiran interpreter seperti sangat dibutuhkan.
Karena kesibukan supermendadak ini, aku pun nggak punya waktu untuk berkumpul dengan Saras dan Sena, sekadar meluangkan waktu untuk makan siang atau nonton film pun nggak bisa.
Dari kantor administrasi 4nimestudio di Ekuitas Tower, aku betolak ke hotel tempat Kazehaya-san menginap, tentu saja bersama Mas Niko dan sang investor itu sendiri. Selagi Kazehaya-san packing dan Mas Niko mengurus check-out kamar, aku menunggu di lobi hotel sambil main Instagram.
Aku sempat mengunggah foto di Instastory-ku saat masih di Ekuitas Tower. Ada beberapa komentar yang masuk ke DM-ku, salah satunya dari Bang Edgar.
Edgar Dewa S. : Lagi di Ekuitas Tower ya, Nyanya? 😁
Rania Kamil : Iya nih, Mas hahah
Edgar Dewa S. : Deket dong dari kantorku
Edgar Dewa S. : Kerja seharian atau cuma mampir buat ketemu klien aja?

KAMU SEDANG MEMBACA
New Interim+ [Tamat di Storial]
RomanceWhen falling in love seems only happen in her head. Meski belum mengenal Arya Prawiradinata (32), Rania Kamil (24) memberanikan diri untuk menerima tawaran menikah dari Arya dan keluarganya. Secara otomatis, Rania tak hanya berganti status menjadi...