usaha

22 2 1
                                    

"na tunggu" Angga jalan cepat mengejar keana.
"NAA, GUE GAK BAKAL BERHENTI SAMPAI GUE DAPAT" kata katanya berhenti karna kemlihat keana yang membalik badannya
"mau lo apa"
"kalo sekarang ikut lo"
"percuma gak bakal gue anggep lo ada"
"gpp yang penting gue sama lo"
"..." keana hanya diam, dan menunjukan muka malasnya lalu meneruskan jalannya.

Hingga di dalam bis keana tak menghiraukan angga, dia asik dengan lagu sedunya. Angga melihat wanita itu dengan ceria, menatap wajah sederhana keana tanpa make up dengan rambut sebahu dan poni di bawah alis.
Mereka turun dari bis dan menyusuri trotoar hingga sampai di toko buku tua. Angga kebingungan kenapa mereka datang kesini, tapi tidak dengan keana wajahnya sangat ceria menyapa kakek penjaga toko buku tua itu.

"siang kek, ana datang"
"ana akhirnya, kenapa kamu jarang kesini " kakek nur menjawab dengan terbata bata, ya karna umur kakek nur sudah sangat tua.
"maaf kek ana sibuk karna sudah tahun akhir"
"kamu tidak sekolah biasanya kamu datang sore sebelum toko tutup, sekarang kau membawa pacar baru?"

Keana terkejut dengan pertanyaan kakek nur, yang dia maksud adalah angga. Dia lupa bahwa angga mengikutinya dari tadi.
"siapa kek, ana sendiri kesini" angga hanya bisa tersenyum karna melihat wajah keana yang panik menjawab pertanyaan kakek nur, diapun meneruskan kata kata keana.

"Bukan pacar kek, tapi saya lagi usaha"
"Percuma" jawab keana sambil mencari buku
"Gak ada yang percuma kalau usaha"

Hari semakin sore angga merasa bosan di toko buku tua itu, dia pergi keluar untuk membeli makanan. waktu angga kembali keana sudah tak ada dia sudah pulang duluan, karna dia bingung diapun bertanya pada kakek nur yang akan menutup tokonya.

"kek, keana sudah pergi?"
Ya dia baru saja pergi, mungkin belum jauh jawab kakek sambil menarik pintu besi tokonya.
Ah begitu, ini saya ada makanan ini buat kakek. Angga memberi makanan yang tadi dia beli memang khusus untuk kakek nur
Terima kasih nak, kamu anak yang baik semoga ana menyadari itu
Ah terimakasih ke, saya akan berusaha angga tersenyum lebar dan mulai pergi mencari keana yang mungkin belum jauh.

Tak lama dia melihat gadis yang sedang menundukkan kepalanya, ya itu keana dia terlihat sedang menangis. Angga bingung dan segera menghampiri keana.

"Na lo kenapa?" Tanya angga panik melihat keana menagis
"Ngapain lo disini "
"Gue cariin lo, lo kenapa"
"Bukan urusanlo!" Keana pergi meninggalkan angga dan langkahnya tiba tiba berhenti ketika andi di hadapannya. Ya andi adalah cowok yang telah menghancurkan hati keana dan membuat keana takut dengan jatuh cinta.
Dari jauh angga melihat keana dengan cowok yang tidak dia kenal, diapum menghampiri keana dan mencari tau siapa cowok yang sedang bersamanya. Sebelum sampai pada keana dia melihat mereka berdebat, angga berlari ketika melihat tangan lelaki itu hampir menampar wajah keana.
"Lo siapa" Tanya andi sambil menatap tajam mata angga
"Lo mau ngapain?" Angga menatap mata andi sambil memegang tangannya
"Bukan urusan lo, emang lo siapanya keana hah?"
"Gue pacarnya kenapa?" Suasana menjadi hening, keana terkejut dan langsung menarik angga hingga jauh dari andi.

"Lo gak perlu ikut campur urusan gue" tegas keana yang membelakangi angga.
"Tapi gue gak suka liat lo nangis, siap cowo tadi? "
"...." keana hanya diam dan meninggal kan angga.

Angga tau siapa lelaki itu, pasti dia laki laki yang sudah menghancurkan hati keana. Angga tak mengejarnya karna dia tau itu akan membuat masalah semakin ruyam. Keana pulang sendiri dia benar benar tidak di ikuti angga, itu membuatnya merasa lega. Sesampainya di rumah dia mendapat telpon dari angga, ya itu telpon pertama dari angga. Keana mematikan panggilan masuk dari angga, tapi angga terus menerus menelpon keana.

Karna selalu di tolak angga merasa tidak tenang, dia ingin memastikan keana dalam keadaan baik baik saja, diapun langsung pergi kerumah keana.
Telpon keana berdering lagi, karna sudah muak kali ini dia mengangkat telpon dari angga.

"lo kenapa sih suka banget ganggu gue"
"lo dimana sekarang"
"di rumah"
"syukurlah, gue di depan rumah lo"
"what, ngapain si lo balik sana"
"gue kira lo belum balik, jadi gue khawatir"
"apasi gak jelas" keana mematikan telponnya dan mengintip dari jendela kamarnya memastikan yang di katakan angga itu bohong kalau dia ada di depan rumah, tapi nyatanya angga benar benar ada di depan rumahnya.

Esok paginya angga menelpon keana karna dia sudah ada di depan rumahnya, keana yang lagi bersiap mengangkat telpon dari angga.
"halo na, lo berangkat bareng gue ya"
"hah, nggak gue bareng bang rio"
"..." angga tidak menjawab, dan saat dia ingin bicara keana sudah mematikan telponnya. Perasaan angga sedikit senang karna keana tidak menolak telponnya, tapi dia harus berusaha lagi agar keana mau dengan ajakannya.

Di sekolah angga melihat keana yang berada di kelasnya sendiri dengan novel dari toko buku tua waktu itu. Memang dari dulu angga jarang melihat keana di kantin. jadi sekarang dia bergegas ke kantin untuk membelikan keana makanan.
"nih na" sambil menyodorkan seporsi cilok kesukaannya
"..." keana hanya diam menatap angga sebentar dan kembali fokus pada novelnya
"di makan na"
"lo aja"
"kan gue belinya buat lo"
"biar"
"hah biar?, gue bingung na"
"biar lo bisa deketin gue, yakan itu yang lo mau"
"iyasih, tapi kan kita sekarang temen"
"makasih, lo aja yang makan "
Angga beranjak dari kursinya lalu pergi, tiba tiba langkahnya berhenti dan dia kaget dengan ucapan keana.
"btw, lo bukan temen gue. Dan berhenti ganggu gue datang ke rumah gue, dan mending lo belajar dari pada buang waktu gangguin gue"
"..."angga hanya diam, tapi dia tidak menyerah untuk mendapatkan keana.
"gue pergi dulu na "
"..." keana hanya diam dan tidak menghiraukan angga dan dia berusaha fokus pada novelnya.

"lo pasti bakal jadi milik gue na mungkin bukan sekarang tapi liat aja nanti" gumam angga dalam hati sambil melihat keana yang fokus hanya pada novelnya dan lalu anggapun pergi.









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

philophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang