.
.
.Pernahkah kau mengalami mimpi buruk? Yeah, yah. Semua insan pasti pernahㅡbaik pada orang yang paling baik, maupun orang yang paling jahat sekalipun. Namun, pernahkah kau mengalami mimpi buruk dan menyesalinya; padahal kaulah yang awalnya memintanya? Mendadak kau kewalahan mendapatkannya, padahal dulu terasa menyenangkan memilikinyaㅡKarena terkadang, mimpi buruk dulunya adalah mimpi yang sangat indah.
Kini, New Thitipoom tengah berada di posisi tersebut.
New berdiri di sisi jendela ruang kantornya sambil termangu. Matanya terpaku pada kertas yang kini digenggamnya erat-erat, seolah jika ia melepasnya sedikit saja, ia bisa ikut terbawa angin tak kasat mata seperti sang kertas. Ia berkali-kali mengedipkan kedua matanya, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa yang ia baca tidaklah nyata, bahwa yang ia baca hanyalah sebuah kesalahan semata. Tapi, kertas itu masih sama. Rapih dan elegan, berbahan dasar kertas khas orang kaya, ditulis oleh pena yang paling mahal. Sebuah surat tugas istimewa.
Tidak.
Tidaktidaktidaktidakㅡ
New harusnya senang. Mimpinya tercapai, hore. Dia akhirnya menjadi salah satu dari orang paling spesial di dunia ini yang bisa menjelajah ke lebih dari satu planet. Ya. Ia mendapatkan surat tugas istimewa dari NASA untuk menjadi salah satu astronot rekrutan dalam proyek Mars 2033, tahun ini, bulan depan. Ia harusnya bahagia? Tentu saja. Cita-citanya tercapai, ia menjadi orang spesial, ia mendapat kesempatan langka, dan sebentar lagi akan terkenal. Bukankah itu mengagumkan?
Tapi hal-hal itu tidak menyenangkannya sama sekali
Dia pernah menonton film petualangan luar angkasa. Interstellar, Oblivion, Prometheus, dan lain-lain, dan lain-lain. Hal-hal itu kelihatannya tidak bagus untuk jadi contoh; sebab tak ada sama sekali yang perjalanannya kedengaran mudah dan menyenangkan. Dan selalu berakhir dengan kematian. Tapi, dulu ia sudah mempersiapkan dirinya untuk itu, bisa dibilang, dan ia tidak takut mati sama sekali. Ia sudah selalu siap akan resiko itu, bahkan seringnya diam-diam membayangkan ia tengah berada di posisi sang astronot yang ada dalam film-film edan tersebut. Itu dulu mimpinya. Itu selalu menjadi impian nomor satunya.
Tapi kali ini lain.
Kali ini, berbeda.
Ia bukan lagi anak usia 16 tahun yang ambisius, atau orang berusia 23 tahun yang akhirnya siap meraih segalanya meski harus kehilangan sesuatu. Dulu, ia tidak takut kehilangan apapun. Orang semacam itu tak pernah takut pada resiko.
Tapi sekarang, di usianya yang ke 32 tahun, ia punya sesuatu untuk digenggam.
Diliriknya jari manis tangan kirinya yang kini memantulkan cahaya siang yang terasa suram untuknya. Sebuah cincin dengan mata berlian mengagumkan berbentuk bulat tersemat manis di sana. Cincin yang menyangkut kenangan indah, cincin yang mengingatkannya akan sosok yang selalu dikasihinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[IDN] Let The Stars do The Rest ❦ taynew
Fanfiction[ taynew astronaut!au ] New Thitipoom, sang peneliti antariksa di NARIT, akhirnya mendapat kesempatan menggapai mimpi yang selalu ia impikan; terbang ke luar sana, menginjakkan kakinya di salah satu planet liar. Namun, satu fakta membuatnya tidak se...