Happy reading...
Typo bertebaran tuh, tapi kalo ga da syukur deh
-------------------"Hey Zyla, ayoo bangun," sudah setengah jam Key, Anila, dan Viera membangunkan Azyla tapi tetap saja gadis berponi itu setia memeluk gulingnya.
"Zyla, 20 menit lagi terlambat lho.. Masa iya hari pertama kamu terlambat" Viera mengguncang bahu Azyla.
"APA? Dua puluh? Kalian udah sarapan?" belum ia mendapat jawaban udah lebih dulu berlari ke kamar mandi. Mereka hanya menggelengkan kepala saja melihat tingkah Azyla.
"Eeh, dia sekelas sama kita lhoo" Anila menyahut. Ia dari tadi memainkan tabletnya.
"Iya lah Aynila, kita kan sekamar, gimana sih?" Viera dibuat kesal sendiri.
Tak lama Azyla keluar dari kamar mandi, ia sudah mengenakan seragam hari seninnya.
"Yaudah yuk" ajak azyla setelah ia menyiapkan perlengkapan untuk pagi hingga sore nanti. Sebenarnya cuma alat tulis dan buku tulis doang isi tasnya.
"Yuk"
"Di kantin sekolah aja lah, biar cepat dan langsung keperpustakaan ngambil buku Zyla" Viera mengajak kami ke kantin sekolah.
Kantin sekolah itu cuma ada satu. Di lantai bawah. Kantin yang cukup luas jika dibandingkan dengan sekolah lamaku.
Saat ini kantin ramai banget. Mungkin mereka lagi nunggu bel masuk.
"Biar aku yang pesanin yah" tawar Anila lalu berjalan meninggalkan mereka.
"Eh, bukannya tadi kalian bilang tinggal 20 menit lagi. Tapi kok belum bel?" tanya Azyla saat mereka sudah mendapat meja yang kosong. Berada di pinggir dengan enam kursi.
Viera cuma nyengir, "dua puluh menit jalan dari kamar ke kelas"
Key mengangguk sambil nyengir.
"Bantuin kenapa?" tanya Anila yang kesusahan membawa empat sarapan plus empat minuman. Bawanya di nampan kok, tapi tetap aja susah.
Langsung Key, Viera, dan Azyla mengambil piring sarapan dan minum mereka masing masing.
"Nah, gitu napa?" ujar Anila saat ia sudah duduk di sebelah Viera.
"Bilang makasih kek" Viera mengingatkan. Setelahnya nyengir sendiri.
"Idih, kok aku yang bilang? Kan itu punya kalian. Ya kalian dong yang bilang makas--" ucapan anila dipotong oleh laki laki yang kini berdiri di depan mereka.
"Boleh gabung ga?" tanyanya sedikit kikuk.
"Sorry ganggu, tapi kursi lain udah penuh semua, boleh yaaa..." ujar laki laki yang ada di sebelahnya memelas.
"Boleh, gabung aja gapapa," kata Azyla. Anila, Viera, dan Key mengangguk.
"Thanks," ucap keduanya. Mereka berempat mengangguk.
"Aku Vega dan ini Rigel" Vega yang duduk di sebelahnya Viera memperkenalkan.
"Hai, aku viera, yang disebelah aku anila, yang di sebelah.. Rigel?" Viera memastikan. Rigel mengangguk. "Itu Azyla, yang disebelah nya Zyla Keyza" sambungnya.
"Kelas akademik ya?" tanya Vega sambil memakan rotinya.
Viera dan yang lain mengangguk "kelas 7 seika II," lah, sepertinya ini sesi tanya jawab Viera dan Vega
Di sekolah ini, ada dua bagian kelas, akademik dan non akademik. Kelas akademik dinamakan dengan Seika ada tiga kelas masing masing tingkatnya, sedangkan non akademik dinamakan Safwana ada tiga kelas juga.
"Kalian? Akademik juga?" tanya Azyla.
"Iya, kelas 7 seika II. Sekelas" jawab Vega. Dari tadi Vega saja yang menjawab. Rigel paling juga hanya mengangguk saja.
"Vega, Rigel, kami duluan yah, mau ngambil buku dulu" Anila berdiri dari kursinya.
"Murid baru ya?" tanya Vega.
"Bukan aku, Azyla" Anila berjalan keluar kantin diikuti tiga lainnya.
✿✿✿
Mereka sampai di perpustakaan yang letaknya di lantai satu juga, dekat dengan kantin tapi bisingnya kantin ga sampai kedengaran di perpustakaan.
Mereka langsung mencari buku paket untuk pelajaran hari ini dan menulis di daftar buku.
Setelahnya mereka langsung saja ke kelas 7 seika II karena bentar lagi bel masuk.
Tepat ketika mereka sampai di kelas bel masuk sudah berbunyi. Untunglah mereka tidak terlambat.
'Aku seperti mengenalnya, tapi mengapa aku tak ingat siapa dia?' Batin azyla
--------------------------------
Yuhuu..
Aku up nya jam 00.40 malam lhoo yaa..Vomment dongg...
Gimana gimana chapter satu nya...
Ok lha sampai situ aja.. Aku ngantukk 😪😪
Salam,adelia
KAMU SEDANG MEMBACA
smile behind the wound [Proses Revisi]
Teen FictionAzyla, anak kelas tujuh yang tinggal asrama ingin mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi di asramanya. Bukan, ini bukan sepenuhnya tentang azyla, bukan pula tentang asramanya. Cerita tentang kakak kelasnya yang sangat ceria plus hiperaktif. Tapi...