23 September 2000

28 6 0
                                    

⚠️ Nama orang dan tempat disini hanya sebagai objek, tidak ada sangkut paut dengan dunia asli ⚠️
                      

    Tinggalkan komentar dan vote di part ini 

Terinspirasi dari sebuah cerita nyata yang dipadukan dengan kreativitas sendiri
.
.
.
.
.

23 September 2005

Milan, Italia

Halo Semuanya...

Pada tanggal ini, tepatnya 5 tahun yang lalu.

Sudah sejak lama aku ingin berbagi cerita ini, sedikit potongan cerita dalam hidup yang pernah aku lalui.

Dimulai dari bagaimana kami bertemu, dan bagaimana aku pernah mencintainya

Permulaan cerita awal dari pertemuan seorang Alvina Anderson dan Javen Geffrey.

Let's Begin our story ♡

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.

Tercatat,

Consonno, Italia

23 September 2000

Sore di kota kecil tempat tinggalku memang seperti ini, seperti yang orang orang banyak inginkan. Kota sunyi dengan kedamaian, cahaya minim, dan juga pemandangan yang dapat membuat siapa saja ingin berlama lama mengitari kotaku.

Tentu dibalik itu semua Consonno sering kali tidak diperhatikan pemerintah setempat akan teknologinya, membuat generasi sepertiku ingin sekali membeli peralatan dan juga kue di Bakery enak kota seberang sana. Andai aku memiliki uang cukup. Aku memang bisa saja meminta uang pada ayah, tapi aku tidak ingin.

Sudah menjadi kebiasaanku mengitari kota kecil ini hanya untuk sekedar memandanginya lalu berandai andai betapa hebat kota ini jika diberi sentuhan seperti kota lainnya. Memikirkannya saja aku sudah dibuat tersenyum senyum. 

Oh tidak, aku harus segera pulang untuk mengerjakan tugas kuliah lalu bersiap siap untuk menikmati Latte favoritku di cafe pusat kota. 

Setidaknya walau hanya sebuah bangunan kecil, aku sudah cukup senang karena Paman Eric sudah membangun cafe tersebut di kota kami.

                                                                                 time    》

Aku bergegas memakai kaus kaki dan sepatu yang hampir menutupi setengah lututku.  Paman Eric pasti sudah menunggu kedatanganku , karena aku memang tidak pernah absen untuk datang ke pusat kota Consonno. Menyisihkan jajan mingguanku untuk datang dan membeli Latte. 

"Ibu, Vina berangkat ke tempat paman Eric ya!"                                teriakku cukup keras.
"Jangan lupa jika sudah selesai langsung pulang." balas ibuku yang sedang memanggang kue di dapur.

Aku bukan lagi seorang remaja berpendidikan sekolah dasar, sekolah menengah atau semacamnya. Awal tahun ini akhirnya aku bisa bersekolah seperti universitas di seberang pusat kota. 

Kata orang orang butuh 4 tahun untuk bisa lulus lalu memulai karirku di kota kota besar Italia. Ah, aku benar benar tidak sabar untuk menyelesaikan 3 tahun mendatang.

                                                                             《     time     》

Menyebrangi setiap inci jalanan kota, sembari bersenandung menikmati terpaan angin malam. masih terbayang bagaimana hangatnya Latte paman Eric melewati tenggorokanku.                            Orang orang dikota besar mungkin memang memiliki segalanya, tapi bagiku momen ini tidak bisa ditemukan di kota selain Consonno. 

Pandanganku melebar menerawang bangunan tua dengan nuansa langit gelap yang disempurnakan dengan bintang bintang. Sorot mataku menangkap sesosok asing dengan balutan bak pangeran yang berambut pirang. 

Aku sendiri bertanya tanya,

Apa dikota ini ada toko yang menjual atau menyewa pakaian seperti itu? kurasa tidak, dan apa apaan rambutnya itu? 

Aku memberanikan diri mendekatinya untuk menyentuh pundak lebarnya dengan salah satu jemariku. Pria tersebut tersontak kaget lalu berbalik memandangiku dengan benda canggih nan pipih. aku tau benda itu yang biasa dijual di kota besa, tapi... itu terlihat seperti smartphone yang tidak biasa dijual, bentuknya besar dan tidak memiliki tombol satupun pada layarnya. 

Apa dikota besar menjual smartphone seperti milik pria tinggi ini?aku jadi salah fokus

Pria tersebut terlihat mapan dan sepertinya memang lebih tua dariku. Dia masih saja memandangiku, jujur saja seperti ada rasa malu dalam diriku.

"Kau -, aku tidak salah liat kan?" aku tersontak memandangnya yang sedang menatapku seperti.... entahlah, tatapannya tidak bisa aku jelaskan.

"Kau Nyonya Cleirs bukan?" Ucapan pria ini cukup membuatku bingung.  memangnya siapa nyonya Cleirs? apa yang dimaksudnya adalah aku? namaku Vina, marga belakangku juga bukan Cleirs, melainkan Anderson. Alvina Anderson. 

"Aku pikir.. kau salah orang tuan,- lagipula aku tidak tau siapa namam,- 

" Aku Jav, Javen Geffery !" dengan cepat pria tersebut menggenggam kedua tanganku lalu menggerakkannya kegirangan dengan aku yang sudah sangat kebingungan.

"Aku tidak yakin, tapi kurasa kau memang nyonya cleirs di masa muda! tunggu, apa sekarang aku benar benar berada di masa lalu? Apa bisa beritahu aku sedang dimana sekarang? Aku datang dari ujung sana!,-

Pria itu menunjuk nunjuk jalan disudut sana

,-Lalu aku mencoba mengecek koran disana, dicantumkan
b-bahwa sekarang tepat pada tanggal 23 September 2000. itu berarti ini 15 tahun yang lalu dari tempatku berasal! aku berasal dari kota Milan pada tahun 2015, nyonya..... apa kau benar benar tidak mengenal salah satu pelanggan setiamu ini?"

Pria yang mengaku bernama Jav ini menatap menunggu tanggapanku

Hah? Siapapun tolong beritahu, aku harus apa?!

 



                    《   time   》

To be continued

Lanjut tidak?¿

"Aku Jav, Javen Geffery!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku Jav, Javen Geffery!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Javen { Our time }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang