Bab 3

593 39 77
                                    

Halooo... Maaf nggak sesuai jadwal ya guysss... Because kan ini udah lama banget nggak up, jadi aku takut kalau kalian nunggu kelamaan.... 

Semoga puasanya lancar yaa....

Selamat membacaaa..

.

🌺🌺
.
Cinta itu seperti ilmu Nahwu Shorof ,
Dia sangat sulit di fahami

Namun ketika kamu mampu memahaminya
maka kamu akan bahagia selamanya.
.

🌺🌺

Gus Nadhif baru saja selesai membantu kang-kang santri roan* . Sebenarnya dia tidak akan mau jika tadi tidak di paksa oleh Neng Aira.

Dia memang tidak berani dengan Mbaknya itu. Menurutnya  kalau Mbknya itu marah , sudah bagaikan singa yang dibangunkan dari tidurnya. 

"Kamu mandi gih sana," suruh Neng Aira pada adiknya itu.

"Ah ntar aja mbak. Ini masih lelah banget," balas Gus Nadhif sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah berharap rasa gerahnya hilang.

"Mas Nadhif ya emang kayak gitu Mbak. Dibilangin tapi keras kepala banget," sahut Neng Nayla yang baru saja turun dari lantai dua.

"Gerah mas itu. Kamu pikir roan sampai 4 jam itu wajar? nggak wajar itu lah," ucap Gus Nadhif. 

"Gerah kan? makannya Mbk nyuruh kamu cepat mandi. Gih sana cepet mandi," suruh Neng Aira cepat. 

"Cerewet deh," ucap Gus Nadhif lalu segera berlari sekencang-kencangnya ke kamar mandi.

"Ihhhhhh... Dasar adek durhaka," gumam Neng Aira gemas. 

"Mbak Aira mending bantu aku yuk," ucap Neng Nayla sambil duduk di kursi .

"Bantu apa sih?" tanya Neng Aira yang masih saja berdiri.

"Ngerjain tugas nahwu," jawab Neng Nayla .

"Minta bantu mas mu aja. Sekalian biar otaknya juga diasah," ucap Neng Aira lalu pergi ke kamarnya.

Kalau dia tidak banyak kerjaan, dia pasti sudah membantu adiknya untuk mengerjakan tugas Nahwunya. Sekalian dia mengingat ingat pelajarannya dulu. Tidak mudah untuk mampu memahami ilmu nahwu, bagi Neng Aira sendiri ilmu nahwu itu sulit jika baru pertama tau tentang ilmu tersebut.

Dulu saja Neng Aira belajar mati matian tentang ilmu Nahwu karena dia benar-benar berniat untuk memahaminya lebih dalam. Alhamdulillah perjuangannya itu membuahkan hasil. Dia selalu menang saat lomba ilmu nahwu. 

Neng Aira segera menata rak bukunya dan membereskan kamarnya itu. Dia ingin segera istirahat dan kalau ada waktu nanti dia ingin membantu Neng Nayla mengerjakan tugas.

Neng Aira mengelap satu persatu buku koleksinya. Banyak diantaranya yang sudah rusak karena sering dipinjam dan tidak dijaga dengan baik. Termasuk Gus Nadhif salah satunya, dia paling sering meminjam dan justru nanti akan dipinjamkan ke orang lain lagi. 

"Mbak Aira!" ucap seseorang membuat Neng Aira terkejut lalu menoleh.

"Eh Mbak Atina," ucap Neng Aira antusias ketika melihat sepupunya itu. 

Neng Atina adalah sepupu Neng Aira yang tinggal di Jakarta.
Ummi Neng Atina adalah kakak dari Ummiknya Neng Aira, oleh sebab itu Neng Aira memanggil Neng Atina dengan embel-embel " Mbak" meskipun umur Neng Atina lebih muda darinya.

Tapi meskipun begitu Neng Atina tetap memanggil Neng Aira dengan embel-embel "Mbak" juga. Dengan alasan dia tidak mau terlihat lebih tua dengan sebutan "Mbak".

HumairazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang