Ifah Pov
"Iya Om, Ifah pulang besok insya Allah.. hari ini masih ke kampus dulu, sekalian ngurus ijin untuk seminggu kedepan" Jawabku sesaat setelah telepon tersambung dengan Om Surya, saudara satu-satunya dari almarhum ayah yang mengasuh Ifah dan Efan hingga sekarang.
Om Surya dan Tante Indah menjadi orang tua kedua bagi aku dan Efan setelah kejadian naas yang merenggut Ayah dan Bunda lima tahun yang lalu. Sejak saat itu kami pindah ke rumah Om Surya dan rumah peninggalan Ayah untuk sementara dikontrakkan. Rumah itu tidak akan kami jual karena banyak kenangan yang tersimpan di sana. Suatu saat semoga bisa kami tempati kembali, entah aku atau Efan.
"Alhamdulillah, hati-hati di jalan yaa.. Jangan lupa barang-barangnya dibawa, yang penting-penting saja. Besok pagi insya Allah Mang Yusuf berangkat ke Jakarta, siang mungkin baru Ifah bisa berangkat ke Bandung" Balas Om Surya panjang lebar.
"Iya Om.." Kalau sudah seperti itu, aku hanya bisa mengangguk, mengiyakan dan menaatinya. Sejak diasuh Om Surya dan Tante Indah diri ini sudah menetapkan hati bahwa apapun yang diputuskan atau dipilih oleh Om Surya dan Tante Indah akan kuterima dengan ikhlas. Selama lima tahun ini pula Om Surya dan Tante Indah memperlakukan aku dan Efan dengan sangat baik, penuh kasih dan sayang seperti orang tua pada anak kandungnya.
"Terima kasih ya nak, selama ini kalian sudah menerima Om dan Tante seperti Ayah dan Bunda kalian.. Om dan Tante sangat bersyukur. Apapun akan Om dan Tante berikan untuk kalian" Lanjut Om Surya dengan suara pelan mungkin Om Surya teringat kembali dengan Ayah dan Bunda.
"Iya Om, kami yang harusnya berterima kasih pada Om dan Tante, karena sudah mengasuh kami dengan kasih yang tak terhingga. Semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungi Om dan Tante.."
"Aamiin yaa Allah,, ya sudah Ifah siap-siap aja.. mau ke kampus kan? Om juga mau bersiap-siap ke kantor" Pamit Om Surya.
"Salam buat Efan ya Om, sama Tante Indah juga"
"Nanti di sampaikan.. Tante Indah masih sibuk di dapur, Efan masih di kamar"
"Iya Om, assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam warahmatullaahi wabarakatuh" jawab Om Surya.
Terdengar suara telepon ditutup.
Hhhhhhhhh, yaa Allah semoga apa yang kupilih ini benar.. Kuatkan hati hamba, ikhlaskan diri ini untuk menerima semua jalan takdir-Mu.
*******
Dengan bergegas Ifah membereskan buku-buku yang akan dibawa ke kampus, kebetulan hari ini masih ada 1 mata kuliah yang harus diikutinya karena ini pertemuan terakhir di semester ini. Dua minggu kedepan sudah memasuki ujian semester. Di semester pertama tahun ketiga ini (semester 5), alhamdulillah Ifah sudah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya, Ifah termasuk mahasiswa tercepat yang bisa menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sebelum semester 6. Kebanyakan mahasiswa selesai di semester 6 atau bahkan sampai semester 8.
Sejak awal kuliah, Ifah memang tidak pernah cuti kuliah dan jumlah SKS yang diambil setiap semesternya selalu melebihi jumlah SKS yang seharusnya. Penasehat Akademiknya sangat mendukung usaha Ifah untuk segera menyelesaikan kuliah secepatnya. Ini pun sesuai dengan nilai IPK Ifah yang selalu di atas rata-rata bahkan beberapa kali meraih IPK 4,0 sehingga bisa mengambil jumlah SKS melebihi yang seharusnya. Universitas ini memang memiliki aturan yang sangat membantu mahasiswanya, boleh mengambil mata kuliah di atas satu tingkat sepanjang mata kuliah itu linear dengan mata kuliah yang diambil pada semester yang sama.
Di antara sahabat-sahabatnya, Ifah-lah yang sudah bisa menyusun skripsi semester depan dan hal itu membuat sahabat-sahabatnya iri, bukan iri dalam artian yang sesungguhnya. Iri karena mereka tertinggal jauh dari Ifah, itu pun mereka sadari karena usaha mereka tidak segetol Ifah. Ifah tersenyum mengingat hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintai Aku Karena Allah
RomanceIkhlas, satu kata yang harus disematkan Ifah erat-erat dalam hatinya. Tak perlu diumbar cukup dikuatkan dengan doa. "Iya Om.." Kalau sudah seperti itu, aku hanya bisa mengangguk, mengiyakan dan menaatinya. Sejak diasuh Om Surya dan Tante Indah diri...