bab 4.

46 1 0
                                    

Baron memperhatikan sekeliling rumah baby qu, tak banyak perabotan didalam rumahnya.

Azalia atau baby qu duduk di ruang tamu membiarkan Baron mengambil duduk disampingnya. tak ada percakapan diantara mereka berdua dengan wajah yang saling memperhatikan.

"aku.."
"apa yang terjadi"
"inilah kondisi kami, aku harap kamu tidak kecewa"
"untuk apa kecewa? terkadang kita tidak bisa mengontrol kondisi yang ada diluar kemampuan kita"
"aku lihat ibu dulu"
"apa boleh aku melihatnya"
"tentu saja, ayo"

mereka berdua beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju kamar . di buka perlahan pintunya, diatas ranjang terbaring dalam kondisi stroke. mata melebar menandakan bahwa ia tahu siapa yang datang tapi tak sepatah katapun dapat diucapkannya.

"aku datang menjenguk"
"ibu, teacher datang"

diam saja,air matanya mengalir ke pipinya dan turun ke lehernya, cepat-cepat Azalia membersihkan wajahnya.

"tidak apa Bu, aku sudah menceritakan tentang kita kepada teacher"

Baron mendekati Azalia di belakangnya, mata Baron menyiratkan adanya cemoohan yang kental dan disadari kayana. wanita didepannya yang dulu sangatlah menggoda setiap pria, sekarang teronggok bagai bangkai menunggu waktu. tangan Baron mengelus rambut Azalia, kayana melotot melihat itu. sentuhan kecil yang diberikan sudah cukup untuk memberitahu bahwa mereka ada hubungannya.

ingatan kayana melayang ke masa dimana pagi itu ia membawa pulang Azalia, percakapan yang tidak akan pernah ia lupakan.

"ibu"
"ya cantik"
"semalam teacher memelukku"
"memeluk? dimana? apa yang dilakukannya?"
"dimana-mana Bu, awalnya sakit tapi setelah itu enak, itu apa ya Bu"
"maksudmu"
"ya Bu, teacher pegang disini terus disini dan anehnya lagi Bu tempat pipis teacher bisa membesar kalau Azalia sentuh"

kayana menghentikan aktivitasnya sehari-hari kemudian duduk di sebelahnya menunggu Azalia yang antusias menunjukkan sesuatu kepadanya. matanya terkejut melihat beberapa sudut di badannya terdapat tanda kissmark yang cukup jelas.

"disini masih sakit Bu"

hati kayana mencelos mendengar kalimat Azalia yang menunjukkan bagian bawahnya dan terdapat bercak-bercak merah. ia tidak terima dengan perbuatan-perbuatan Baron terhadap putri kecilnya.

dipeluknya erat-erat tubuh kecil itu, Azalia diam saja tidak bergerak.

"kita tidak akan bertemu lagi dengan teacher"
"tapi Bu kata teacher.."
"tempat pipis teacher bisa membesar, itu apa Bu"
"kita harus pindah"
"Bu.."
"kita pindah"

ini bukan yang pertama kalinya ia dan Azalia pindah menghindari suaminya Sakcun sejak suaminya bersikap aneh dengannya akhir-akhir ini dan mulai melakukan kekerasan fisik terhadapnya karena itulah ia mengajukan permohonan gugatan cerai. kayana panik memikirkan apa yang harus dilakukannya untuk bisa keluar dari jeratan Baron.

kayana bukan orang bodoh yang bisa melawan kekuasaan Baron yang tidak lain atasannya di pekerjaannya. ia jatuh cinta pada Baron, setahun setengah sudah ia berselingkuh dengannya dan sering merawat Azalia bersama.

"kita pindah sayang, cepat Azalia ambil barang yang kamu suka"
"tapi Bu"

pintu terbuka lebar, kayana dan Azalia terkejut melihat Sakcun memandangi keduanya dengan wajah marah.

"dasar wanita jalang"

Sakcun sangat kesal karena mendapat surat pemberitahuan pemecatan terhadap pekerjaan yang sudah digelutinya sejak bertahun-tahun dan ia bingung mengapa bisa. berhari-hari ia mencari tahu, terkejut respon pertamanya tetapi berubah marah ternyata dalang semuanya itu kayana istrinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love at the edge of the island ( cinta diujung pulau)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang