Mampus gue telat nih.
Lima menit lagi gerbang sekolah pasti sudah ditutup sedangkan Eliza masih kejebak macet.
"Pak, ada jalan tikus ga ya di sekitar sini?"
"Ada mbak. Mau lewat jalan tikus aja?" Tanya driver online tersebut.
"Boleh."
Depan, belok kiri. Dari pemandangannya sih seperti jalan ke perkampungan gitu. Pohon kanan kiri, ada kebun dan sawah. Asri banget pokoknya. Awalnya jalannya luas tapi kok makin jauh makin sempit dan makin mirip hutan.
"Pak, tau jalan sini?"
"Tau dong, neng cantik." Eliza bisa melihat Bang Drivernya senyum genit.
Yaelah. Masih pagi udah berurusan sama cowo brengsek aja.
"Pak, turun sini aja!"
"Nanti atuh neng di depan sana yang sepi."
"Berhenti bentar." Driver muda bernama Candra akhirnya memberhentikan motornya dan Eliza turun.
Bugh! Bugh! Bugh!
Tiga tonjokkan tepat di perut Candra membuatnya terjatuh.
"Bangun lo! Cowo bukan?!"
"Lo nyari ribut sama gue hah?! Jangan kira karena lo cewe terus gue gabisa nonjok lo juga!" Cowo itu melayangkan tinjunya tapi di tangkis oleh Eliza dan kembali terjatuh.
"Yaelah, Bang. Lemah mah lemah aja."
"Bacot, anjing! Ga bisa lari dari gue lo!" Walau berdiri saja tak bisa sempurna, tapi masih aja nantangin.
"Aw atut.."
Bugh!
Bogeman keras di pipi kanan Candra.
"Lain kali kalo mau godain cewe, hati-hati." Eliza mengambil tasnya yang sempat ia lempar dan menaiki motor.
"Motornya gue pake sampe depan. Nanti gue titipin di warung deket jalan raya tadi. Jangan pingsan ya, Bang."
Cewe gila!
<<>>
Percuma saja. Eliza sudah mencoba bernegosiasi dengan Pak Aryo agar membuka gerbang untuknya, namun hasilnya nihil.
Dan ini adalah pertama kalinya dalam sejarah SMA, dirinya telat sekolah.
Lain kali ga boleh gini lagi, El!
"Lah? El? Telat?" Kebetulan Abi lagi lewat koridor depan jadi bisa melihat pagar.
Pura-pura tidak dengar dan berbalik badan, hendak meninggalkan sekolah.
"Tunggu situ bentar El!"
Siapa dirinya berhak mengatur Eliza? Dia tetap melanjutkan langkahnya.
Naik angkot aja kali ya, udah lama juga.
Saat dirasa dia melihat angkot, Eliza mengayunkan tangannya guna memberhentikan mobil tersebut.
Ketika mobil sudah berhenti dan Eliza hendak menaiki mobi tersebut, tiba-tiba saja dirinya ditarik dari belakang.
"Bang, sorry angkotnya gajadi."
"Gimana sih? Main-main aja." Kemudian angkot itu melenggang pergi.
Eliza tampak geram dengan Abi. Tapi..
KAMU SEDANG MEMBACA
Antartica
Romance"Lo dingin, gue suka. Lo cantik, gue suka. Lo minim ngomong kaya gini aja, gue suka. Apasih yang ga gue suka dari lo? Masih gue cari tau sampe sekarang." Berharap seorang Eliza Meeraya akan luluh hanya karena pengakuan suka itu mustahil. Abinaya Mah...