Part 1

20 5 1
                                    

"Hey! Lu kenapa? " tanya max.

"kepo bat lu! " jawab sasa cuek.

"dih. Ditanyain malah cuek " ujar Max.

"bodo" ucap sasa.

Max Mills. Dia yang ada di rooftop bersama Sasa. Dengan gaya santai nya, mengenakan sweater panjang berwarna hitam. Topi hitam. Jeans hitam. Dan sebuat headset di kepalanya. Ia terus saja menatap layar ponsel yang dalam keadaan vertikal/miring itu.

Tatapannya cuek. Dan keliatannya dia orang yang introvert. Kurang suka bergaul. Dan dia juga bodo amat kalo soal dunia. Baginya, Video game adalah hidupnya. Ia juga rela menghabiskan waktu dan tenaganya buat video game.

Tapi jangan salah sangka. Meskipun begitu. Max adalah anak yang cerdas. Ia sering ikut olimpiade antar kota dan ia juga sangat handal dalam melukis. Selain itu, ia jagonya bermain alat musik.

Tapi semua hal itu tidak diketahui oleh Sasa. Sasa baru mengenalnya di rooftop, tentu saja mereka ga saling kenal. Bahkan sasa gatau namanya.

Max menatap sasa yang tengah berdiri, melipat tangannya di pegangan pembatas. Sambil menatap ke arah kota dengan tatapan kosong. Rambutnya yang terus terbang dihembus angin, menampakkan wajah cantik naturalnya.

Itulah hal yang membuat Max tersenyum untuk pertama kalinya. Melihat rambut sasa yang terbang di hembus angin sehingga menutupi wajah cantiknya.

"lucu juga ya" ujar max dalam hati sambil tersenyum.

"apa lo liat liat? Huh" tanya sasa cuek.

Max membuyarkan tatapannya.

"dih, ge-er bangetsih" ucap max pura-pura melihat kekanan dan kekiri.

"ew. Udah gausah liatin gue. Liat ajatu layar ponsel lu. Ntar lu kalah ngegame tuh" ucap sasa dengan wajah cueknya.

"njir iya" jawab max yang baru sadar kalau dari tadi video game miliknya masih terus berjalan.

"abis tu muka kaya, poodle" ucap max.

poodle ~ ras anjing•

"dih sapa lo berani beraninya ngeledek gue?" tanya sasa kesal.

"aku ya aku, mbak" jawab max.

Sasa kemudian memalingkan wajahnya kembali. Ia merasa kesal dengan max.

"dasar, poodle " ujar max.

"udah jangan ngambek tuh. Tadi nangis skrng ngambek. Salah ku apa. Kalo lu marah makin keliatan kaya poodle ntar" ujar max.

"biarin, wlee" jawab sasa sambil mengeluarkan lidahnya tanda meledek.

"nah kan makin makin~ "

"ih, udah ah. Kita tu gakenal. Lu stranger. Gue stranger. Jadi lu jangan sksd ke gue" ucap sasa dengan raut wajah sedikit kesal.

"dih yaudah. " jawab max singkat.

"Lu pernah ga dibully? "

"ha? Lu nanya ke gue? " tamya max heran.

"ya jadi siapa lagi, bege." ujar sasa kesal.

"hahaha. " max tertawa.

"barusan gue dibully sama anak kelas 11. Tadinya gue di toilet trus gasengaja kedorong dia. Trus dianya marah. Malah coret core baju belakang aku sampe di ledekin org org di koridor" jelas sasa dengan wajah sedih.

Both of Them ( Max and Harvey ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang