Namaku Azyla Kairani. Mulai tahun ini dan lima tahun kedepan aku akan tinggal di asrama.
Aku anak terakhir dari empat bersaudara dan aku satu satunya yang tinggal di asrama.
Sekarang aku sedang dalam perjalanan ke asrama baru ku. Aku pergi dengan 3 kakak ku. Orang tua ku dapat pekerjaan di Brussel. Makanya, aku putuskan untuk sekolah asrama.
Setelah menempuh perjalanan, aku sampai di asrama. Asrama ini tinggi, 6 tingkat asrama putri. 6 tingkat asrama putra. Tiga tingkat gedung sekolah.
Akhirnya aku sampai di ruang kepala sekolah bersama kakak ku, kak Diza.
Tok tok tok
Kak Diza mengetuk pintu.
"Masuk" jawab seseorang dari dalam ruangan.
"Selamat datang, Azyla ya?" tanya nya.
"Ya bu"
Datang seorang perempuan yang kira kira sebaya denganku dari arah pintu yang berlawanan dengan pintu masuk ku.
"Keyza, antar Azyla kekamar nomor 5 kelas tujuh ya" kata kepala sekolah tersebut. Kalo aku ga salah ya mereka memanggilnya dengan Ma'am Lesy.
"Ya ma'am, azyla yuk" ajaknya.
"Ya, kakak balik ya, see you my littlely. Permisi ma'am" kakak membungkuk sedikit setelah kepala sekolah mengangguk.
Aku mengikuti keyza ke asrama putri di sebelah barat gedung sekolah. Ia mengantarku ke lantai dua, kamar nomor 5.
"Kita sekamar, nama ku Keyza, panggil saja Key" ia menjulurkan tangannya ketika kami sudah masuk kedalam kamar. Ada 4 ranjang yang berhadap hadapan. Ranjang ku tepat disebelahnya key.
"Namaku Azyla, panggil saja Zyla. Ohh ya? Yang dua lagi mana?" aku membalas ulurannya.
"Sedang jalan jalan, oh ya, nakas ini bisa kamu jadikan apa saja. Kami, maksudku aku, Viera, dan Anila, teman sekamar kamu, menjadikan nakas tersebut sebagai tempat buku yang kami pinjam dari library asrama" jelasnya.
Ia membuka pintu yang ada di samping ranjang ku. Aku cukup terkejut saat melihat ternyata itu lemari.
"Baiklah" jeda "Ini perlengkapanmu, rok dongker untuk hari senin, hijau hari selasa, coklat hari rabu, training hari kamis, biru hari jum'at, dan hitam hari sabtu" ia mengabsen baju yang ada di dalam lemari tersebut. Aku menganggukkan kepala saja dari tadi.
"Untuk hari minggu, kamu bisa pakai baju bebas karena hari itu libur dari pagi hingga sore karena malamnya akan berkumpul di masing masing aula asrama"
Wajar aku masih ga tau apa apa karena aku masuk dua bulan setelah hari pertama sekolah. Dan sekarang hari minggu.
"Hai Key"sapa perempuan yang baru masuk.
"Hai Vi, kita kedatangan teman sekamar baru" ia menunjuk diriku.
"Hai, namaku azyla, panggil saja zyla" aku menjulurkan tangan. Tersenyum.
"Hai, nama ku Vierani, panggi saja Viera. Senang kamu menjadi teman sekamar" Ia membalas uluranku. "Oh ya, tadi anila menyuruhku untuk memanggil key, kamu ikut?" tanyanya.
"Maaf, tapi Aku harus membereskan barang barangku dulu"
"Baiklah akan kami bantu"
◍◍◍
Sekarang kami berada di pinggir danau. Lebarnya sekitar 2 meter dan diseberang sana ada papan sasaran panah.
Ternyata ia mengajak kami untuk memanah.
"Hai Anila" sapa key dan viera.
"Hai Key, hai Viera, ini?" tanya anila
"Hai, namaku azyla" aku memperkenalkan diri.
"Sekamar" sahut Viera. Anila mengangguk.
"Hai, namaku aynila, senang menjadi teman sekamar" Anila mendelik ketika Viera mengambil alih busur ditangannya.
Awalnya aku kira Viera memanah asal karena ia membidik ke atas langit tepat 160°. Tiba tiba saja anak panah itu hilang. Hilang memang benar benar hilang. Bukan jatuh atau nyangkut.
-----------------------------------------------------------------
Gimana sama prolognya??
Bagus ga ya??
Soalnya aku baru pertama kali hehe..Lanjut ga??
Yaudah sampai situ dulu.. Insyaallah aku lanjut besok..
Salam, adelia
KAMU SEDANG MEMBACA
smile behind the wound [Proses Revisi]
Teen FictionAzyla, anak kelas tujuh yang tinggal asrama ingin mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi di asramanya. Bukan, ini bukan sepenuhnya tentang azyla, bukan pula tentang asramanya. Cerita tentang kakak kelasnya yang sangat ceria plus hiperaktif. Tapi...