***
Aku terus merangkai kata dengan hati penuh luka. Berharap dia sadar, berharap dia tau apa kesalahannya dan meminta maaf padaku.
Ya, aku seperti pengemis kata "maaf", orang bodoh yang . .. .. . Harusnya sadar tanpa kata maafnya pun aku tidak akan mati karena patah hati.
Aku tau, aku terlalu fokus pada kesalahan-kesalahannya sedangkan aku tak pernah melihat kesalahan ku, apa karena aku dia pergi?? Pertanyaan itu sempat terlintas di pikiranku.
Namun aku terlalu abai dan terus menerus mengharapkan kata maafnya, tanpa kusadari mungkin sebenarnya aku yang harus meminta maaf.
Aku terjebak dalam lingkaran yang ku buat sendiri.***