03 Baru tahu

0 1 4
                                    

Happy reading 😍😍

Saat itu aku langsung lari tergesa-gesa bersama Vito ke lapangan basket untuk berkumpul dengan siswa yang lain.

"Huh, akhirnya sampai juga kita Nina", ujar vito menghela nafas.

"Kamu kuat banget megang tangan aku tahu, sakit nih jadinya", ujarku sambil memegang tangan yang kesakitan.

"Eh maaf. Aku takut nanti kita terlambat lagi kayak tadi pagi", ujar vito sambil minta maaf.

"Iya udah dimaafin kok. Aduh... merah lagi tanganku", ujarku meraung.

"Kan aku udah minta maaf, kok kamunya masih meraung kesakitan sih?", tanya vito gelisah.

"Kamu kira dengan minta maaf, merah yang ada ditanganku bisa hilang gitu. Aneh kamu vito", jawabku ketus.

"Coba sini aku liat dulu tangan kamu deh", ujar vito sambil memeriksa tanganku yang merah.

"Oh kalau ini tangan kamu udah luka nih,harus segera diobatin. Untungnya, aku hari ini bawa plester luka. Sini aku pasangin", ujar vito sambil mengobati tanganku.

"Aduh... Sakit vito, kamu pasangin plesternya pelan-pelan dong. Biar akunya nggak makin kesakitan", ucapku sambil sedikit marah kepadanya.

"Iya, ini akunya dah pelan kok. Bawel banget sih kamu" sahutnya.

                           ❣️❣️❣️

Selamat pagi adik-adik. Pasukan saya ambil alih, siap gerak... Hari ini kalian akan mencari informasi tentang sekolah ini mulai dari berapa luas sekolah ini, berapa jumlah kelas yang ada seluruhnya, jumlah guru dan karyawan, serta nama kepengurusan OSIS tahun ini.
Nah sekarang kakak langsung saja bagi kelompoknya.

Setelah pembagian kelompok, ternyata aku satu kelompok dengan Vito. Beneran deh, aku gak pernah nyangka bakal bareng dia terus ntah kenapa. Karena dia tahu bahwa aku dengannya ternyata satu kelompok,dia langsung menghampiriku dan mengajakku untuk kerja bareng. Ya, awalnya sempat terbesit dalam pikiranku nggak deh keknya. Nggak aja gitu ntar disangka bareng terus dikira punya hubungan khusus lagi mending cari teman cewek lain atau sama netta gitu yang lebih cocok.  Tapi pas aku liat netta udah ada teman lain dan nggak ada ajak aku buat kerja bareng, kayaknya nggak ada pilihan lain selain kerja bareng sama Vito, lagipula nggak cuma kami berdua nanti cowok cewek yang bakal kerja bareng. Ah, sudahlah aku nggak punya waktu lama keburu Vito berubah pikiran juga.

"Kita kerja bareng yok, temanku yang lain udah punya tim yang lain. Disini yang aku kenal hanya tinggal kamu", ucap Vito dengan tampang sedih.

"Ya udah deh aku mau. Lagipula netta udah sama teman yang lain. Apa salahnya juga kalau kita kerja bareng", ujarku pasrah.

Kring... Kring bunyi bel sekolah pulang

Di dekat pagar sekolah, aku menunggu jemputanku. Dan tiba-tiba aku ditegur Vito yang sudah dijemput papanya.

"Eh na, kamu belum dijemput ya?"

"Belum nih, aku belum dijemput kak Nicky. Nggak tau juga sampai kapan," sahutku.

"Gimana bareng aku sama papa aja,kamu mau kan? Lagi pula kan kita satu komplek," ujarnya menawarkan diri.

"Hmm... Tapikan aku udah terlanjur bilang pulang bareng dia. Gimana dong?"

"Anak SMA kan pulangnya sore, kakak kamu gak ada bilang tadi pagi?"

"Oh iya, aduh aku kelupaan lagi".

"Udah kamu bareng aku aja, janji deh bakal selamat nggak bakal lecet, haha".

"Ya udah deh, nggak ngerepotin kan"

"Nggak lah kita kan searah, lagipula satu komplek juga"

Selama diperjalanan, aku dan vito hanya bercengkrama. Sementara papa Vito membawa mobil sambil fokus menatap arah jalanan yang ramai. Tapi hal yang baru aku ketahui dari Vito adalah dia orangnya asik dan nggak kaku. Sikap yang ada padanya mirip sekali denganku.

"Eh dikelas teman yang udah kamu tahu siapa aja?" Tanya vito memulai pembicaraan.

"Hmm... Dikelas teman yang udah aku tahu itu Netta, Siska sama Rina aja sih. Yang lain masih awal pertemanan."

"Kalau kamu gimana?"

"Kalau aku, teman yang baru aku temanin itu ada Andrew, Randika sama David. Soalnya teman-teman yang lain masih agak kaku juga kalau diajak kenalan".

"Iya juga sih, tapi namanya juga baru kan masih butuh adaptasi. Ada orang yang langsung cepat beradaptasi dan aada juga yang butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan lingkungan baru".

"Hmm tapi kalau aku sebenarnya orangnya malah suka bergaul mau kenal atau nggak ya aku temanin aja. Asal tujuan kita kan baik untuk nyari teman".

"Aku juga gitu, kalau orang mau gabung ya akunya welcome aja. Selagi niatnya baik apa salahnya kan".

Setelah lama bercengkrama, Vito memperkenalkan aku pada papanya.

"Pa, kenalin ini teman sekelas aku namanya Nina".

"Iya kenalin saya papanya Vito, Roby. Rumah kamu dimana nak?"

"Nina ini tetangga kita pa, cuma beda dua rumah aja kok. Tapi lebih duluan rumah kita,pa".

"Oh tetangga rupanya ya? Kok papa nggak tahu ya".

"Kita kan baru pindah dari Manado pa. Vito juga jarang keluar main sejak pindah kesini. Papa tau nggak ulang tahun aku sama dia itu sama pa".

"Hahaha beneran kamu? Benar ya Nina? Tanya Om Roby padaku.

"Iya Om, taunya pas kenalan disekolah semalam. Wah bisa colab buat acara ultah dong ya, kayak anak kembar gitu".

"Boleh juga tuh,pa".

"Yeay, udah sampai kita dirumah Nina".

"Eh, udah sampai ya. Nggak mau mampir,Om?

"Nggak papa Nina, lain kali aja soalnya Om juga mau lanjut ke kantor juga"

"Oh ok deh. Makasih ya Om Vito", ucapku sambil menyalami Om Roby.

"Hati-hati ya, Nina. Sampai jumpa besok".

"Iya, dah..."

Jangan lupa vote dan follow ya❣️❣️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Putih Biru Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang