Ryujin pov.
Gue Ryujin, anak dari ketua komplotan teroris yang sedang dicari diseluruh dunia. Emang keliatannya gak nyangka banget gue masih hidup sampai sekarang. Yaa walaupun harus nyamar dengan nama lain, “Verren”
Orang orang sama sekali gak tau nama asli gue kecuali papa dan mama, walaupun mereka tahu nama asli gue tapi mereka tetep manggil nama samaran gue.
Gue gak tau kalo gue orang jahat dan gue gak sadar, karena gue udah di didik seperti ini dari kecil sampai sekarang.
Tok tok tok.
"Siapa?" Tanya gue dari dalam kamar
"Saya bibi ana non." Sahut bi ana, salah satu pembantu rumah.
"Masuk." Suruh gue
Bi Ana masuk ke dalam kamar gue, "Maaf non menggangu, non verren dipanggil sama Tuan Ji untuk kekantornya sekarang."
Tuan Ji adalah papah gue."Ngapain?" Tanya gue
"Saya juga ndak tahu non."
Gue mikir beberapa menit, dan gue bangun dari kasur dan langsung pergi ke kantor yang ada sekitar 2 km dari rumah gue.
Setelah sampai, gue melemparkan kunci mobil gue ke satpam kantor, its okay right.
Gue pun mengetuk pintu ruangan papah gue, tok tok tok.
"Masuk." Suruh papa gue
Gue masuk ke ruangannya, bau alkohol.
"Kenapa?" Tanya gue
"Kali ini papa kewalahan dengan musuh kita satu ini, dia seorang kepala pertahanan negara." Kata papa gue
"So?"
"Papa mau kamu untuk ngebantuin papa nyelesain musuh kita satu ini." Kata Papa gue to the point.
"Dengan cara?" Tanya gue
"Kamu akan papah daftarkan ke JJ school, disana ada murid yang bernama 'Jaemin' dan dia adalah anak dari ketua pertahanan negara itu."
"Papah mau kamu nyamar dan mencari tahu tentang latar belakang dia atau informasi dia, kalau bisa tidur bersamanya."
"What?!, Plis pah jangan terlalu ngayal, aku gak akan kaya gitu."
Kaget? Pasti.
Kenapa? Karena gak biasanya papa ngasih tugas besar seperti ini dan gue dilibatkan.
"Terserah cara kamu kaya gimana yang penting kamu harus tahu info tentang dirinya."
"Kamu mau?" Tanya papah gue
"Kasih waktu aku untuk memikirkannya."
Setelah jawab seperti itu gue langsung keluar dan sengaja menutup pintu dengan keras.
Dimobil, gue menyalakan musik keras-keras dan nyanyi sekeras mungkin, gue emang kaya gitu kalo lagi stress
Bak brak brak!
Mobil gue ditabrak.
"Anjing bangsat, WOI TAI!"
Gue langsung keluar dan nendang kap mobil pemiliknya yang gue gapeduli siapa.
"Keluar lo!" Suruh gue sambil teriak.
Dan pemiliknya keluar, "Sorry, saya lagi gak fokus."
"Gue gak mau tau gantiin mobil gue!" Teriak gue
"Duh maaf tan, saya telepon ayah saya dulu deh."
Hah? Tan?
"GUE MASIH MUDA ANJ--"
"Halo?"
Bangsat.
"Iya yah, mobil Nana gak sengaja nabrak mobil orang."
Pffft, Nana?, Lucu sekali.
"Ekhm, jadi gimana?" Tanya gue
"Saya udah bilang ke orang saya suruh bawa mobilnya ke bengkel, Tante bareng saya aja." Jelas dia
"Udah dibilang gue bukan tante-tante, gue seumuran elo!" Kata gue.
"Yaudah sor——lah ilang?"
Tanpa disuruh masuk, gue udah masuk duluan ke mobilnya.
Mobil dia bau kopi banget, gasuka, "Heh, lo minum kopi berapa kali?" Tanya gue
"Sehari bisa dibilang 7 kali lah." Kata dia
Wah, spesies kelelawar nih dia.
"Gak tidur dong lo?" Tanya gue lagi
"Kadang doang tidur."
"Oh."
Hening.
"Oh iya gue lupa!"
"Kaget anjir!" Kaget gue, iyalah dia langsung teriak pas lagi hening.
"Sorry, kayaknya gue gabisa anter lo pulang deh."
"Lah? Udah nanggung tuh depan udah nyampe." Kata gue
"Ini darurat banget plis."
"Yaudah gue tur—ANJIR MAU NGAPAIN LO?!"
Jantung gue langsung dibawa ngebut dijalanan, yang gue liat sih dia bawa dengan kecepatan 150 km/jam
Orang gila emang.
"HEH! GUE GAMAU IKUT AH!" Teriak gue kenceng
"Lo tinggal duduk diem bisa gak sih? Cerewet banget."
Gimana mau tenang njir?, Lo bawa mobil aja udah kaya orang kesetanan.
"GABISA! BAWA GUE BALIK! GUE GAK MAU IKUT!" Tolak gue
"1 km lagi nyampe, sayang."
Bukan sayang buat gue, sayang udah mau nyampe maksudnya.
Akhirnya gue nurut, tapi keringet dingin takut dibawa ke tempat aneh.
"Lo gak nyulik gue kan?" Tanya gue
"Ngga."
"Jangan jangan lo mau jual gue?!"
"Ngga."
"Gue takut lo mau aneh-aneh ke gue."
"Gak, najis."
Sabar jin sabarr.
Setelah beberapa menit, mobil nya sampai di—rumah sakit?
Tiba tiba dia langsung ninggalin gue di dalem mobil dong, gue langsung ngibrit ngikutin dia lah.
Duh mana larinya kenceng banget lagi, "Naa! Tungguin guee!" Teriak gue
Lah, ilang bocahnya.
"Bangsat, lagian ngapain coba gue mau mau aja dianter dia." Gerutu gue.
"Ah, gue kaya anak ilang aja disini."
"Hape gue mana ya btw?" Tanya gue ke diri gue.
"Wahh jangan jangan dia copet hape gue lagi, Tai sekali."
"Ahh, ngapain gue disiini!"
"Mau pulang tapi hape gue gak ada."
"Mobil juga gak ada."
"Mati aja lah gu—"
Tiba tiba tangan gue ditarik.
Tbc.
Kalo ngga vote gak bakal dilanjutin ya beb.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry and Thanks• Jaemin X Ryujin
Ação"Merindukanmu, orang yang tidak bisa aku lupakan karena aku merindukanmu." "Baik air mataku maupun hatiku memanggilmu." "Tinggalkan aku tapi jangan kenangan kita." "Akan kusimpan memori terindah kita ditempat yang sudah kusediakan." "Jangan menangis...