02 Masa Orientasi Siswa

0 1 0
                                    

Happy reading ❣️❣️

Keesokan harinya....
Pagi itu, aku pergi sekolah bareng kakak dengan sepeda motor. Pagi-pagi sekali kakak sudah siap dengan memakai baju putih abu-abu dan style rambutnya yang tegak serta motor sport yang menambah kekerenannya di sekolah.

"Udah siap kamu,dek" tanya kakak.

"Udah kak, jawabku singkat. Rapi bener ke sekolahnya kak, nggak biasanya juga kakak berangkatnya pagi. Biasanya masih molor aja tuh di kasur tidur mati, hahaha", tambahku sambil menepuk bahunya.

"Ya iya,dong. Semangat pagi kali... Nggak tau nih hari ini keknya hati kakak seneng aja," ujar kak manis.

"Alah, paling ada cewek cantik aja tuh yang mau dikejar. Kayak nggak tau kak Nicky aja,kalau udah liat cewek cantik", ujarku meledek.

"Yah,kamu itu nggak tau apa-apa. Masih putih biru juga. Udah nggak usah banyak bacot deh, buruan naik ntar kakak tinggalin nih",ucap kak Nicky sambil menyalakan motornya.

"Eh, jangan dong kak",sahutku sambil menaiki motor kak Nicky.

Diperjalanan pergi sekolah bareng kak Nicky, kak Nicky suka iseng. Ada aja tingkahnya kalau udah bareng aku. Maklumlah dia cuma punya aku sebagai adiknya. Dari dulu kami memang sering begini. Kekanak-kanakan kami rasanya tidak pernah hilang kalau sudah berdua.

Setelah beberapa lama, akhirnya kami sampai juga di sekolahku. Setelah sampai tak lupa pula aku menyalami kakak.

"Aku ke kelas ya kak", ujarku sambil menyalaminya.

"Iya, hati-hati ya dek. Liat kiri-kanan ada orang atau nggak ntar ketabrak lagi kan repot jadinya..."

"Ih apaan sih kak, udah sampai kali. Kayak dijalanan aja mesti liat kiri-kanan. Udah ah aku mau ke kelas, dah..."

Kring... Bunyi lonceng tanda dimulainya MOS.

"Waduh, aku harus sprint nih sampai lapangan basket nanti terlambat lagi," ujarku sambil lari tergesa-gesa.

"Semua peserta MOS diharapkan berlari menuju sumber suara dan langsung membentuk barisan per kelas. Kakak hitung dari satu sampai sepuluh. Jika ada yang nantinya terlambat akan di hukum," ujar kak senior.

"Udah mulai lagi," ujarku sambil lari tergesa-gesa.

Satu... Dua... Tiga... Empat... Lima...

Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menabrakku sampai  terjatuh keras sekali.

"Brukk..."

"Ih... sakit tau. Nggak ngerti apa orang lagi buru-buru ntar telat lagi," ujarku sambil membersihkan tangan.

"Maaf ya, sini aku bantuin deh"

"Nggak perlu bisa sendiri kok," ujarku ketus.

Lalu aku menoleh, tak kusangka ternyata yang menabrakku adalah Vito.

"Vito, kamu kenapa sih nabrak aku?"

"Ya,aku nggak sengaja tadi. Sekali lagi aku minta maaf ya," ujar Vito sambil menjulurkan tangannya.

"Iya, udah dimaafin kok".

Enam... Tujuh... Delapan...

"Eh, udah hitungan ke delapan nih. Ayo buruan Nina," ujar Vito sambil menarik tanganku erat.

"Iya, pelan-pelan dong"

Sembilan... Se.. pu.. luh...

Semuanya, harap tertib...

"Yah telat lagi kita," ujar Vito sambil menepuk jidatnya.

"Kan... Telat deh. Iss gara-gara kamu nih," ujarku sambil menepuk bahunya.

"Hei... Kalian berdua !"

"Kami kak ?"

"Iya, kalian berdua. Kesini cepat!"

"Kenapa kalian berdua terlambat? Kan sudah dibilang kemaren jangan sampai terlambat," ujar kak senior marah.

"Maaf kak!"

"Ya sudah kali ini kakak maafkan lain kali jangan terlambat lagi"

                              ❣️❣️❣️

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," Selamat pagi, Salam sejahtera untuk kita semua, Om swastiastu, Salam kebajikan. Adik-adik sekalian mulai hari ini sampai tiga hari ke depan kita akan mengadakan Masa Orientasi Siswa (MOS). Jadi kakak minta kalian semua jangan sampai terlambat kalau tidak mau kena hukum. Mungkin itu saja yang dapat kakak sampaikan lebih dan kurang kakak ucapkan terima kasih.

Sekarang adik-adik semua boleh meletakkan tasnya ke kelas masing-masing.

"Nina, ayo ke kelas bareng," ujar Vito sambil menarik tanganku kananku.

"Ayo. Untung aja tadi kita nggak kenal hukum sama senior ya," ujarku sambil menghela nafas.

"Menurutku, kalau hari pertama itu terlambat kayaknya nggak kena hukum sih. Kan nggak enak banget baru hari pertama sekolah langsung kena hukum," ujar Vito.

"Ada benarnya juga sih ucapan kamu tadi, tapi yang namanya senior ya senior bisanya cuma ngehukum adik kelas yang baru masuk," celotehku.

"Hmm... Ya sudahlah. Palingan 10 menit lagi kita dipanggil lagi disuruh ngumpul di lapangan basket," ujar Vito sambil meletakkan tasnya diatas meja.

"Jadi kita ngapain dong sekarang?," ujarku sambil cemberut duduk di kursi.

"Baca buku yang aku kasih ke kamu aja, aku juga bawa kok sekarang," ujarnya sambil mengeluarkan buku tersebut.

"Eh boleh juga tuh, tunggu aku kayaknya juga bawa tuh. Nah ini dia", ujarku sambil mengeluarkan buku itu dari tas.

"Nggak sia-sia aku ngasih buku itu sama kamu. Kamu merawat buku itu dengan memberinya sampul jadi terlihat seperti baru lagi. Bagus banget jadinya," ujarnya sambil tersenyum melihatku.

"Terimakasih atas pujiannya. Aku memang langsung memberinya sampul biar nggak rusak Vito," jawabku sambil membalik-balikkan halaman buku.

"Kamu udah baca sampai halaman berapa?", ujar Vito.

"Hehehe... Baru halaman tiga, soalnya aku semalam nggak sempat baca ketiduran. Maaf ya", ujarku sambil gelagat ketawa.

"Oh... Aku ngerti kok memang MOS semalam latihannya berat. Aku juga ketiduran. Ya udah deh, kamu lanjutin aja bacanya", ujar Vito.

"Ok, bentar lagi kita pasti disuruh ngumpul lagi di lapangan basket sama senior," celetukku.

Kring... Kring bunyi lonceng pertanda berkumpul di lapangan basket.

"Eh, udah bunyi lonceng tuh Nina. Ayo ke lapangan," ujar Vito sambil menarik tanganku.

"Aduh... tunggu dulu, buru-buru amat. Aku kan belum siap baca tanggung nih, tinggal dua paragraf lagi," ujarku kesal.

"Yaelah, kamu kan bisa lanjutin bacanya nanti, lonceng udah bunyi tuh nanti kita terlambat terus kena hukum deh, kamu mau", jawab vito hampir marah.

"Iya... Iya. Tunggu masukin bukunya dulu, nanti hilang lagi," ujarku sambil buru-buru memasukkan buku ke dalam tas.

"Ayo buruan dong".

"Sabar bentar dong, yap sudah ayo".

Jangan lupa untuk vote ya 😁😁

Putih Biru Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang