part 11

13 5 0
                                    

Happy reading guys

             ***********************

"Nando. Ada yang mama mau kasih tau sama kamu, kamu udah tau belum kalau...itu.." mama mau memberitahu rinando tapi masih ragu ragu

"Apa ma" tanya rinando

"Itu ariani kecelakaan"  jelas mama

"Mama ngak bohong kan sama aku. Jangan main main mah. Aku tau mama boongin aku karena rencana mama sama ariani kan." Kata rinando tidak yakin dengan wajah yang sedikit mulai khawatir

"Ini rencana mama kan!" Kata rinando dengan suara yang sedikit naik

"Untuk apa mama boong nak. Kalo gitu kita kerumah sakit aja sekarang. Jika kamu masih ngak percaya" jelas mama meyakinkan rinando

    *******************************

Rumah sakit

Ketika rinando masuk keruangan ariani. Ia sangat terkejut rasa khawatir rinando terhadap ariani sangat besar. Tetapi ia masih tidak mempercayai itu "ni. kamu ngak lagi boongin aku kan??"

Keadaan hening seketika. Detik demi detik tetap saja hening. Tiba tiba..

"Nii. Bangun ni, sekarang aku udah ada didepan kamu ini aku disini sekarang kamu bangun ya. Aku tau kamu kangen kan sama aku. Kamu telpon aku tapi aku ngak angkat karena sibuk dan sekarang aku disini kamu bangun ya" jelas rinando panjang lebar. Tapi percuma saja. Hasilnya nihil ariani tak dapat mendengarkan itu ia tetap tidak sadarkan diri

Rinando mengeluarkan air mata. Ia tak bisa menahan kesedihan ini. Ia prustasi      

Beberapa menit kemudian. Keluarga ariani masuk kedalam ruangan ariani. Dan rinando berusaha agar tak terlihat menangis. Ia menghapus bekas air mata nya. Ia tak mau dipandang lemah "bisa bisa gue di ledekin sama arina. Kalo gue ketahuan nangis"   

"Eh om darman. Kapan kesini nya om" sapa rinando yang melihat papa nya ariani.

"Tadi malem. Kamu apa kabar??katanya kamu juga baru sampe
dijakarta"

"Alhamdulillah baik om. Iya kebetulan tugas dipalembang sudah selesai"

Ya begitu lah mereka jika bertemu pasti mereka akan ngobrol panjang. Ya bicarakan apa saja. Mereka memang terlihat akrab. Semenjak papa nya rinando meninggal waktu umur rinando masih 8 tahun ia menjadi lebih dekat dengan om darman. Kata nya om darman sudah ia anggap seperti ayah nya sendiri.

"Kak nando udah berapa lama di palembang. Ina jarang banget liat kak nando, biasanya kan kak nando sering belajar bareng ke rumah ina"  tanya arina pada rinando

"Kenapa nanya nanya kamu kangen ya sama kakak" jawab rinando dengan menyembunyikan rasa sedih nya ia mengajak arina bercanda gurau

"Emang ternyata gak pernah berubah sikap ke ge-eran nya itu"  ucap arina.

"He.. bisa aja kamu na. Tapi emang benerkan kamu kangen sama kakak" ucap nya dengan tingkat percaya diri yang tinggi entalah apa yang dia makan selama di palembang

"Kakak makan apa di palembang sampe sampe tingkat kege-eran kakak itu meningkat" ucap arina yang sedikit malas dengan sikap rinando

"He..he .." rinando hanya menyengir

"Oh ya kakak bawa ole ole dari palembang nanti kamu kerumah kakak ya" kata rinando menawarkan

"Oo kalo itu mah siapppp" ucap arina dengan semangat

           ************************

Waktu pun terus berjalan. Tetapi keadaan ariani tetap sama saja tak ada perubahan.berada diantara hidup dan mati itu memiliki dua kemungkinan pada akhirnya yaitu ia akan hidup atau ia akan pergi untuk selama nya.akan kah ariani bisa melewati itu semua.

Bagaimana jika tidak. Apakah dia akan pergi di umur yang masih mudah ini.entalah,semua nya sudah ada yang mengatur. Keajaiban serta takdir yang sesunggunya lah yang akan menentukan itu.

.

.

.

.

.

.

"Dimana aku sekarang.. mengapa disini terlihat berbeda" ucap seseorang yang mengunakan gaun putih panjang. Ia kebingungan dimana ia berada sekarang.

"Ariani.." panggil seseorang

Perempuan yang menggunakan gaun putih itu menoleh kebelakang mencari sumber suara. Ya perempuan bergaun putih itu adalah ariani

"Nenek" ucap ariani ketika melihat orang yang memangilnya tadi adalah nenek nya dan ia langsung memeluknya.

"Nek.. kenapa ariani disini nek??ini tempat apa??kita dimana ayo kita pulang nek??" Ucap ariani dengan suara lirih sambil menangis

"Ani nenek tau kamu mau pulang kerumah. Tapi.... nenek ngak bisa ikut, nenek harus pergi" ucap nenek sambil mengelus kepala ariani dan menahan tangis nya. 

"Kalo nenek pergi apa ariani boleh ikut dengan nenek??"

"Kenapa kau mempertanyakan itu. Itu adalah pilihan mu jika kau memang mau ikut. Kamu boleh ikut pergi"

Ariani hanya mengangguk. Ariani menggengam tangan nenek nya dan mulai melangkah.

"Ani"sekali lagi seseorang memangil nama nya dan menghentikan langkanya.

"Reano. Kenapa kamu disini" ucap ariani ketika mengetahui itu adalah reano

"Apakah kamu sudah ingat dengan ku. Apakah ingatan kamu sudah kembali??" Ucap ariani sekali lagi dengan penuh pertanyaan

"Aku akan selalu ingat.ayo lah kau ikut dengan ku" kata reano sambil tersenyum pada ariani.

Lalu ariani melihat kewajah nenek nya. Meminta persetujuan dan nenek nya mengangguk dan berkata "kau lebih baik ikut dengan nya dari pada dengan nenek"

"Ikut lah bersama nya" nenek melepaskan gengaman nya dari tangan ariani dan ariani berjalan mendekat reano.

Lalu mereka pergi bersama. Entah kemana

        *************************

"Re..ano" kata pertama yang terucap dari mulut seseorang yang lagi koma sekarang. Tangan nya mulai bergerak perlahan, mata nya mulai membuka

"Dok pasien sudah sadarkan diri dari koma nya" ucap seorang suster

"Baik lah saya periksa dulu keadaannya" respon dokter

"Dimana aku sekarang. Kenapa aku ada di rumah sakit" batin ariani

"Alhamdulillah kamu sudah sadar dari koma" ucap dokter itu

"Saya koma dok?. Dimana keluarga saya?" ucap ariani yang masih kelihatan lemas

"Keluarga kamu sebentar lagi datang. Kamu tunggu dulu disini. Saya mau periksa pasien yang lain"-dokter

"Baik"-ariani

Dokter itu pun keluar dari tempat ariani.

       **************************

"Apakah aku tadi benar benar bertemu dengan reano atau, cuma mimpi ku saja"

Bagaimana jika nanti aku tak bisa ketemu dengan reano lagi. Ahh sudah lah aku pusing.

Rinando belun pulang juga sesibuk itu kah dia sampe sampe aku sakit aja ngak jengekutin.

Muka ariani memanyun,cemberut, sedih. seharus nya ariani buka mata itu setidak nya ada keluarga nya ini, satu pun ngak ada.

"Boseñ" kata ariani sambil melihat sekeliling ruangan ia sendirian didalam. Menunggu agar ada seseorang yang mebuka pintu untuk menemani nya namun Belum ada yang masuk untuk menjenguk nya.

              *********************

Dan akhirnya ariani sadar juga dari koma nya.

Mau tau kelanjutannya

Tunggu chapter selanjutnya ya

See you next chapter



My  LovE  StorY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang