Enjoy the story
_______________________________________________6 tahun kemudian,.....
Jimin dan Jihoon sedang bermain di taman belakang mension.
Mereka dijaga dengan dua maid suruhan Chanyeol, sebenarnya mereka sudah menolak, tetapi para maid itu selalu berkata-
Jika kami tidak menjaga tuan dan nyonya muda dengan baik, kami bisa dipecat oleh tuan besar.
"Tapi kan tetap saja berlebihan, kita bisa jaga diri kok" Ucap Jihoon yang masih tak menerima kehadiran para maid.
"Biarkan mereka bekerja Hoonie, kita juga tidak dirugikan" Ucap Jikin sembari mengusap surai Jihoon sayang.
"Mau tiduran di rumput saja dilarang" Ujar Jihoon pelan.
"Kalau itu kakak juga ngga bakal setuju, rumput itu kotor"
"Terserah kalian, Huh" Jihoon pergi meninggalkan taman belakang dan menuju mension dengan menghentakan kakinya.
Jimin hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah sang adik.
"Eum,..aunty-aunty bantu Jimin beresin mainan ya? Jimin mau menyusul Jihoon" Ucap Jimin kepada para maid yang menjaga mereka.
"Baik nyonya muda"
"Jangan panggil Jimin nyonya muda, Jimin itu masih 10 tahun jadi tidak pantas di panggil nyonya"
"Tap-" Baru saja salah satu maid mau menjawab Jimin sudah menggeleng dan berkata-
"Jimin saja Oke?
"Tidak bisa nyonya muda, kami meamang harus memanggil anda dengan sebutan seperti itu"
"Terserah kalian saja lah" Jimin pun pergi menyusul Jihoon.
"Benar kata Jihoon, aunty nya memang berlebihan"
Jimin menuju lantai dua mencari Jihoon di kamarnya, tetapi ia tidak melihat Jihoon di sana.
"Hoonie? Kemana sih"
Jimin merasa haus pun pergi menuju dapur untuk mengambil minum, tetapi ia sempat melewati kamar orangtuanya yang sedikit terbuka.
"Huh kebuka? Bunda sama ayah kan belum pulang"
Jimin memberanikan diri membuka pintu kamar orangtuanya perlahan.
"Uh, Jihoon kau disini?" Ternyata Jihoon berada di kamar orangtua mereka, Tampak Jihoon sedang menyembunyikan sesuatu di balik badannya.
"Ah i-iya kakak keluar dulu, aku juga akan keluar"
"Sebentar-
Sreet, hupp
"Dapat, ehhhehe" Jimin merebut sesuatu yang disembunyikan Jihoon, dan ternyata itu kertas berisi surat yang telah usang.
"Jangan dibaca, Jangan dibaca, Jangan dibaca" Jihoon berdoa sambil memejamkan matanya supaya kakaknya tidak membaca surat tersebut.
"Ho-hoonie...?" Jimin menatap tak percaya pada isi surat.
"Tidak, Kita tetap keluarga, Kakak tetap saudara Jihoon" Jihoon langsung memeluk Jimin yang terjatuh lemas di atas lantai.
Dan ternyata surat itu adalah surat dari ibu Jimin 10 tahun lalu.
"Hhoonie hiks,..." Pecah sudah tangis Jimin, ia tidak menyangka bahwa selama ini ia hanyalah anak angkat.
"Kak Jimin tetap sudara Jihoon, kita tetap satu keluarga begitu seterusnya" Ucap Jihoon menenangkan Jimin sambil mengelus punggung sang kakak.
"Mengapa hiks,.. tidak ada yang memberitahuku hiks,.."
"Aku tidak tau, aku baru saja menemukannya"
"Hiksss,..aku bukan berasal dari keluarga ini hiks" Tak tega, Jihoon pun menganbil kertas itu dan meletakan pada tempat semula.
"Kak, aku antar ke kamar ya?" Jimin hanya mengangguk lemas sebagi jawaban dari pertanyaan Jihoon.
Skipp.
Setelah membaringkan sang kakak, Jihoon keluar dan menutup pintu kamar Jimin.
Disana Jimin tidak benar-benar tidur, ia menangis walaupun dengan mata terpejam.
"Sakit,..hiks" Jimin memeluk dirinya sendiri, ia merasa sakit, terlebih pada tonjolan di atas perutnya yang kian membesar.
Dari balik pintu, Jihoon pun tirut menangis, ia tau kakaknya ini mempunyai penyakit yang disembunyikan dari mereka semua.
Jihoon menangis tanpa isakan.
🐣🐰
Semenjak saat itu, Jimin menjadi sosok yang pendiam, ia pun menolak seluruh pemberian barang mewah ataupun mahal dari kedua orang tuanya dengan alasan-
Tidak perlu ayah, Yang dulu masih bisa dipakai
Atau,
Tidak usah bunda, Jimin bisa beli sendiri dengan uang tabungan
Begitu seterusnya, hingga sampai sekarang.
Keluarga Park sedang berjalan-jalan di mall, tetapi Jimin tidak pernah melirik barang satupun disana.
"Jimin lihat, sepatunya cantik sekali, cocok untukmu" Ucan Baekhyun sembari menunjuk sepatu dari brand ternama.
"Tidak bunda, Jimin masih punya di rumah"
"Untuk sekarang tidak ada penolakan Jimin, Kajja kita beli" Jimin pun hanya mengangguk pasrah mendengar penuturan Chanyeol.
Stelah selesai membelikan sepatu untuk Jimin, mereka keluar dari dalam toko. Jihoon memperhatikam Jimin, ia tau jika kakaknya lapar karna tadi Jimin tidak mau sarapan.
"Uhh,..perutku lapar, Ayo kita makan" Ajak Jihoon sambil mengusap-usap perutnya pertanda ia sedang lapar.
"Baiklah, Kita cari restorannya dulu" Mereka pun memilih restoran yang cocok dan memesan makanan.
"Aku akan memilihkan menu untukku dan kakak" Jimin hanya mengagguk saja sebagai jawaban.
Jihoon memilihkan makanan favorit Jimin, yaitu Tatteboki dan Kimbab.
"Tatteboki dua, Kimbab satu untuk kakak, Nasi goreng Kimchi untukku, MilkTea Strawberry untuk kakak, dan Jus Alvokad Madu untukku.
Setelah pesanan datang mereka pun langsung menghabiskan makanan mereka, terlihat Jimin yang menyisakan separuh Kimbabnya.
"Jimin, kok tidak dihabiskan?" Tanya Baekhyun
"Jimin udah kenyang" Jawab Jimin seadanya.
"Kalau begitu kajja kita pulang"
―― .――.――.――.――.――.――.――.――.―
T
B
CKedepan masih banyak JiJi moment❤
Capt. Selanjutnya Jungkook muncul
😆BabbyJ
Jisu.Pjm💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Bully [KM]
Teen FictionMencintai orang yang selalu menyakiti "Aku sudah berusaha membencimu, tapi tidak bisa,... Hahhh, susah membenci orang yang kita sukai"-Pjm -Bully- Jiji Lop Yu💕 ||Kookmin/Jikook|| Not B×B