Train to Surabaya ( part 4)

593 36 0
                                    

Part 4

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 4

Pertempuran dimulai

Setelah perjalanan yang lama dan melelahkan, tiba-tiba kereta berhenti dan keadaan di dalam kereta menjadi gelap.

Semua penumpang makin panik. Ayah pun menghampiri kedua anaknya itu untuk berjaga-jaga. Ini seperti situasi yang ada difilm itu, jika nanti para petugas dan masinis menyuruh agar keluar dari kereta, maka Arini berpikir untuk tidak akan keluar.

Arini akan tetap ke Surabaya dengan kereta ini, ia sudah berpikir kalau seluruh stasiun akan kosong dan nantinya akan muncul zombie-zombie itu dan menyerang mereka semua.

Dan benar saja, saat kereta sudah sampai di Semarang, semua penumpang turun dari kereta. Ayah pun mengajak Arini dan Alex untuk keluar dari kereta tersebut, tapi gadis itu  menahannya.

"Ayah kita tidak akan keluar..." ujarnya sembari menahan pria itu. Ayah semakin bingung dengan tingkah Arini sekarang. Alex pun akhirnya kesal dengan adiknya itu dan akhirnya malah memarahi Arini karena selalu menyusahkan ayah.

Arini hanya terdiam dan menahan air matanya agar tidak keluar. Apa yang ia katakan itu semua untuk kebaikan bersama, ia hanya tidak ingin mati konyol seperti yang lainnya.

"Ayah, stasiunnya sangat sepi ayah, bisa saja kemungkinan semua sudah terkena wabah penyakit itu, pasti mereka akan masuk lagi ke kereta ayah,"  katanya dengan cemas. Arini berharap, ayah akan percaya dan melakukan apa yang ia katakan.                          

"Kau tahu dari mana, Nak?" tanya ayah. Ternyata ayah masih belum percaya dengan anaknya itu.           

"Jangan mengada-ngada, Arini! Kau tak ingin selamat?" Alex membentak adiknya tersebut.                

"Aku tidak mengada-ngada! Aku serius, kenapa kalian tidak mempercayaiku, hah? Apa kalian akan percaya padaku kalau aku sudah mati karena wabah itu?" Tanya gadis dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Mereka terdiam, dan memalingkan wajah mereka. Lalu ayah memeluk Si bungsu agar ia tidak merasa stress.

Kemudian Sang ayah membujuk Arini untuk keluar dari kereta, ayah bilang kalau mereka akan dijemput oleh rekan-rekannya yang sudah ia siapkan sebelumnya.

Setelah dipikir-pikir, akhirnya aku menuruti apa kata ayah.
Saat keluar dari kereta tersebut, mereka semua melihat-lihat keadaan sekitar.

Mereka  harus berjaga-jaga sembari membawa tongkat kayu yang mereka dapat di gerbong 6 dan juga alat pemadam api ringan (APAR). Alat -alat inilah yang menjadi senjata ketika ada yang menyerang mereka nanti.

Train to SurabayaWhere stories live. Discover now