Bagian 4.

541 34 10
                                    

Beberapa part dalam bagian kali ini terinspirasi dari salah satu scene dalam drama Goblin.

...

Flashback [ON]

"Ano ... Sakura-chan, apa akan baik-baik saja nanti?" Tanya gadis bersurai indigo panjang sepinggang pada gadis bersurai merah muda pendek di hadapannya.

Sakura mengangguk pada Hinata, "Mumpung Sasuke-kun masih ada di desa. Hanya ini yang dapat kita lakukan untuk membantu Tenten," lanjutnya. Pandangannya menatap Hinata yang masih ragu, kemudian beralih pada satu-satunya pria di ruangan itu yang mengangguk setuju seakan sudah siap.

"Baiklah. Aku juga takut karena sikap Tenten-san semakin mengkhawatirkan memikirkan Neji Nii-san," ucap Hinata akhirnya setuju.

Kini Sakura, Hinata dan Sasuke sedang menunggu Naruto yang berkata akan membawa Tenten ke tempat mereka berkumpul -Rumah Sakit Konoha- dalam rangka melancarkan rencana mereka untuk menghapus sedikit memori sahabatnya itu dengan bantuan Sharingan milik Sasuke.

"Ada apa ini? Kenapa kalian berkumpul disini? Naruto bilang ada hal penting yang ingin kalian bicarakan." Seseorang yang baru masuk ke dalam ruangan itu seketika menjadi pusat perhatian dari ketiganya. Benar saja, kantung matanya tampak berat dengan garis hitam yang menunjukkan kalau Tenten sudah menangis dan susah tidur sejak pemakaman Neji. Rambutnya yang biasa ia cepol juga kini diuraikan begitu saja.

(Brukk!)

Tenten terjatuh ke lantai dan segera dibantu oleh Hinata dan Sakura yang sudah mengantisipasi ini sejak awal. Tak butuh waktu lama untuk manik Hazel Tenten bertemu dengan Sharingan milik Sasuke sebelum seorang pun merespon ucapannya tadi.

"Saat ia sadar, sudah tak akan ada ingatan lagi tentang Neji dalam pikirannya. Tapi tetap saja, kita tidak bisa mengontrol hatinya. Jadi sebisa mungkin kalian jangan meninggalkannya sendirian sampai ia terlihat terbiasa," jelas Sasuke setelah Sharingannya kembali ke mode normal dengan nada bicara yang datar seperti biasanya.

"Arigatou na, Sasuke," ucap Naruto yang dibalas anggukan oleh sahabatnya.

"... Dimana ini?" Tenten tersadar setelah beberapa saat dipindahkan ke ranjang dan segera diperiksa oleh Sakura. "Sakura, Hinata, Naruto ... Sasuke? Apa yang aku lakukan disini?" Tanyanya beruntun, menandakan kalau Genjutsu milik Sasuke berlangsung lancar.

"Tenten-san, kau ada di Rumah Sakit Konoha. Kau dibawa kesini tadi setelah ditemukan pingsan oleh Naruto di jalan." Sakura memberi alasan dengan lancar karena telah mempersiapkan semuanya.

"Ah, begitu. Arigatou. Tapi sepertinya aku akan pulang saja."

"A-ano, Tenten-san. Aku akan mengantarmu," sergah Hinata ketika melihat Tenten yang ingin beranjak. Ia lalu membantu kekasih sepupunya itu untuk berjalan setelah mendapat persetujuan.

...

Malam datang, gadis yang sekarang lengkap dengan piyama tidur itu sudah duduk di tepi ranjangnya sekitar 30 menit. Pandangannya terus mengarah pada meja kecil di dekat lemarinya, seperti ada yang hilang dari sana. Ya, Hinata bahkan sudah menyingkirkan semua hal yang berhubungan dengan Neji dari kamar Tenten saat mengantarnya tadi karena si empunya rumah langsung bergegas ke kamar mandi.

"Apa yang hilang ..." Tanpa sadar sebuah ucapan lolos dari bibirnya. "Hilang? Kenapa aku berkata begitu? Apa benar ada yang hilang," lanjutnya semakin penasaran.

Belum habis rasa penasarannya tentang apa yang hilang tadi, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang sangat sakit di dadanya. Membuat nafasnya tercekat karena sedih yang begitu dalam ini. Tenten perlahan turun untuk kemudian duduk di lantai dengan masih menyandarkan punggungnya pada ranjang.

"Kenapa aku? Kesedihan apa ini?" Butiran airmata mulai membasahi pipi mulus Tenten. Tangannya mencengkram erat piyama pada bagian dadanya berharap rasa sakitnya bisa berkurang karena sejak tadi menahan isakan demi isakan yang ingin lolos dari mulutnya.

Tangisnya tak terbendung, Tenten merasa bingung karena airmatanya tak bisa dikendalikan sama sekali. Ia kemudian tersungkur ke lantai, meringkuk dalam kegelapan dan hanya diterangi oleh sinar rembulan yang menerobos masuk melalui jendela kamarnya yang terbuka.

"Tenten-san! Apa yang terjadi? Aku akan masuk!" Ucap suara dari luar Apartemen Tenten yang kemudian diikuti dengan masuknya si pemilik suara. Hinata dan Sakura yang dengan sengaja masih berjaga di kamar sebelah langsung berhamburan menghampiri Tenten setelah mendengar suara tangisan dari sini.

Manik lavender milik Hinata bergetar semakin khawatir melihat keadaan sahabat sekaligus kekasih dari sepupunya sekarang. "Byakugan!" Ia mengaktifkan Byakugannya untuk kemudian memeriksa aliran chakra Tenten. "Tidak bisa dilanjutkan, Sakura-chan. Aliran chakra menuju jantungnya semakin terganggu," ucap Hinata panik dengan alis yang bertautan.

Sakura, yang merupakan bagian dari Ninja Medis segera meletakkan tangannya pada kening Tenten setelah mendengar Hinata. "KAI."

Seketika tubuh Tenten melemah dan ia kembali pingsan dalam pangkuan Hinata.

Flashback [OFF]
...

Let This Love Find The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang