"Sebagai sahabat semua hampir terlibat, keluarga, sekolah bahkan cinta, mungkin"***
Malam yang hening, dan bertabur bintang.
Secarik kertas dan tinta yang terukir jadi satu dalam sebuah buku.
Kata perkata telah ku rangkai jadi satu.
Untuk sebuah angka yang berharga.
Bagaikan sebuah emas yang akan ku dapat. Padahal hanya sebuah angka yang akan membuatku bangga.
Hingga aku harus bekerja bagai kuda dan menguras setiap tetesan dari keringatku.
Tidak ada lagi suara, semuanya hampa.
Suara detik jam yang terus menemaniku hingga larut malam.
Purnama yang indah. Cahaya Dewi Malam yang menembus lewat jendela kamarku dan jadi penerang hidupku malam ini.
Ditemani hembusan angin yang menyelimuti tubuhku dengan sikap dinginnya.
Yang seakan menyuruhku untuk berbaring disebuah pulau kapuk.
Buku yang ku tutup dan letakkan di atas sebuah meja yang masih berserakan juga sebuah tinta yang berceceran.
Ditinggalkan begitu saja tanpa pamit.
Angin malam terus saja mendorong tubuhku hingga terbaring di pulau kapuk.
Bisikan suara terdengar dari jauh. Arah datangnya suara semakin dekat hingga mengusir malaikat yang singgah dalam mimpiku.
Ku rasa kenal dengan suara itu, astaga ternyata itu malaikat tak bersayap pantas saja jantungku bergema.
Hari ini hari yang sangat buruk dimana pertama kalinya ku tidur hanya seperempat malam saja.
Ke sekolah pun hampir terlambat tapi untungnya Dewi Fortuna selalu menjaga ku, syukur lah.
Seseorang yang usianya sudah menginjak kepala empat, berseragam putih biru, dengan tongkat hitamnya dan peluit yang berisik sudah berteriak di pagi hari, karena banyak murid yang terlambat datang.
Pak Cipto namanya dia bujang sekolah. Orangnya ramah, asik, dengan badan yang agak berisi dan tidak terlalu tinggi.
Dengan peluit andalan nya semua siswa yang terlambat pun di giring oleh nya menuju ke lapangan upacara untuk berbaris di barisan yang terpisah.
Matahari seperti ada diatas kepalaku, langit pun cukup cerah hari ini, pertama kalinya aku hampir terlambat.
***
Suara berat dan gagah bergema di lapangan menyeru semua siswa untuk mengikuti upacara bendera.
Dia guru BP yang tegas dan galak, tidak heran jika semua anak menundukkan kepala jika mereka berpapasan dengannya.
Namanya pak Susilo alias pak kumis.
Bagaimana tidak badan yang mirip binaragawan, kumis yang hitam dan tatapan yang tajam juga rotan yang selalu dibawa nya.
"Pak kumis manggil kita tuh, dia nyuruh kita ke lapangan" Ucap Emery.
Emery Claretta dia sahabatku, juga tetangga dirumah ku.
Rumah kami berdampingan, orang tua kami pun sudah saling mengenal sejak lama.
Bahkan mereka 1 komunitas saat bergaul.
Kita tu bagaikan pinang yang dibelah dua.
***
"Aretha!" Ucap Haidan
KAMU SEDANG MEMBACA
MERELAKAN YANG BUKAN
Teen FictionPersahabatan diantara 2 gadis remaja atau perselingkuhan diantara orang tuanya? Mana yang harus mereka korban kan? Saling bertahan atau menjatuhkan? Persahabatan yang melibatkan perasaan diantara lawan jenis yang saling merelakan dan melepaskan sese...