[18] Fate

7.1K 1K 863
                                    


"Hai Renjun." Sosok seputih salju dengan mata besar bercahaya seindah gugusan bintang itu duduk di hadapannya, di seberang ranjang tempatnya berbaring. Alunan suara yang lembut, semerdu nyanyian peri hutan di musim dingin membuat perhatian Renjun sepenuhnya tersita padanya, sesekali menatap heran pada sayap putihnya yang melebar namun tak menyentuh dan menyenggol perabotan di kamar sedikitpun.

"Taeyong-ssi?" Renjun mendudukkan dirinya. Matanya berbinar karena bisa bertemu lagi dengan sang guardian. Kepalanya terasa sangat berat. Ia susah payah untuk duduk dengan tegak seraya salah satu tangannya perlahan mengelus perutnya.

"Apa yang terjadi?" ucap Renjun hampir memekik. Pasalnya, ia merasakan perutnya yang tadinya datar kini sudah sedikit mengembung walau tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, Renjun bisa merasakan perbedaannya.

Taeyong tersenyum, tangannya menangkup wajah Renjun untuk menatap ke arahnya. "Maafkan aku, sepertinya aku salah memberikan informasi. Aku lupa bahwa Na Jaemin adalah alpha murni hasil perkawinan sedarah dengan anugerah istimewa."

Kerutan di dahi sang Omega muncul setelah Taeyong menyudahi perkataannya dengan ulasan senyum. Tidak perlu bertanya, Taeyong sudah melanjutkan lagi penjelasannya.

"Werewolf hasil perkawinan sedarah seperti Jaemin, Beomgyu, Soobin dan Yeonjun punya keistimewaan dalam sistem reproduksi mereka, Renjun. Benih dari Jaemin, Soobin dan Yeonjun yang ditanamkan dalam rahim seorang Omega akan berkembang selama 3 bulan hingga masa kelahiran. Jadi kau tidak perlu khawatir jika perutmu akan bertambah besar dalam waktu cepat. Itu keistimewaan dari benih Jaemin."

"Soobin dan Yeonjun juga hasil perkawinan sedarah?" tanya Renjun.

Taeyong mengangguk tanpa melepas senyum pada Renjun. "Bedanya, Yeonjun adalah seorang Beta. Dia tidak seperti Beomgyu yang seorang Omega."

Mendengar nama Beomgyu selalu disebut-sebut bahkan oleh Taeyong sang guardian, Renjun semakin ingin lenyap saja dari muka bumi. Tubuhnya gemetar namun samar, menyadari bahwa ketika ia bangun nanti, mimpi buruk dalam kenyataan hidupnya akan terus menghantui. Ia akan melihat Beomgyu dan Jaemin lagi.

Renjun menggenggam kedua tangan Taeyong yang menangkup wajahnya, menahan kedua tangan dingin sehalus kapas itu untuk tetap berada disana, mencari ketenangan dan kenyamanan dalam tatapan Taeyong. 

"Taeyong-ssi.. aku tidak mau bangun.." lirihnya. Pantulan bayangan wajahnya yang penuh ketakutan dan kecemasan tercetak jelas di mata besar nan kelam milik Taeyong.

Taeyong tahu apa maksud sang Omega. Ia menatap bibir Renjun yang sedikit bergetar, menahan sesuatu yang seolah akan tumpah. Sebelum Renjun menundukkan wajahnya, Taeyong mengecup kening Renjun dan memeluknya dengan kedua tangan, ditambah dengan sayap besarnya yang ikut menangkup sang Omega dalam dekapan, memberikan kehangatan yang sangat Renjun inginkan.

"Kau harus kuat Renjun. Semua demi anakmu dan Jaemin, anak kalian. Tak peduli Jaemin menolak anak itu sekeras apapun, dia harus tetap hidup. Kau sebagai ibunya harus kuat," ujar Taeyong seraya tangan kirinya mengelus rambut halus Renjun.

"Bagaimana dengan Beomgyu? Jaemin terlihat sangat mencintainya."

Taeyong tidak menjawab. Ia tahu segalanya namun enggan membocorkan takdir dalam genggaman. Yang bisa terus sang guardian utusan Moon God itu lakukan, hanyalah menenangkan Renjun dan menjaganya sesuai tugas yang diberikan.

"Renjun, satu hal yang harus kau tahu. Identitasmu tidak boleh diketahui oleh siapapun bahkan oleh Hyunsuk sekalipun. Setelah kau bangun nanti, penyihir itu akan terus menempel padamu sebagai utusan dari para petinggi kampus sihir. Apapun yang terjadi, jangan sampai Hyunsuk tahu bahwa kau adalah Omega langka. Kau mengerti?"

The Scarce Omega [nctxt]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang