01

15 2 6
                                    

Tokyo, 11 Januari 2019

Sebuah jam dinding menunjukan 07:35 pagi

"Izumi, Izumii bangun sarapan nak. Nanti telat kesekolah, hari ini kan hari pertama masuk. Ibu nggak mau kamu bikin masalah dihari pertamamu" kata ibuku.

Seperti biasa suara ibuku mampu membangunkanku dari mimpi indahku.

"Lima menit lagi bu😴" jawabku singkat lalu berfikir sejenak.

"Yak ampun anak jaman sekarang😧. Ibu keluar dulu ada urusan" kata ibuku

"peduli banget😴, Gawat😱. Benar juga ini kan hari pertamaku. Ini benar benar gawat, aku harus membuat image baru lagi disekolahan yang baru" gumam Izumi yang masih mengurung diri di dalam balutan selimut.

Kata kata barusan mengingatkan masa lalunya di sekolah yang selalu sial dengan berbagai situasi. Hari ini dia sungguh tidak akan mengulangi lagi.

Izumi pun bangkit dan segera mandi. Setelah memakai seragam sekolah lengkap dari ujung kaki sampai kepala sudah rapi meski kelihatan seperti cowok culun. Tapi tidak apa apa memang standarnya seperti ini

Suara derap langkah kaki terdengar cukup keras menuruni tangga dan langsung menyabar meja makan yang sudah tersedia makanan untuk bekal dan sarapan. Ibu serpertinya pergi keluar sebentar belanja kebutuhan pokok. Izumi melihat secarik kertas diatas kotak bekal adiknya bertuliskan:

"🙃Izumi tolong antarkan bekal ini untuk adikmu, ibu tadi lupa, heehee ibu tak bisa mengantarkan bekal karena ada diskon besar-besaran ditempat biasa ibu shoping yang tak bisa dibiarkan dan terbatas. Jadi tolong ibu ya.

Izumi hanya membacanya dan menaruh kembali di tempatnya

"😠Dasar wanita"

Izumi melanjutkan sarapannya, makanan seperti biasanya roti tawar yang diatas di lumuri selai kacang. Santapan terakhir telah masuk di dalam mulut, izumi pun meraih tasnya dan mengambil kotak bekal diatas meja dan berjalan menuju pintu depan untuk mengambil sepatu. Setelah selesai Izumi pun berangkat menuju sekolahan adiknya yang masih SD tak jauh dari tempat tinggal. Beginilah hari hari dalam hidupku. Ayahku pergi melaut meninggalkan kami demi mencari uang untuk kami 5 tahun yang lalu, aku masih duduk dibangku kelas 4 sekolah dasar. Selama 5 tahun terakhir aku belum bertemu dengan ayahku

Jam masih menunjukan pukul 07:45

Namun Izumi memilih untuk naik sepeda agar lebih cepat, prinsipnya lebih cepat lebih baik. Izumi menggoes sepadanya dengan cepat bahkan bisa menanding mobil yang sedang diparkir. Di pinggir jalan

"Hampir sampai satu belokan lagi" kata Izumi sambil menggoes sepedanya dan berbelok layaknya seorang pembalap GP yang selalu di tonton waktu kecil bersama sepupunya sambil menunjuk jagoannya masing masing. Tibalah didepan pintu gerbang yang tak terlalu besar, Izumi pun melihat jam tangan menunjukan pukul 07:48 dan...

"Yaahoooo rekor baru😎" kata Izumi sambil berteriak seperti orang gila.

Beruntung tidak ada orang yang melihatnya. Izumi pun masuk kedalam sekolahan itu dan mencari kelas adiknya itu. Setelah ketemu tepat di depan kelasnya lalu memanggilnya.

"Emi😚? Kakak ingin mengatarkan bekal mu yang tertinggal.😗" "emm Emi dimana?" didalam kelas hanya ada lima temanya. Izumi bertanya kepada teman adiknya itu, mereka berlima kompak menunjuk kearah Izumi yang berdiri didepan pintu masuk seperti orang hilang.

"Oni-chan☺️" suara khas anak perempuan terdengar dan jelas itu suara adik perempuan dan mata indahnya menatap keatas karena izumi lebih tinggi

"Emi, tadi ibu lupa membawa bekal untukmu jadi ibu suruh kakak buat nganterin bekal buat Emi" kata Izumi sambil menyerahkan.

Anak itu hanya mengaguk kecil dan berkata:

"Arigatou Oni-chan😁" suara itu membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan gemas dengan suaranya.

"Sama sama😉"

Tak berselang lama adiknya yang bernama Emi menarik narik celana panjang hitam milik Izumi. Izumi tau apa yang harus dilakukan selanjutnya dan mendengarkan adiknya itu.

"😙Tadi kak ada orang gak jelas teriak di gerbang sekolahan dan orang itu aku ikuti dan menuju ke kelas ini, itu bukan kakak kan?" kata Emi dengan suara polosnya

Kata kata adiknya barusan benar benar menusuk sangat dalam. Dia sangat berharap tidak ada orang lain melihatnya, tapi mau gimana lagi aku terlalu senang saat itu sampai tak menyadari bahwa aksinya tadi ditonton adiknya

"😲Bu..bukan, itu bukan kakak kok" kata Izumi mengelak.

"Sial😠"

"Emi-chan kakak berangkat sekolah dulunya takut telat dihari pertama kakak, ibu pasti marah jika kakak membuat kesalahan lagi😉"

Izumi pun pamit ingin berangkat kesekolah. Dan pergi meninggalkan Emi di kelas bersama bekalnya, Izumi pun mengambil sepedanya sambil melihat jam ditanganya tangan itu yang menunjukan waktu 07:50.

"Masih ada waktu tenang aja, tadi itu hampir saja😪" gumamnya.

Izumi pun berhenti di tempat parkiran sepeda yang dimana sepeda itu di masukan ke sebuah ruang bawah tanah yang sengaja di buat khusus untuk parkir sepeda, secarik kertas keluar dari mesin kasir berisi kode acak untuk mengambil kembali sepeda setelah pulang sekolah nanti.

"Yosh"

Izumi berjalan menuju halte bus untuk kesekolahnya. Ada beberapa orang di halte tersebut. Izumi mengambil hp untuk menghilangkan bosan karena menunggu bus datang melihat beberapa chat teman temanya dan membalas mereka. Tak terasa bus pun datang orang orang pun bergegas naik sementara Izumi sendiri masih sibuk dengan hpnya tanpa sadar bus yang berhenti melaju. Izumi pun sadar dan berteriak kepada sopir.

"Tunggu😰, ooi tunggu Aku mau naik" kata Izumi yang terengah-engah berlari mengejar bus.

Beruntung ada penumpang melihatnya menyuruh berhenti. Bus pun berhenti. Izumi mengejarnya dengan susah payah akhirnya tercapai. Napas ngah ngah masih membanjiri paru paru.

"Hahhh... Hahh.. Gitu dong berhenti napa😰" Izumi masih susah payah mengendalikan napas.

Beberapa langkah lagi ia sampai di bus yang berhenti itu dan napasnya masih ngah ngah. Izumi pun menaiki bus itu dengan lega. Izumi mencari tempat duduk yang deket jendela agar bisa mencari angin untuk bernapas setelah sekian kalinya berlari. Hal ini biasa. Ada satu bangku kosong di belakang bagian pojok. Izumi hendak kesana namun apa daya bus itu penuh. Izumi berusaha menerobos kerumunan itu layaknya maling profesional melewati kerumunan tanpa hambatan. Langkahnya terhenti karena menginjak sesuatu dan diiringi tangis anak kecil.

"Hwwweee😭. mah kaki aku diinjek kakak" suara anak itu pecah akan tangis. "Lain kali hati hati dong😠" sambung ibu dari anak itu.

"Sumimasen😖" kata Izumi sambil membungkukan badan di depan anak dan ibu tersebut lalu melanjutkan tujuannya dan akhirnya sampai di tempat duduk, baru ingin melepas napas Izumi sudah sampai ditujuannya yaitu sekolahan.

"Sial😠"

Izumi kembali berdiri untuk turun. Dengan lihainya Izumi melewati kerumunan itu dan terhenti karena menginjak sesuatu.

"Huweee...😭"

Izumi menutup mulut anak itu agar dan segera turun dari bus sampailah izumi di gerbang sekolah.

I & YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang