The Scarce Omega [nctxt]

[33] Elves

Part ini didedikasikan untuk Renjun stand. ❃

Dimohon membaca sambil mendengar lagu di mulmed.
______________________________

Peri hutan sudah ada sejak manusia belum menapakkan kakinya di daratan. Bersamaan dengan hewan-hewan diciptakan, mahluk-mahluk kecil bersayap yang tinggal di dalam kelopak bunga, pohon besar di tengah hutan rimbun yang minim terkena sinar matahari, mereka menjalankan tugasnya.

Sejak zaman dahulu, peri hutan diciptakan untuk menjaga keseimbangan alam, menumbuhkan kembali pepohonan yang sudah ditumbangkan dan menyembuhkan para hewan yang terluka. Werewolf adalah satu dari sekian hewan yang dijaga oleh para peri hutan yang semuanya berkumpul di area hutan pohon raksasa, di teritori Barat.

Di dalam hutan pohon raksasa, tinggalah para peri hutan penjaga, penyembuh dan pengasuh. Lucas adalah satu-satunya Enchanter setengah peri hutan yang tinggal di area tersebut. Selain para peri hutan, masih banyak mahluk-mahluk ajaib yang menggantungkan kehidupan mereka. Sebut saja, para roh penjaga hutan, roh werewolf yang telah berpulang hingga sebatang pohon ajaib yang tak sembarang orang bisa temukan.

Malam ini, pesta penyambutan dan perayaan atas kehamilan Beomgyu, dimana di dalam perutnya sedang berkembang janin dari guardian yang baru, akan segera diselenggarakan. Di tengah area, api unggun dinyalakan, meja-meja berisi minuman dan berbagai macam camilan disiapkan di setiap sisi.

Semua peri hutan berkumpul di tengah arena, menciptakan cahaya terang yang mendominasi. Pun sebuah bangku panjang dari akar disediakan, dikelilingi gemerlap kunang-kunang dan cahaya bunga sedap malam. Bangku tersebut dikhususkan, hanya boleh diduduki atau ditiduri oleh Beomgyu seorang.

Suara kerincing lonceng bersahutan seiring terbangnya para peri hutan yang berkeliaran, menyibukkan diri kesana kemari. Johnny dan Hyunsuk memegang segelas anggur dan bersiap menyambut sang Omega yang masih dalam perjalanan bersama Doyoung. Lucas terlihat mengobrol dengan Jungwoo, di sebelah Mark dan Haechan yang terduduk menghadap api unggun sambil sesekali berciuman.

Suasana malam ini begitu hangat. Hutan yang gelap tak mematahkan semangat dan rasa syukur para mahluk di dalamnya. Semuanya sudah berkumpul, bahkan Renjun yang terpaksa bangun karena desakan kekasihnya sendiri untuk bergabung ke dalam pesta. Sebuah pesta yang lebih terlihat seperti penyiksaan untuknya.