Chapter 2

636 50 35
                                    

Summary         : "Tunggulah aku sebentar, hyung... Kau harus bertahan, arrachi?" // "AIGOO!!! Apa yang kau lakukan anak muda?!" // Ia membuka jaket hitamnya dengan gerakan yang membuat kedua yeoja itu menahan napas. // Jangan melawan, Wookie-ah! Aku sudah memilih kalian daripada keluargaku! // KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!

.

Choice (Ketika Kyuhyun Harus Memilih)

Chapter  2

.

"Noona...mianhe. " Mati-matian Kyuhyun menjaga suaranya agar tidak bergetar. "Aku salah melihat jadwal... Ternyata besok ada acara penting yang harus aku hadiri."

"MWOO? Kau tidak mungkin salah lihat!" Cho Ahra mulai terdengar marah dan kecewa. "Kita sudah mengosongkan 2 hari ini sejak lama, Kyuhyun-ah..."

Tangan Kyuhyun kembali menjauhkan sedikit HP itu dari telinganya. Ia kuatir noona-nya mendengar tarikan napasnya. Ia juga kuatir tak sanggup mendengar seruan-seruan kecewa appa dan eomma di belakang Ahra. Kyuhyun mencoba tertawa kecil sebelum menyahuti sang kakak kembali.

"Mianhe, Noona... Namanya juga manusia, bisa saja aku salah. Aku lupa manager hyung melakukan perubahan minggu kemarin."

Kini terdengar tarikan napas Ahra di sana. "Ya! Kyuhyun-ah! Jangan ulangi lagi lain waktu! Aku sudah kangen sekali padamu... Arraso? Kalau begini, kita baru bisa bertemu beberapa bulan lagi. Itu berarti hampir 1 tahun kita tidak bertemu langsung... Ck! Menyebalkan!"

Kyuhyun hanya sanggup menganggukkan kepalanya. Sebuah perbuatan yang sia-sia karena Ahra noona tidak mungkin melihatnya.

"Kyuhyunnie...kau harus berjanji padaku. Arra?!

"Arraseo, Noona. Mianhe. Sampaikan salamku pada Appa dan Eomma. Aku tak berani bicara sendiri... Pasti appa sudah siap mengomeliku sekarang karena membuat eomma kecewa."

"Jangan kuatir, aku akan menanganinya," kata Ahra. Suaranya melembut. "Aku tahu, kau pasti sama kecewanya dengan kami. Jadi jangan kuatir, pabo! Kami selalu ada untukmu."

Tak sanggup. Kyuhyun tak sanggup berpura-pura lagi. Ia segera memutuskan telepon, menekuk lututnya, menyusupkan kepalanya di antara lututnya dan menangis tertahan. Kalau saja Ahra noona memarahinya, ia akan merasa lebih baik. Tapi kata-kata lembut tadi justru membuat rasa bersalahnya semakin besar. "Mianhe... Jeongmal mianhe...."

Namja yang mengawasi dongsaeng terkecilnya sedari tadi, hanya bisa menahan air matanya. Ia tak tahu pasti apa yang dibicarakan oleh Kyuhyun. Tapi minimal ia bisa menebak bahwa Kyuhyun membatalkan kepulangannya karena mereka semua sakit, meski hal itu membuat Kyuhyun sendiri terluka. Ia hendak beranjak keluar ketika tiba-tiba matanya menjadi gelap dan sekelilingnya terasa berputar. Susah payah ia mencoba kembali ke tempat tidurnya. Ia tak ingin menyusahkan Kyuhyun lebih dari ini.

***

Hyungdeul belum makan dan minum obat. Kesadaran itu membuat Kyuhyun bangkit berdiri. Ia masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil jaket, masker, topi dan kacamata hitam. DIliriknya Sungmin yang terbaring dengan selimut rapat.

"Tunggulah aku sebentar, hyung... Kau harus bertahan, arrachi?"

Tak berapa lama, mobil hitam Kyuhyun melaju di jalan. Ia mencari rumah makan yang kira-kira menjual apa yang ia butuhkan, namun tak ada satu pun yang pas. Akhirnya ia menghentikan mobilnya di sebuah mini market.

Suasana mini market itu sepi, dan lingkungan sekitarnya tampak lenggang. Kyuhyun sudah bersiap keluar lengkap dengan topi, jaket, masker dan kacamata hitamnya ketika bayangannya terpantul di kaca spion. Aku tampak seperti perampok. Cepat dilepasnya  maskernya.

Choice [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang