Chapter 2 - First Meet

10 0 0
                                    


Nessie melihat dirinya dari pantulan kaca panjang yang berada di kamarnya. Siapapun yang melihat Nessie saat ini pasti mengira bahwa itu adalah Nesya, kembarnya. Tak lupa untuk menyempurnakan penyamaran itu Nessie membuat titik kecil berwarna hitam tepat di dagu karena tahi lalat itulah yang membedakan dirinya dan juga Nesya. Selain itu, postur tubuh dan tinggi saudari kembar itu memang hampir sama, Nessie lebih tinggi 2 cm dari Nesya.

Di sekolah tidak ada yang mengetahui kalau Nesya itu mempunyai saudara kembar, kecuali Rinka dan Putri. Nesya sering membawa kedua temannya itu ke rumah, dan Nessie sesekali bertemu dengan mereka. Akan tetapi, Nessie yang memang susah untuk bergaul tidak sedekat itu dengan teman Nesya.

Kini Nessie sudah berada di depan gerbang, ia mengedarkan pandangannya ke tiap sudut sekolah. Namun, yang Nessie dapati hanya pak satpam yang sedang nikmat menyeruput kopi sambil membaca koran.

"Waduh, Neng kok telat sih. Acaranya udah mulai dari jam 7 tadi loh," ucap Pak satpam kepada Nessie.

Nessi semakin heran, ia mengecek jam yang bertengger ditangannya. Masih jam 7 lewat 15, tapi kenapa sekolah sudah sesunyi ini.

"Maaf pak, tapi ini kan bukan hari senin kok bisa jam 7 udah masuk?"

"Lah Neng nggak tau? hari ini itu hari ulang tahun sekolah, jadi semua murid disuruh datang sebelum jam 7 soalnya mau upacara."

Nessie hanya mengangguk mengerti mendengar penjelasan Pak satpam. Ia pun segera pamitan, dan masuk ke dalam halaman sekolah.

Sebelum melangkahkan kakinya lebih jauh lagi, Nessie menghentikan langkahnya. Karena di depannya kini terlihat semua murid dan guru-guru tengah berkumpul di lapangan dan bendera sudah akan dikibarkan oleh pasukan upacara.

Namun, bukan hanya itu yang membuat Nessie kaget. Rupanya, pakaian yang ia pakai berbeda dengan yang lain. Ia memakai pakaian yang dipakai untuk hari Rabu, sedangkan yang lain memakai pakaian putih abu-abu.

Dalam hati Nessie meruntuk kesal, kenapa Nesya tidak memberitahunya kalau hari ini adalah hari perayaan ulang tahun sekolah? Kalau tahu begini, ia akan memakai pakaian putih abu-abu dan bukan sebaliknya.

Untuk menyalurkan rasa kesalnya, Nessie pun berbalik arah, untuk menjauh dari tempatnya berdiri sekarang. Jangan sampai ada yang melihatnnya.

"NESYA KAMU KOK NGGAK BILANG KALO UPACARA SIH? MANA AKUBPAKE BAJU BATIK LAGI,!!"

Nesya yang menerima panggilan dari Nessie sontak kaget, rasanya telinga Nesya akan copot.

"Nes, lo mau bikin gue budek apa? Kenapa sih marah-marah?" tanya Nesya tanpa rasa bersalah.

"Kamu tuh ya, kenapa sih nggak bilang kalo hari ini upacara? Mana cuma aku lagi yang pake baju batik."

Mendengar itu, Nesya mulai mengingat kalau kemarin ketua kelas mengirim pesan di grup kalau hari ini adalah hari perayaan ulang tahun sekolah, dan Nesya lupa memberi tahu Nessie tentang hal itu. "maaf Nes, sebenarnya semalam gue mau ngasih tau ke lo. Cuma karena gue baru nyampe dan capek banget gue langsung tidur."

"Aku udah bilang kan dari awal ini tuh nggak bener. Baru hari pertama aja udah kena sial gimana coba kalo--" ucap Nessie yang terpotong karena Nesya menyela ucapannya.

"Iya nyaii, nggak usah ngomel-ngomel. Gue bakalan suruh Putri ngundang lo ke grup kelas deh."

"Terserah." Nessie pun menutup panggilan telepon sepihak.

Usai menutup mengakhiri teleponnya dengan Nesya, Nessie menaruh kembali benda pipih itu ke dalam tasnya. ia memutuskan untuk pergi dari sana, akan tetapi tiba-tiba ia melihat gumpalan asap yang berasal dari balik dinding di depannya. Dengan rasa penasaran, Nessie pun mendekat ke arah asap itu berasal.

Disana Nessie melihat seseorang yang tengah menghisap rokok dengan nikmatnya padahal ini kan masih pagi. Dari samping Nessie bisa melihat sosok itu, hidung mancung yang terpahat sempurna menghipnotis Nessie. Entah kenapa jantung Nessie berdetak dengan sangat cepat. Sebenarnya orang itu sudah menyadari kehadiran Nessie, bahkan ia bisa mendengar suara Nessi yang sedang menelepon dengan Nesya. Karena merasa jengah diperhatikan seperti itu, cowo itu pun menoleh ke arah Nessie dan ia memberikan tatapan tajamnnya kepada Nessie. Seolah-olah ia bertanya kepada Nessie kenapa ia melihatnya seperti itu.

Ditatap seperti itu, Nessie lalu memutuskan tatapan mereka. Lalu ia bertanya, "Kamu ngerokok?"

"Nggak, jualan seblak".

Cowo itu pun menjatuhkan rokok yang dihisapnya dan menginjak batang rokok yang sudah setengah. Lalu meninggalkan Nessie yang berdiam diri di sana.

"Nggak waras."

***

"Sya, lo nggak baca wa di grup semalam? Tumben banget."

"Iya tumben, biasanya lo kan yang paling rajin ngebales pesan di grup," tambah Putri menanggapi ucapan Rinka.

Sedangkan Nessie yang di ajak bercerita tidak menanggapi sama sekali, ia terlalu sibuk dengan pikirannya. Nessie terus memikirkan kejadian tadi pagi.

Bagaimana kalau cowok yang ia temui di rooftop tahu kalau dia berpura-pura menjadi Nesya?

Nessie yakin seratus persen kalau cowok itu mendengarnya mengingat jarak mereka sangat dekat, apalagi Nessie menelpon dengan suara toa nya yang bisa terdengar sampai puluhan meter. Sial, ini semua karena Nesya.

Nessie pun menghela napas dengan kasar, dan meneguk segelas air yang yang ada dihadapannya.

Kini mereka bertiga berada di kantin bu Neneng, tempat biasa yang Nesya dan kawan-kawan jajaki. Usai upacara tadi, Nessie langsung bergegas menuju ke kelas , belum sampai di kelas ia bertemu dengan Putri dan Rinka lalu mereka mengajak Nessie ke kantin.

"Nesya, lo sakit? Dari pagi lo aneh banget tau gak. Kebanyakan diam," ucap Putri sembari menyeruput minumannya.

"Hah? Aku eh Gue nggak apa-apa kok," jawab Nessie kikuk, karena dia belum terbiasa menggunakan kata gue-lo

Rinka mengeryitkan alisnya "iya nih. Hmm, gue curiga..."

Dibandingkan dengan Putri, yang paling peka dengan sekitar adalah Rinka. Dengan melihat gerak-gerik dari orang yang ada dihadapannya kini dia sudah yakin pasti ada yang tidak beres.

Merasa dicurigai Nessie pun gelalapan "apa sih, gue nggak apa-apa kok. Semalam gue lagi bantuin kerjaan bokap jadi yah nggak pegang handphone."

Nessie berharap alibi yang ia buat bisa dipercaya oleh Putri dan Rinka. Sedangkan Rinka yang mendapati jawaban Nessie tersebut menampikkan wajah yang tidak percaya.

"Gue, ke toilet dulu. Kalian ke kelas aja dulu, gue nanti nyusul."

Karena takut ketahuan Nessie pamit dan lekas pergi. Rasanya sangat aneh jika kedua teman Nesya itu terus-terusan curiga padanya.

"Put, lo nggak curiga sama Nesya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Three Month Be My Twin (@younee_hn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang