LOST {2}

2.8K 305 139
                                    

┅Happy Reading┅

Di sebuah gedung tua, seorang anak kecil tengah bersembunyi dibalik lemari dan terlihat ketakutan. Keringat di dahinya terus bercucuran membasahi pelipisnya dan bercampur dengan darah. Ia menggigit bibirnya kuat berusaha untuk menahan isakannya agar tidak keluar. Nafasnya sesak dan tubuhnya lemah, tapi ia terus berusaha untuk tetap sadar.

"Hei manis kau bersembuyi dimana, keluarlah."

Anak itu menutup mulutnya rapat-rapat dan menahan nafasnya saat mendengar suara pria gila itu. Matanya terus berurai air mata, ia sangat ketakutan dengan pria yang mencoba membunuhnya itu. Ia tidak ingin mati ditangan orang itu.

"Keluarlah sekarang juga, atau aku bakal membunuhmu."

Anak itu mengintip melalui celah kecil yang ada di lemari itu, ia bisa melihat jelas pria itu membawa pisau tajam yang siap untuk membunuhnya. Isakannya tiba-tiba lolos begitu saja dari bibir mungilnya. Tubuhnya terasa kaku, dan pikirannya kosong tidak tau harus berbuat apa. Ia hanya anak berusia 5 tahun.

"Hei keluarlah kita akan bersenang-senang, jangan takut."

Pria itu menghampiri lemari kayu yang ada di sana. Anak itu tambah bergetar ketakutan ketika pria itu membuka lemarinya pelan.

Kriett!

"Ayo keluarlah kita akan bermain bersama," ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya. Anak itu menggelengkan kepalanya histeris, ia tidak mau bersama pria itu, ia ingin pulang.

Anak kecil itu hanya bisa menangis, ia tidak akan bisa lagi menghindari pria itu. Dirinya kini terjebak di dalam lemari dan dihadapannya ada seorang pria dengan senyuman mengerikan.

"Lihat itu ada darah di kepalamu, kita obati dulu lukamu itu ne." pria itu berucap lembut dengan memasang wajah iba yang ketara dibuat-buat.

Anak kecil itu hanya bisa menggeleng takut dengan isakannya yang tidak bisa berhenti. Ia menyembunyikan kedua tangannya dipunggung agar pria itu tidak bisa menggapainya.

Pria itu lama-lama geram dengan anak yang ada di depannya itu. Ia sudah berusaha untuk bersikap lembut tapi anak itu terus saja menangis dan tidak meresponnya. Kesabarannya habis.

Dengan kasar pria itu menarik lengan sang anak dan mencengkeramnya dengan kuat sehingga anak itu menjadi kesakitan dan menangis dengan kencang.

"Andwae jebal lepaskan aku hiks." Anak itu berusaha melepaskan cengkeramannya namun sia-sia, tenaganya yang kecil kalah dengan pria itu. Ia hanya bisa menangis dan terus memohon pada pria itu.

"DIAM!" bentak pria itu yang sudah jengah dengan kelakuan sang anak.

"Hiks hiks, lepaskan aku ahjussi. Jangan sakiti aku." Yang bisa ia lakukan hanya menangis dan menangis, ia hanya bisa berharap pria didepannya ini mau mengasihaninya.

"Kau berbicara apa? Melepaskanmu? Tidak semudah itu anak manis. Aku harus membunuhmu dulu, baru setelah itu aku akan membawa mayatmu ke rumahmu. Bagaimana? Menarik bukan?" ucap pria itu sambil menyeringai seram.

"Andwae aku tidak mau, lepaskan aku." Anak itu langsung menggigit tangannya dan mendorongnya lalu lari sekuat tenaga.

"Yakk! Mau kabur kemana kau." Pria itu dengan cepat langsung bangkit dan mengejarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOST {JJK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang