Hey Angel !

81 10 2
                                    

Ayara samar-samar mendengar perbincangan mengenai dirinya, namun dia hiraukan. Mata dan tangannya hanya berfokus pada buku milik Caca, buku dengan puluhan huruf berjajar  sudah seperti semut berbaris.

Satu orang mendekatinya, dan tiba-tiba tanpa meminta persetujuan duduk di sebelahnya. Ayara sedikit jengkel

Mau ngapain sih ini cowok kesalnya dalam hati.

“Hai, murid baru ya?”

“Iya” balas Ayara sopan, sedikit terpaksa.

“Gue kira anak dari kelas lain, pantes aja kaya asing, baru liat soalnya”

Ayara meletakan pulpennya dan mengangkat badan dari meja lalu bersandar pada kursi

“Pertama kali ?” Ayara melirik orang disampinya

“Tapi gue udah liat lu dua kali” jawab Ayara sedikit kesal.

“Wah masa sih, emang liat dimana ?” Bian memasang wajah antusias

Ayara mengacungkan satu jari, menunjuk pada jendela tempat Bian tadi masuk

“Pertama disana, dan yang ke dua sekarang” Ayara tersenyum picik sedangkan Bian celingukan wajahnya sedikit merah

“Ah itu, legend mah gak pake cara biasa haha”

Bian tertawa untuk menutupi rasa malunya. Ralat, atau mungkin orang ini memang tak punya rasa malu.

"Kenalin, gue Bian"

Udah tau
Batin Ayara, namun ia tersenyum dan mengangguk berusaha bersikap normal.

“Eh tapi gue belom tau nama lu ?!” lanjut Bian

Ayara membuang nafas gusar, tangannya mulai pegal dan matanya mulai perih karena menulis dan sekarang ditambah satu orang aneh mengganggunya. Ia makin kesal pasalnya ia tidak suka di ganggu, dan tidak suka orang yang melakukan pelanggaran peraturan seperti yang Bian lakukan tadi, kesiangan dan acara manjat jendela seperti tadi. Ayara tidak menyukainya, itulah alasan dari sikapnya.

“Ayara” jawabnya singkat tanpa tambahan kalimat apapun, Bian tersenyum.

“Semoga kita bisa akur ya.”

Ayara mengulum senyum

Gue meragukan itu

Caca mendekat ke arah mereka dari balik pintu masuk, jalannya tersendat agak melambat karena seseorang duduk di kursi miliknya. Saat mengetahui si pemilik kursi datang, Bian berdiri dan menatap malas ke arah Caca.

“Gue duluan ya” Bian menepuk punggung Ayara

“Iiisshhhh” mata Ayara memburu “Apaan sih lu !” 

Ia ingin berteriak mengumpat pada lelaki itu, tapi urung dilakukan karena Caca ada di depannya, kali ini ia benar-benar tidak suka dengan sikap Bian.

“Dia orangnya emang kayak gitu, maklum ya”

Caca duduk di kursinya dan menaruh minuman dingin di meja dekat tumpukan buku Ayara

“Nih buat kamu, aku beli lebih tadi” lanjutnya

“Wah makasih ya Ca”

***

Gang sempit yang hanya muat untuk satu orang, sebuah jalan penghubung ke warung mang Karjo, markas multifungsi yang juga bisa menjadi tempat pembasmi kelaparan perut-perut kosong orang yang berkantong pas-pasan, Bian  kesini untuk mencari seseorang, juga untuk makan tapi perlu di ingat dia termasuk orang berada tapi lebih memilih warung kecil seperti ini sebagai pilihan gaya hidupnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEMPORARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang