02.Intro

26 4 1
                                    


Lana POV.

Kayaknya belom lengkap kalo belum kenalan sama gue.

Nama lengkap gue Athlana Aksha Mazerine.

Biasa dipanggil Lana.

Gue kelas 11 MIPA 5.

Gue orangnya bisa dibilang barbar, agak tomboy, jutek sama orang lain dan asik. Eh tapi gue juga sebenernya punya hati yang baik. Hobi gue tak lain dan tak bukan adalah main basket.
Oke sekarang gue kenalin sahabat karib gue, Clara.

Clara adalah sahabat gue sejak kita kelas 2 SMP. Dia baik banget sama gue, asik juga dan kadang malu-malu sama orang lain. Ew padahal kalo udah kenal dia bobrok abis.

Sekarang lanjut ke sahabat gue Shaka.
Namanya Alejandro Shaka Akbar. Si Shaka ini gue kenal sejak kelas 10. Itu juga karena gue sekelas sama dia. Shaka asik parah men orangnya, seru juga kalo diajak nongki bareng. Mukanya ganteng abis, idola para cewe-cewe di sekolah nih. Tapi gatau kenapa Shaka ga tertarik sama mereka. Dasar jual mahal ni orang. Alhasil banyak yang hujat gue karena gue sahabatan ama cogan nya sekolah.

Oke selanjutnya adalah Kevin.
Kevin ini sama juga nasibnya kayak Shaka. Berparas tampan dan digemari kaum hawa. Tapi entah kenapa dia lebih digemari kakak kelas. Gue sahabatan sama dia, sejak kita sekelas waktu kelas 10. Kevin orangnya bijaksana, keren, dan kadang bisa diajak deep talk gitu. Dan dia orangnya indie abis. Makin suka ga tuh cewe-cewe.

Sekarang kita berempat udah beda kelas.
Gue sama Clara kelas MIPA 5. Sedangkan Shaka sama Kevin kelas MIPA 3. Walaupun beda kelas, kita selalu nongkrong di kantin dan juga nongki di luar sekolah.

**

Author POV.

Keesokan harinya, sepulang sekolah mereka pun sepakat untuk berkumpul di rumah Shaka untuk membahas hal tersebut. Lana, Clara, Shaka, dan Kevin pun sudah berkumpul di parkiran. Lalu mereka pun menaiki motor masing-masing menuju rumah Shaka. Sebenarnya ini pertama kali Lana kerumah Shaka, sedangkan Kevin dan Clara sudah pernah ke sana.

Lana pun terkejut melihat rumah Shaka. Rumah dengan hunian mewah dan juga halaman luas yang memanjakan mata Lana.

"Widih besar bener rumah lu shak." Ucap Lana

"Hehe iya nih, udah parkir dulu motor kalian."
Shaka menyuruh teman-temannya parkir di basement rumahnya.

Shaka membawa teman-temannya ke taman belakang rumahnya. Di taman belakang nya ada kolam renang yang lumayan besar dan juga tempat bbq. Lagi-lagi Lana tidak bisa menahan rasa kagum nya.

"Ternyata kaya juga temen gue satu ini, ga bilang-bilang lu shak tau gitu gue kesini mulu tiap hari."

"Gada akhlak lu lan, eh btw kesini aja kalo lu mau."
Kata Shaka.

"Udah udah jangan ribut, duduk yuk guys gua capek."
Sela Clara.

"Ohh iya-iya silahkan duduk nyonya." Ledek Shaka.

Kevin seperti biasa hanya menghela napas melihat kelakuan mereka. Ia sudah duduk daritadi sembari bermain gitar klasiknya.

Mereka pun duduk melingkar sembari menikmati kopi yang dibuatkan oleh bibi nya Shaka. Lana pun membuka obrolan.

"Guys menurut kalian siapa pelakunya?"

Seketika semua hening.

Masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri-sendiri.

"Mungkin ga sih pelakunya murid di sekolah kita?" Celetuk Shaka.

Semua tatapan menuju arah Shaka. Seolah terkaget oleh perkataannya.

"Ah masa iya, tapi kalo semisal salah satu murid di sekolah kita motif dia apa?"
Kali ini Clara angkat bicara.

"Motif?hmm menarik." Timpal Kevin.

"Bisa aja pelakunya orang dari luar sekolah, ya nggak sih?"
Ucap Lana.

"Tapi kalau emang dia orang dari luar sekolah, kenapa dia bisa hafal letak sekolah kita dan juga korbannya adalah murid di sekolah kita?" Shaka pun mengutarakan apa yang dipikirkannya.

"Dan kenapa nggak ada barang bukti yang tertinggal di TKP waktu itu." Kata Lana.

"Hmm masuk akal, tapi kenapa pelakunya belom ditangkep sampe sekarang ya?masa sepinter polisi kaga bisa nangkep polisinya?" Kevin pun mulai curiga.

"Guys apa pelakunya punya kenalan polisi?terus dia bisa segampang itu nutup kasus?" Ucap Lana kali ini.

"Ah ngaco lu lan." Kata Clara.

"Udah bbq an dulu kuy laper gua." Balas Shaka.

"Yoi bbq an dulu kuy mumpung di rumah holkay nih."
Ucap Lana semangat.

Mereka pun mengakhiri percakapan dengan segala tanda tanya. Tidak ada satupun yang dapat mengira-ngira siapakah pelakunya.

Walaupun begitu, Shaka pun masih yakin bahwa pelakunya adalah salah satu murid di sekolahnya. Entah mengapa Shaka berpikir begitu. Dan ia akan membuktikan bahwa pendapatnya kali ini benar.

**

~~keesokan harinya di sekolah.

Lana seperti biasa mengunyah permen karetnya dan mulai berjalan melewati koridor sekolah menuju kelasnya.
Namun saat ia di koridor terlihat para murid tengah bergerombol dan sangat ramai. Sontak Lana pun lari bergegas ingin mengetahui apa yang sedang terjadi.




Lana terkejut.













Matanya terbelalak seakan tak percaya.








Shaka yang ada di tengah keramaian tersebut berkata pada Lana dengan nada yang setengah kaget tak percaya.

"Tuh kan Lan apa yang gue bilang!".









Gimana guys ceritanya?kalau suka boleh dong di vote biar aku semakin semangat nulisnyaa. Lov yu all my readers🥰

Mystère; behind the school.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang