O2. - Rumah Pohon

139 23 2
                                    

happy reading kawan ʚĭɞ

🌻༘⸻2018

"Sumpah ya han! lo nggak boleh sama Yeri! nggak gue restuin!"

Yohan yang sedang men-dribble bola basket, melihat kearah Yena yang tengah duduk dibawah pohon sibuk memakan kue beras dan berbagai kue lainnya yang dibawa Yohan dari rumah.

"Kenapa emang?"

Yena merotasikan bola matanya, malas.

"Lo liat sendiri kan kelakuannya tadi? pokoknya gue nggak sudi!" omel Yena.

Yohan menghela nafas seraya menangkap bola basket dan duduk disebelah Yena.

"Gue juga nggak terlalu suka sih cewek kayak dia. Belum jadi pacar aja udah protektif gitu," ujar Yohan.

Yena tersenyum penuh kemenangan.

"Terus gue deketin siapa dong?" Yohan merengek, senyuman Yena luntur.

Yena berdecak kesal.

"Lo tuh kenapa sih ngebet banget deket sama cewek!? ngebet banget punya pacar!?"

Yohan melihat Yena dengan tatapan bingung, "lo kenapa marah marah? cemburu lo?"

Yena terdiam, ia tidak tahu harus bilang apa. Ia ingin menjawab tidak. tapi kenyataannya iya.

"i-idih cemburu mata lo! gini ya, orang tuh prosesnya suka dulu, pdkt, abis itu pacaran. lah lo? mikir dulu, pdkt, ujung ujungnya lo nggak suka!"

Yohan sedikit mencerna perkataan Yena. Ada benarnya juga.

"Ya.. iya juga sih, abisnya malu Na sama Lucas, sama Seobin sama temen temen yang lain, mereka semua udah punya pacar," Yohan merengut.

Yena menghela nafas kasar. Otaknya berpikir kenapa Yohan terlihat menggemaskan seperti anak kecil?

"Ya, kalo gitu lo bisa mikirin kek siapa cewek yang paling gampang buat lo ajak pacaran! biar nggak ribet! Misalnya cewek yang udah lama kenal sama lo!"

Yohan tampak berpikir, "yang udah lama kenal? Yoojung? Heejin? Doyeon? lah iya Doyeon kan pacarnya Lucas. Siapa ya?"

Hati Yena bingung, kenapa Yohan tidak pernah menyadari keberadaannya?

Gue han. batin Yena.

Yohan menatap Yena yang kini melamun dengan tatapan sendu.

Yohan mendekatkan wajahnya, "Lo...?" lamunan Yena terbuyar, dirinya sudah tersenyum dan bersiap mengangguk, "ah tapi nggak mungkin lah."

Lagi, Yohan membuat senyumnya pudar.

"Kenapa muka lo?"

Yena mendorong Yohan menjauh dengan kasar.

"Minggir! terserah lo deh!"

Yohan yang bingung hanya melongo melihat Yena yang kini sudah naik keatas rumah pohon.

Bukan tanpa alasan, Yena hanya ingin menyembunyikan raut sedih dan mata berkaca nya dari Yohan.

Yena tahu, Yohan tidak akan bisa melihatnya disini. Yohan takut memanjat.

"Lo kenapa sih Na?" Yohan sedikit berteriak takut takut Yena tidak mendengarnya.

"Nggak apa apa."

"Bohong lo! terus ngapain naik kesitu?"

"Pengen aja.."

Yena berusaha sekuat tenaga menahan suara bergetarnya.

Yena terisak dalam diam terlebih saat melihat sebuah ukiran dipohon itu. Ukiran yang ia buat 10 tahun yang lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[07] kita ; yena yohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang