CHAPTER 2 - HUNTING SEASON

862 127 16
                                    

Hunting Season adalah acara tahunan yang bertujuan untuk menciptakan keamanan bagi rakyat Indonesia, dengan melakukan ekskusi langsung pada warga yang memiliki rating rendah. Dalam standar 2025, standar rating diturunkan menjadi bintang 1, menyikapi semakin banyaknya warga berbintang 2 dari tahun ke tahun.

Andi Atma, Juru bicara Istana Negara, 2035.

Davis memalingkan perhatiannya dari layar komputer untuk menjawab telepon dari Doni.

"Sorry, Vis, tentang Hunting Season, aku Lupa bilang. Lagian jadwal Hunting Season memang dirahasiakan pemerintah. Mereka baru mengumumkannya di hari yang sama saat Hunting Season dimulai."

"Sapi! Ada lagi yang harus aku tahu? Maksudku, kenapa orang-orang jadi membenci bintang merah sepertiku? Memang, sih, dari dulu bintang merah selalu dikucilkan, tapi seingatku nggak sampai begini."

"Oh, itu karena tiga tahun lalu, beberapa bulan setelah kamu dipenjara, ada demo besar-besaran yang menuntut pemerintah agar menjadikan bintang merah sebagai target eksekusi juga. Meskipun bintang mereka di atas satu."

"APA?"

"It's ridiculous, I know. Orang-orang merasa nggak adil. Bagi mereka, bintang merah jauh lebih rendah dari warga berbintang satu yang bersih, dan nggak pernah punya catatan kriminal."

"Terus?"

"Bersyukurlah pemerintah nggak menanggapi tuntutan itu. Namun, sanksi masyarakat tetap berlaku. Kamu harus siap-siap akan kemungkinan terburuk. Dengarkan nasehat ibumu, sebaiknya kamu nggak keluar rumah di atas jam enam sore sampai jam enam pagi. Soalnya, orang-orang jadi anarkis. Terutama sama bintang merah sepertimu."

"Sialan! Ini benar-benar nggak adil. Harusnya aku tetap di penjara saja sampai satu Januari."

"Coba cek Artemismu! Apa kamu dapat prey mark? Kalau nggak ada, artinya kamu aman."

Davis menutup percakapan itu. Ia memeriksa ponselnya. Begitu jarinya menyentuh icon lonceng di pojok kanan atas aplikasi Artemis, rangkaian pemberitahuan langsung muncul. Davis menelusurkan jari. Geser ke atas dan ke bawah sekadar memastikan ia tidak mendapatkan prey mark.

"Nggak ada. Cuma pemberitahuan rating dari teman-teman lama," gumam Davis lega. Ia kembali duduk sambil meluruskan kedua kaki. Membaca setiap notifikasi yang masuk.

Robi memberimu 4 bintang, "Hei, Artemis-mu aktif lagi, Vis? Selama ini ke mana? Aku pikir kamu mati.

Masha memberimu 5 bintang, "Turut berduka atas apa yang menimpamu dan keluarga, Vis. Selamat atas kebebasannya, yah."

Rendi memberimu 3 bintang, "Balasan karena dulu kamu ngasih aku tiga bintang gara-gara kalah taruhan bola. LOL."

Davis membaca semua notifikasi dengan raut wajah datar. Jumlah bintang tidak akan mempengaruhi warna. Merah itu akan selamanya melekat pada Davis. Seperti tanda lahir baru yang jadi simbol dosa. Sepanjang hidup Davis akan dikenal sebagai mantan kriminal.

"Aku hanya perlu bertahan sampai satu Januari. Saat itu, semua rating akan direset menjadi nol. Termasuk warna merah ini," gumam Davis berapi-api.

Dari semua notifikasi yang masuk, ada satu yang memukul hatinya. Pukulan pelan, tapi rasanya sesak.

Ningsih Yuniarti memberimu bintang 4. "Selamat datang kembali, Davis. Anakku."

ARTEMIS : REBELLION (TEASER ONLY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang