si tulus yang tersakiti
Seharusnya ia tersenyum, seharusnya ia tertawa karena seharusnya ia bahagia.Namun justru kini ia hanya menjadi bayangan yang selalu dituntut untuk terus bersembunyi. Berbeda dengan orang-orang di meja makan itu. Mereka tersenyum, tertawa dan saling bercanda.
Tentu hal yang mustahil untuk dimiliki seorang Park Jimin yang hari ini telah menginjak usia 17 tahun. Tak ada yang tahu, lebih tepatnya pura-pura tidak tahu.
Seperti tahun-tahun sebelumnya Jimin akan pergi ke kedai kue sederhana lalu membeli kue tart untuk dirinya sendiri. "mau kemana kau?" Tanya yang tertua Seokjin.
"hanya mencarii udara segar".
Jawab Jimin diambang pintu. Ia sempat menoleh dan tersenyum, namun tak ada yang membalas senyuman itu. "berhentilah mencari perhatian, tak ada yang peduli padamu" sindir Yoongi, kedua tertua setelah Seokjin.
Jimin hanya diam, berusaha mengeluarkan kata-kata itu dari telinganya. "dia pasti berbohong, untuk apa orang mencari udara di malam musim dingin begini" ucap Taehyung, saudara ke-enam.
"mau kemana sebenarnya kau?" tanya Namjoon kesal.
Jimin tak menjawab, ia masih terdiam diambang pintu. "yakk. Jawab dasar kau anak haram" Jin menaikan nadanya.
Sudah tak kuat, Jimin memilih pergi tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Kaki panjangnya berlari dengan cepat. Meninggalkan neraka penuh kebencian.
Tiinn— Klakson mobil membuat Jimin menoleh. Sebuah mobil hendak menabraknya, Jimin dengan langsung menutup mata.
"apa.. yang terjadi?" saat kembali membuka mata mobil itu tidak ada. Ia masih selamat, ah apakah aku tadi berhalusinasi?
kriingg!
Lonceng pintu berbunyi, menampakan Jimin yang baru saja datang. "aiigo Jiminssi aku sudah memunggumu, kau ingin tart coklat? bagaimana dengan red velvet? ahh aku sudah menyiapkan lilin untuk ulang tahunmu" ucap Halmoeni yang selalu Jimin datangi.
"mengapa kau ada disini Jimin.. ini sudah bukan tempatmu"
Jimin tersenyum simpul "aku ingin coklat" balas Jimin. Halmoeni pun segera menyiapkan tart ulang tahun Jimin. Ia sudah tahu, karena setiap tanggal 13 Oktober pemuda itu akan datang sendiri untuk merayakan ulang tahunnya.
Halmoeni yang prihatin dengan senang hati menemani Jimin. Bahkan Jimim sudah ia anggap cucunya sendiri. "Inii diaa! Sekarang umurmu 17 tahun kan, aku sengaja menyiapkan lilin dengan angka umurmu"
"Tak usah repot-repot Halmoeni, ini terasa berlebihan" ucap Jimin.
"biarlah, tak perlu sungkan padaku"
"Hehehe baiklah"
"Nah, sekarang tiup lilinmu dan buat permintaan"
"permintaan?" Jimin terdiam.
"kau pasti punya harapan kan? cobalah memintanya untuk sekali ini" titah Halmoeni.
Yang berada dipikiran Jimin hanyalah saudara-saudaranya, ia hanya bisa berharap mereka menerima keberadaan Jimin.
Tetesan air terjatuh dari kelopak mata cantik Jimin, entah mengapa dadanya sesak. kali ini saja, biarkan aku berbahagia.
13.10.2020
sudut pandang Jimin (off)Bangtan Universe #2
[.....]
trailer 🙇🏻♀️💜
tonton yu!! 🥳
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG FOREVER ✔️
FanfictionHanya karena kelahirannya di dunia ini, Jimin menjadi dosa. "Young Forever- Jiwanya akan tetap muda walaupun ia sudah tiada". ⚠️ cerita berat. Sedikit mengganggu dan sulit dipahami oleh beberapa orang. ••• BTS cinema🍿 Sampul by -Big Hit Inspiratio...