P U D A R -4-

1.1K 97 3
                                    

Pagi ini tidak ada jam pelajaran disekolah, jadi Naruto lebih memilih untuk menyibukkan dirinya di rumah bersama beberapa novel kesukaannya yang bertemakan action. Kebetulan sekali Hinata sedang sibuk dengan genk-genk osisnya, jadi ia punya sedikit waktu untuk bersama novel-novel lama ini.

Ddrrt-drttt

Ponsel Naruto berbunyi, sebuah pesan masuk dari Hinata.

From : Hinata-chan

Naruto-kun, apa Naruto-kun sibuk?  Aku sudah pulang.

Kedua bola mata Naruto melebar ketika membaca pesan singkat dari Hinata. Perasaannya menghangat.

To : Hinata-chan

Baiklah hime, aku akan menjemput mu.

Naruto bergegas cepat turun dari ranjangnya, hari masih pagi, bahkan baru jam 9. Naruto tidak menyangka kalau rapat osis itu akan selesai hanya dalam waktu 3 jam.

Naruto meraih kunci motornya, sedikit berlarian ia pun menutup pintu rumah lalu menguncinya. Tidak memerlukan waktu lama untuk memanaskan mesin motor, sekitar 5 menit motornya kini telah melaju meninggalkan halaman rumah nya.

* * *

"Kau tidak mau ikut makan bersama kami Hinata-san? " Seorang gadis bertanya pada Hinata yang sibuk memainkan ponselnya di dekat gerbang sekolah. Hinata hanya menoleh sekilas, lalu kembali fokus pada ponselnya.

Sedangkan sosok gadis yang merasa dicuekkan hanya bisa mengumpat dalam hati, toh Hinata adalah atasannya di organisasi ini. Jadi gadis itu punya hak untuk sombong dan merespon siapa saja yang ia mau. Faktanya sifat angkuh itu tidak akan pernah hilang dari gadis bersurai indigo itu.

Brumm...  Brummm...

Mendengar suara motor yang sangat familiar membuat Hinata segera menolehkan kepalanya, wajahnya melempar senyum tipis ke arah Naruto yang kini sudah benar-benar berhenti di hadapannya. Dengan tatapan penuh arti iapun menerima sondoran helm yang diberikan oleh kekasihnya itu.

"Pulang pakai motor saja sombongnya sudah tingkat dewa... Cih! " Entah sadar atau tidak desisan gadis itu terdengar sampai ke indra pendengaran Naruto yang baru saja hendak menyalakan mesin motornya. Safirnya diam-diam melirik takut ke kaca spion memperhatikan Hinata yang ternyata masih sibuk menunduk, mungkin sedang memainkan ponselnya.

Setidaknya itu membuat Naruto bisa bernapas lega, itu berarti Hinata tidak mendengarnya.

"Naruto-kun, kita makan dulu yuk. Di restoran ayam BBQ itu loh." Hinata sedikit meninggikan suaranya karena jalanan kini sedang ramai dengan kendaraan. Takut jika Naruto tidak mendengarnya.

"Iya hime, tapi masalahnya. Restorannya buka pukul 5 sore setiap hari sabtu," jawab Naruto juga ikut meninggikan suara.

Hinata melirik arloji ditangannya, sekarang baru jam 10 kurang. Berarti masih 7 jam lagi untuk restoran itu buka. Dahi Hinata mengkerut bertanda kalau ia sedang berpikir, kira-kira mau mereka habiskan untuk apa ya waktu yang tersisa sebelum pergi makan ke restoran.

"Bagaimana kalau kita main ke rumahnya Naruto-kun?!" tanyanya sedikit menuntut.

Naruto yang mendengar itu tersenyum, iapun mengangguk patuh. Bisa apa ia jika Hinata sudah meminta dengan nada seperti itu? Jika ia tolak, bisa-bisa Hinata akan merajuk dan tidak akan menegurnya selama 2 minggu seperti waktu itu. Naruto tidak mau jadi bodoh karena harus mengulangi kesalahan yang sama. Yang benar saja.

...

Brukkhh!

Tanpa rasa malu Hinata menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang empuk milik kekasihnya. Memeluk guling disana lalu menghirup aromanya sejuk, Hinata terasa sangat nyaman tiduran di kasur ini. Sedangkan Naruto, pemuda itu sedang berada di dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Serasanya sudah selesai Naruto pun segera keluar dari sana,  lagi-lagi ia tak bisa henti untuk terus melempar senyum ke arah gadisnya yang tengah bermanja dengan guling-guling itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

P U D A R | SellowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang